Matahari telah menampakkan sinarnya. Seorang gadis masih bergelut di bawa selimut tebalnya, enggan untuk beranjak padahal jam sudah menunjukkan angka 07:25. Lima menit lagi gerbang sekolahnya akan ditutup yang artinya ia akan terlambat.
Entah sudah berapa kali alaram ponselnya berbunyi, namun ia sama sekali tidak terusik.
Kringg kringg
Alarm dari ponselnya berbunyi kembali. Perlahan ia mengerjap-ngerjapkan matanya. Dirainya ponsel yang berada di sebelah kanan di atas nakas.
Mata indahnya membulat kala menyadari ia kesiangan. Tampa membereskan tempat tidurnya, ia berlalu menuju kamar mandi.
Lima belas menit kemudian ia telah siap dengan seragam sekolahnya. Rambut panjangnya ia biarkan terurai rapi, wajah dipoles make up tipis dan bibir diberi pelembab, perfect. Dirainya tas yang telah ia siapkan sedari malam dan bergegas ke lantai bawah.
Dia bernama Keysia Angel Pamella. Putri tunggal dari seorang pilot bernama Jonathan Pamella dan Elisabet sang mama yang telah meninggal sewaktu Keysia menginjak umur 9 tahun.
Keysia berusia 16 tahun, sekarang menduduki bangku kelas XI di Alaska senior high school.
Sesampainya di lantai bawah Keysia menuju meja makan guna meminum susu yang telah disiapkan Bi Iyem tanpa memakan apapun, karena waktunya tidak banyak. Tidak ada seorangpun di sana.
Saat ini Jonathan sedang melakukan penerbangan ke luar kota, meninggalkan Keysia bersama para pekerja yang bekerja di rumah. Kadang ia merasa kesepian, namun apa daya toh papanya bekerja buat dia juga.
"Bi Iyem, Key berangkat dulu ya...."
Tanpa menunggu jawaban sang pembantu rumah tangga, Keysia segera berlari menuju garasi dan mengeluarkan mobilnya.
Mobil Keysia mulai melaju mengarah ke sekolah. Butuh waktu dua puluh menit untuk sampai di depan Alaska.
Gerbang hitam yang menjulang tinggi itu nampakknya sudah tertutup. Wajarlah jam sudah menunjukkan angka 08:30 Keysia telat satu jam.
Keysia turun dari mobil, ia mengintip lewat celah kecil gerbang itu.
"Pak.. Tolong bukain dong!" teriak Keysia pada satpam yang ada di dalam.
"Aduh Nak Keysia telat lagi?" tanya pak satpam.
"Iya Pak, kesiangan lagi. Tolong dong Pak bukain gerbangnya, Key janji deh ini yang terakhir. Yah Pak yah."
Keysia menyatuhkan kedua telapak tangannya sambil memohon.
Jika sudah seperti ini, Pak satpam tidak bisa menolak. Pria berusia 49 tahun itu mempunyai hati yang kelewatan baik.
Setelah gerbang terbuka, Keysia melanjutkan mobilnya masuk ke area parkir setelah mengucapkan terima kasih kepada Pak satpam.
Saat berada di koridor, Keysia menerawang takut-takut ada guru yang melihatnya terlambat.
Setelah dirasa aman, Keysia melangkahkan kakinya menuju kelas XI IPS 2.Untunglah saat ini kelas Keysia sedang free, sehingga ia tidak usah pusing mendengarkan ceramah dari guru yang mengajar di kelasnya.
"Key, Key, bisa nggak sih sehari ajah lo nggak telat? Kebiasaan banget deh."
Gita, sigadis tukang makan permen karet mengelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan sahabatnya yang satu ini.
"Yah gimana lagi, gue kan susah bangun pagi."
"Serah lo ajah deh Key."
Ketiga Keysia dan Gita sibuk dengan ponselnya masing-masing, Sela sigadis taekwondo dan Maya sigadis imut nan lemot datang menghampiri mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan dan Keysia
Teen FictionDalam dunia ini, rezeki, jodoh dan maut, Tuhan-lah yang menentukan. Masalah jodoh, tak ada yang tahu dengan siapa kita berjodoh, dan kapan kita bisa menemukannya. Bisa saja saat kita muda atau saat kita sudah tua. Namun percayalah, Tuhan menciptaka...