R&K(2)

281 25 0
                                    

"Revan nggak salah denger Ma?" tanya Revan kaget ketika mamanya membicarakan tentang rencana perjodohan antara dirinya dan anak mendiang sahabatnya.

"Nggak sayang, maafkan Mama."

"Revan, Papa harap kamu menerimanya!"

Boysham yang sedari tadi menjadi pendengar kini ikut andil dalam keputusan.

"Tapi Revan masih sekolah Ma, Pa. Lagi pula Revan belum siap untuk nikah!"

"Nggak ada penolakan Revan! Mama kamu sudah berjanji pada mendiang sahabatnya bahwa kamu dan putri dia nantinya akan dijodohkan apabila umur kalian beranjak dewasa. Dan sekarang umur kamu sudah 17 tahun, itu artinya saatnya kalian dijodohkan!"

Revan gusar, bagaimana ini? Ia tak bisa mengambil keputusan. Menolak permintaan mama tak pernah ia lakukan. Menerima keputusan inipun Revan tak bisa. Bagaimana ia harus menikah diusianya yang terbilang muda?!

"Besok kita akan mengunjungi dia dan keluarganya. Papa harap kamu sudah siap!" putus Boysham pada akhirnya.

Elis berdiri, sebelum ia mengikuti suaminya, ia mengusap kepala Revan dan menciumnya.

Revan pasrah, apapun yang membuat orang tuanya bahagia ia akan melakukannya.

****

Saat ini Keysia dan Jonathan sedang bersantai di ruang keluarga. Saling rangkul saling menyalurkan rasa rindu yang seminggu terpendam.

Kepala Keysia ia sandarkan di bahu sang papa sambil menikmati acara tv yang sedang tayang.

"Key, ada yang Papa mau perlihatkan pada kamu," seru Jonathan tiba-tiba.

"Apa Pa?"

"Mungkin ini saatnya kamu mengetahunya sayang, ini ada titipan dari Mama untuk Key," kata Jonathan sambil menyodorkan sebuah amplop kepada Keysia.

"Ini apa Pa?"

Perlahan Keysia membuka amplop tersebut. "Surat?" seru Keysia bingung ketika mendapatkan secarik kertas.

"Itu surat dari Mama yang papa dapatkan di laci kamar. Disurat itu tertulis untuk Key."

Perlahan Keysia membuka kertas itu dan terlihat tulisan tangan bertinta hitam yang begitu indah.

Jakarta, 12 April 2012

Buat putri mama, Keysia.

Hai sayang, apa kabar? Mama harap kabar Key selalu baik yah.

Saat Key baca surat ini, mama sudah di alam lain, nggak sama Key lagi dan mama minta maaf untuk itu. Maaf karena mama nggak bisa nemenin Key tumbuh menjadi putri yang cantik seperti sekarang. Tapi Key harus tau mama pasti selalu bisa lihat Key.

Mama mau cerita nih sama Key, disimak yah.

Saat Key umur 8 tahun mama sudah divonis menderita kanker darah stadium akhir. Mama sedih, bukan karena mama akan meninggalkan dunia. Tapi mama sedih karena mama akan meninggalkan orang-orang yang mama sayangi, termasuk Key.

Segala usaha mama lakukan untuk tetap bertahan, tapi sel kanker dalam tubuh mama semakin menggerogoti setiap organ dalam tubuh mama. Kata dokter umur mama ngak lama lagi.
Oh iya perlu Key tau, mama mempunya sahabat sejak dibangku SMA. Dan sahabat mama itu adalah dokter yang menangani mama sekarang.

Sebelum mama pergi, ada yang ingin mama sampaikan pada kamu sayang. Mungkin keinginan mama ini berlebihan buat Key, tapi mama harap kamu menerimanya sayang.

Revan dan KeysiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang