Perasaan keduanya

3.2K 366 23
                                    

Sasuke berteriak seperti kesetanan, saat Sesampainya di rumah sakit, rasa kesalnya memuncak akibat kelakuan salah satu sahabatnya yang kekanakan itu.

Setelah Naruto di tangani dokter tak lama teman- temanya datang kecuali Neji.

Sasuke menggeram marah, karna teman seperjuangannya dari sd itu begitu menyebalkan dan kekanakan.

Neji memilih melemparkan egonya, saat ini calon istri dan bayinya tengah di rumah sakit gara - gara kelakuan kekanak- kanakannya.

Kalau begini jadinya tadi dia biarkan saja Naruto menyentuh rambutnya, dengan terburu- buru Neji segera menaiki motornya dan berlari ke arah rumah sakit terdekat, tak berselang lama Neji sampai di rumah sakit, dan menemukan teman- temanya tengah mondar mandir dengan gelisah.

Neji baru saja datang Sasuke langsung menarik kerah bajunya dan membenturkannya pada tembok.

"Dengarkan aku, dia saudara iparku, jika terjadi apa - apa padanya aku tak segan- segan menggantikanmu menjadi ayah dari anakmu, camkan itu Hyuga. "

Neji hanya diam, ia berusaha tenang dalam keadaan seperti ini jangan sampai ia juga ikut terpancing hanya gara - gara hal sepele.

''Jangan Emosi Sasuke, dia akan baik- baik saja, dan satu lagi aku takan pernah melepaskan tanggung jawabku mengerti. "

Sasuke tertawa sinis dia melepaskan tangannya dari kerah baju Neji.

"Seharusnya aku yang bilang begitu, kenapa kau Emosi itu bukan ke inginan Naruto tapi ke inginan darah dagingmu. "

Shikamaru akhirnya maju, dan menangkan keduanya.

"Jika kalian ingin berkelahi pergilah ke ranjang ini di rumah sakit. "

"NAJIS. "Jawab keduanya serempak.

"Syukurlah kalau kalian normal. "Ucap Shikamaru, tapi tak lama Naruto keluar dari ruang inapnya dan berteriak dengan kesalnya.

"Kenapa kalian ribut sekali, aku mau tidur juga susah. "

Orang - orang di situ pada melongo dan berkata.

"Naruto bukankah tadi kau pendarahan. "Tanya Kiba.

Naruto tertawa iblis sekaligus kesal, karna kebodohan teman- temanya ia di ceramahi Nenek tua awet muda itu.

"Saking pintarnya kalian tak bisa membedakan, antara obat merah dan darah. "Ucap Naruto kesal.

Dan teman-temannya langsung menahan kekesalanya, saat Naruto mengangkat kedua tangannya dan berkata.

"Maaf..... Gak sengaja hihi.... "Ucap Naruto yang langsung lari menghindari amukan masa, Neji sedikit kesal tapi dia malah tersenyum simpul .

"Sudah kuduga bocah tengil itu. "

Naruto menikmati eskrimnya dengan hidmat, tidak peduli dengan ocehan super cerewet dari teman-temannya.

Karna gemas Sakura dan Ino menarik pipi tembem Naruto, membuat wanita itu meringgis.

"Naruto!! "

"Apa sih main tarik aja. "Omel Naruto, sambil mengusap kedua pipinya yang merah.

"Kau tidak dengar perkataan kami. "Ucap keduanya kesal.

"Dengar kok!! "Ucap Naruto mencoba mengelak.

"Kami tidak yakin, karna dari tadi kau lebih tertarik pada eskrimu. "

"Aku dengerin, dari tadi kalian ngomeliku sampai kupingku terasa berdengung. 'Balas Naruto agak kesal, tiba-tiba Neji menarik kerah baju Naruto dari belakang dan segera pergi meninggalkan teman-teman mereka.

"Hei.. Apa yang kau lakukan kuntilanak. "Omel Naruto yang tidak terima karna perlakuan tidak biasa dari si rambut sampo itu.

Neji Tidak banyak bicara, dia Tetaplah diam dan mempertahankan wajah datarnya sehingga Naruto ingin sekali merobek wajah datar pria itu.
Dan menjadikannya kesed selamat datang di rumahnya.

Naruto diam dia tak berniat membuntuti lagi pria itu, Neji yang sadar jika Naruto tidak membuntutinya berbalik lagi dan menarik lengan Naruto dengan lembut.

