Hari minggu adalah hari yang ditunggu-tunggu semua orang. Hari dimana kita bisa bersantai-santai, hari dimana semua kesibukan terhenti, hari dimana waktu bangun pagi kita bisa ditunda hingga siang.
Seperti saat ini, sinar matahari telah bersinar sejak tiga jam yang lalu, dan Keysia baru saja bangun dari tidur cantiknya.
Mata indahnya menilik setiap sudut kamar. Tidak ada seorangpun di sini. Kemana Revan?
Keysia bangkit dari tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya. Kemudian ia melangkah ke arah balkon guna merasakan udara segar pagi ini. Meskih waktu sudah menunjukkan pukul 09:00.
Udara segar dan suara burung-burung berterbangan menyambut Keysia. Angin sepoy-sepoy menyapuh wajah cantiknya. Keysia merentangkan kedua tangannya, menikmati suasana pagi ini.
Ditengah santainya, Keysia melihat Revan yang baru saja memasuki gerbang rumah.
Terlihat earphone yang menggantung di telinga Revan, dengan jaket, celana pendek diatas lutut dan sneakers yang ia kenakan. Bisa Keysia tebak bahwa Revan baru saja pulang lari pagi.
Masih dengan baju tidurnya, Keysia segera lari ke bawah menghampiri Revan.
Sampai di bawah, Keysia melihat Elis sedang duduk di ruang keluarga sambil membaca sebuah majalah.
"Key, baru bangun sayang?" tanya Elis ketika menyadari kehadiran Keysia.
"Eh.. I.. Iya Ma,"
Keysia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sama sekali. Ia merasa tidak enak dengan mama mertuanya.
Menyadari ketidak enakan diraut wajah Keysia, Elis bangkit dari duduknya dan menghampiri menantunya yang masih berdiri di dekat tangga. "Nggak apa sayang, inikan weekend, jadi ngak masalah Key bangun telat," kata Elis lembut.
Keysia tersenyum senang. "Iya Ma, makasih."
"Yah udah Mama ke kamar dulu yah," pamit Elis yang diangguki oleh Keysia.
"Oiya Ma, Revan mana?" tanya Keysia sebelum Elis melangkah lebih jauh.
"Tadi Mama liat dia masuk dapur."
"Yah udah Ma."
Keysia berlari kecil ke arah dapur. Setelah berada di dapur, ia melihat Revan sedang meneguk air.
Keysia menghampiri Revan dan memukul kecil punggung Revan, membuat Revan tersedak.
"Ap__ "
"Revan... Kenapa lo pergi lari pagi nggak ngajak gue? Nggak bangunin gue? Gue kan pengen ikut!" tanya Keysia memotong perkataan Revan yang ingin komplen dengan kelakuan Keysia tadi.
Keysia melipat kedua tangannya di depan dada, seolah-olah ia sedang memarahi si anak murid yang bandel.
"Gue tadi udah bangunin lo," jawab Revan santai.
"Iss bohong banget, gue nggak ada rasa dibangunin sama lo tadi."
Revan memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa Keysia mengatakan itu? Padahal tadi Revan telah membangunkannya dengan seribu satu cara, namun Keysia sama sekali tidak merespon. Sempat terpikir dibenak Revan apakah Key itu tidur ataukah mati.
"Terserah. Gue mau ke kamar!"
Keysia memandang sebal kepergian Revan. Ini yang Keysia tidak suka dari suaminya itu. Sifat dingin yang selalu Revan tunjukkan, sering membuat ia kesal.
"Revan!!" teriak Keysia sambil berlari menyusul Revan.
****
Setelah membersihkan diri, Revan keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Revan dan Keysia
Teen FictionDalam dunia ini, rezeki, jodoh dan maut, Tuhan-lah yang menentukan. Masalah jodoh, tak ada yang tahu dengan siapa kita berjodoh, dan kapan kita bisa menemukannya. Bisa saja saat kita muda atau saat kita sudah tua. Namun percayalah, Tuhan menciptaka...