"Putri Papa udah besar, udah nikah, sekarang udah jadi seorang istri. Papa berharap kamu selalu bahagia Sayang. Maafin Papa selama ini sering ninggalin Key kerja dan Papa ucapkan trima kasih sama Key udah mau menuhin permintaan Mama. Papa sayang Key."
Keadaan haru tercipta saat pemberkatan nikah Keysia dan Revan telah selesai. Pemberkatan nikah yang hanya dihadiri oleh keluarga besar kedua mempelai.
Saat ini mereka semua tengah berkumpul di kediaman Keysia.
"Ini udah tugas Key Pa, jadi Papa nggak usah minta maaf dan ucapin trima kasih sama Key hikss. Key yang harusnya bertrimakasih sama Papa, makasih udah jagain Key, besarin Key. Makasih karena Papa udah jadi papa sekaligus mama buat Key selama ini hikss."
Keysia terisak dalam dekapan sang papa.
"Sama-sama Sayang."
Semua yang berada di ruangan itu ikut terharu melihat Keysia. Termasuk Revan.
Elis menghampiri Revan dan mengusap kepala putranya.
"Kamu sudah besar Sayang, sudah dewasa. Mama mohon sama Revan jaga Key dengan baik, jangan pernah sakiti dia, apalagi sampai melayangkan tangan."
"Iya Ma."
"Baik, Pak'Jonathan boleh kami bawa Key nya?" tanya Boysham.
Yah hari ini Keysia akan diboyong oleh Revan ke rumahnya.
Keysia semakin mempererat pelukannya pada Jonathan. "Key bakal kangen banget sama Papa hikss, Papa janji yah kalu Papa hikss udah pulang kerja Papa telfon Key biar Key temuin Papa."
"Iya sayang pasti papa kabarin Key. Sekarang Key harus ikut sama Suami Key, oke? Jangan nangis terus dong. Nak Revan Papa titip Key yah."
"Iya Pa."
Sebenarnya Jonathan berat melepas Keysia. Namun Keysia bukan lagi hanya putri kecilnya namun Keysia sekarang juga adalah seorang istri, jadi Jonathan harus mampu melepas Keysia.
****
Di sinilah Keysia sekarang. Di kediaman keluarga Revan.
"Key, ini rumah kami dan rumah Key juga mulai sekarang. Jadi Key nggak usah sungkan yah. Semoga Key nyaman tinggal sama Mama," ujar Elis sambil memeluk Keysia.
"Iya Ma, Key pasti nyaman kok tinggal sama Mama," balas Keysia merasa aneh memanggil Elis dengan sebutan mama.
Sudah lama sekali ia tak pernah memanggil seseorang dengan sebutan mama membuat Keysia teringat akan sosok Elisabet.
"Yah sudah. Revan, bawa Key kekamar kalian. Pasti Key lelah, butuh istrirahat sekarang."
"Iya Ma, ayo Key."
Revan berjalan lebih dulu menaiki anak tangga sambil membawa koper Keysia dan diikuti oleh Keysia di belakangnya.
"Ini kamar gue dan kamar lo juga," kata Revan saat mereka telah memasuki kamarnya.
Keysia menilik kamar Revan. Kamar yang terbilang luas itu memiliki cat warna putih dipaduhkan oleh abu-abu dan hitam. Warna cowok sekali. Semua barang tertata rapi.
Terdapat satu tempat tidur, satu sofa panjang, tv yang menggantung, lemari pakaian kaca yang cukup besar, meja belajar dan meja rias.Didekat tempat tidur terdapat pintu kaca yang menghubungkan ruang kamar dengan balkon. Juga Kamar mandi yang terletak di sudut kamar.
Keysia melangkah ke arah balkon, betapa takjub ia saat melihat pemandangan kota dimalam hari dari atas sini.
Revan menghampiri Keysia dan berdiri di samping Keysia. "Gue nggak tau apa yang akan terjadi kedepannya, tapi yang gue tau, sekarang gue nggak cuman jaga diri gue sendiri, tapi ada lo yang harus gue jaga juga."
KAMU SEDANG MEMBACA
Revan dan Keysia
Teen FictionDalam dunia ini, rezeki, jodoh dan maut, Tuhan-lah yang menentukan. Masalah jodoh, tak ada yang tahu dengan siapa kita berjodoh, dan kapan kita bisa menemukannya. Bisa saja saat kita muda atau saat kita sudah tua. Namun percayalah, Tuhan menciptaka...