"Jangan diam seperti patung pancoran, ayo ikut aku secara baik-baik! "Ajak Neji dengan mata yang menyorot tajam ke arahnya.

Naruto masih kesal pada pria itu dan tetap diam tak mau bergerak.

"Jangan membuatku kesal, jalan suka rela atau kuberi hukuman di sini. "Ucap Neji tak mau di bantah.

"Aku bilang tak mau. "Rengek Naruto tak ikhlas dengan paksaan Neji.

"Aku sudah bilang jangan menolak. " ucap Neji mengingatkan.

"Neji Hyuga. "Ucap Naruto kesal dan ingin menancapkan kukunya di wajah datarnya itu.

Neji tidak terpengaruh dengan tatapan itu. Dia mendekatkan wajahnya ke wajah Naruto dan mengecup ujung bibirnya pelan.

"Ada Eskrim yang menempel. "Ucap Neji sambil menarik lengan Naruto, agar dia mengikutinya.

Sedangkan Naruto dia memegangi jantungnya yang terasa meledak seperti popcorn.

Neji membawa Naruto ke sebuah bukit yang rindang dengan pepohonan, dari bukit tersebut dapat melihat pemandangan seluruh kota Konoha dengan jelas.

Naruto mengedipkan matanya beberapa kali, sampai tak sadar jika Neji memperhatikan wajah Naruto dari samping.

"Kau suka? "Tanya Neji yang akhirnya angkat bicara.

"Ya. Aku tidak tahu Jika ada tempat seindah ini. "Ucap Naruto dengan tulus dan wajahnya terlihat  bersinar.

"Ya Syukurlah, karna lusa kita akan menikah, dan seharusnya sekarang kita Fiting, tapi gara-gara kelakuan konyolmu  hampir saja  batal. "

Naruto menatap Neji, dan berkata.

"Seharusnya kau suka, jika aku keguguran dan pernikahan kita di batalkan". Tanya Naruto pada Neji. Tapi pria itu  hanya menatap Naruto lalu berkata.

"Meskipun begitu, aku akan tetap menikahimu.  Karna aku tak akan tanggung jawab setengah-setengah."jawab Neji tegas.

Kalau jawaban Neji seperti itu membuat Naruto merasa aneh sendiri, sehingga memalingkan wajahnya ke arah  kota konoha yang terlihat dari bukit.

"Hei kau tidak pegal berdiri terus di situ. "Ucap Neji yang sudah duduk di atas rerumputan.

"Aku ngantuk boleh pinjam pahamu. "Ucap Naruto pada Neji.

Pria itu menjulurkan kakiknya sambil bersender ke pohon, dan bergumam dan tak lama Naruto  tiduran di paha Neji. Dan tak lama keduanya terlelap dalam posisi masing-masing. 

Tak lama kemudian, Neji terbangun dan melihat  ke arah wanita yang tertidur sambil memeluk pinggangnya. Kakinya terasa pegal makannya ia tak bisa tidur dengan nyenyak.

Neji tersenyum tipis dia mengusap rambut pirang Naruto, dan membungkukan tubuhnya ke arah Naruto yamg tengah terlelap.

Entah semenjak kapan, ia jadi sangat suka beduan dengan wanita ini, dan tak ingin ada ganguan dari yang lainya ia mendekatkan wajahnya ke arah wajah Naruto  dan Mata itu terbuka saat jarak mereka tinggal beberapa cm lagi.

Keduanya saling tatap hingga  Neji menarik wajahnya kembali dan Naruto segera bangun dia duduk sambil membelakangi Neji tangan kananya ia taruh di dadanya untuk merasakan  detak jantungnya yang kian menggila.

"Naruto. "Ucap Neji setelah sekian lama dalam keheningan, Naruto melirik ke arah Neji, tapi saat itu juga pria itu mengecup dahinya pelan dan membuat Naruto melongo tapi tak berlangsung lama, ia dengan  berani menyatukan bibirnya dengan bibirnya Neji untuk satu kecupan manis.

"Ayo pulang, sudah sore. " ajak Naruto, dia berdiri sambil menepuk-nepuk roknya yang di pakai duduk tadi di rerumputan dan Neji menggenggam tangannya Naruto dan memasukannya kedalam saku.

Mereka berjalan beriringan.

"Kita berjumpa lagi lusa, dengan status  yang berbeda. "

I'm Pregnant. (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang