Haris tidak menyangka acara liburan yang menjadi incarannya adalah kota Gorontalo. Namun petualangannya kali ini untuk menemukan jawaban konkrit mengenai percintaannya dengan cewek virtual yang sudah terlalu lama terjalin yaitu sekitar tiga tahun. Haris duduk tidak sendiri di salah satu tempat nongkrong yang menarik, ia mengajak teman kuliahnya dulu yang bertempat tinggal di provinsi Sulawesi Utara sekitar tiga jam perjalanan darat dari kota Gorontalo untuk menemaninya beberapa jam menikmati menu kopi dan makanan yang disediakan.
"Tempat yang cukup strategis serta elegan ini, membuat para pelanggan betah," ucap Yogi membuka percakapan.
"Ya, aku suka konsep tempatnya berkesan minimalis. Masih menggunakan strategi konvensional, di mana orang yang datang pesan kopi dan duduk menikmati kopi mereka sambil diskusi bersama teman dan keluarga," Haris menimpali seraya memperhatikan sekelilingnya.
"Tempat ini didesain mewah namun harga bisa dijangkau oleh semua kalangan. Selamat menikmati hidangannya Pak," sapa seorang pramusaji membawa menu yang Haris pesan sebelumnya.
"Yes, Thank you," balas Haris sambil tersenyum ramah dan mengacungkan jempol kepada pelayan tersebut.
Sepuluh menit tidak terasa begitu cepat berlalu. Keduanya larut pada suguhan cafe yang cukup terkenal di pusat kota Gorontalo.
"Sebentar lagi cewek yang kamu cari akan datang kemari, aku berharap semuanya sesuai dengan ekspektasimu," ujar Yogi dengan sesekali menyeruput kopi beraromakan khas latin kesukaannya.
"aku pikir juga begitu," sambut Haris berharap kepastian jalan cinta yang akan ditelusurinya, nampak dari dimatanya yang terlampau lelah mengejar cintanya sampai ke Gorontalo dikenal dengan julukan Serambi Madinah itu.
"Aku tinggal kerja dulu ya, seandainya cewek itu terlalu lama untuk ditunggu, setidaknya dengan suasana nyaman, tempat yang bersih dan pelayanan yang memuaskan tentu memiliki nilai tersendiri untukmu. Dan aku tahu kualitasmu, Ris," lanjut Yogi sambil merapikan dasinya hendak berlalu meninggalkan Haris
"Oke, take your time and thanks for everything," kata Haris mengakhiri pertemuannya dengan Yogi teman masa kuliah jurusan ekonomi disalah satu universitas swasta di Jakarta.
40 menit kemudian...
"Maaf sudah lama menunggu, ya?" tanya perempuan persis boneka begitu anggun tanpa basa basi mengambil kursi kemudian duduk berhadapan dengannya.
"Banyak barang yang harus kukirim pagi ini, jadi ..."
"Tidak apa-apa, malah aku yang seharusnya mohon maaf sudah mengganggu aktivitasmu hari ini," jawab Haris sambil menetralkan jantungnya yang berdebar cukup kencang karena belum yakin sedang bicara dengan cewek virtual secara real.
Lama keduanya terdiam, tidak tahu apa yang harus diperbincangkan...
"Apa kamu yang selama ini berkomunikasi denganku secara virtual?" tanya Haris memandang gadis imut bermata sipit berwajah anime Jepang begitu nyata, pemuda itu tidak mampu membendung kerinduannya.
"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti," kata si cantik itu sesekali membuka dompetnya untuk bercermin dan membenarkan make up pada wajahnya yang sebenarnya sudah selaras dengan aura kecantikannya. Tapi wanita memang sudah alamiah begitu adanya. Haris tersenyum melihat tingkahnya.
"Kamu, kan... cewek virtual yang selalu menghubungiku siang dan malam..."
"Tunggu! Tunggu mungkin anda salah orang. Ada beberapa orang yang meminta foto dariku dan wajahku juga sering menjadi cover produk kecantikan," gadis itu menimpali.
"Jadi siapa?" ujar Haris bertanya-tanya.
"Rekanmu tadi pagi sudah menceritakan panjang lebar perihal cewek virtual itu. Tapi, aku bukanlah orang yang anda cari. Negara Jepang sudah banyak menciptakan teknologi seperti itu. Contohnya istri vitrual bernama Gatebox. Gatebox memiliki keistimewaan bisa diajak bicara bernama Azuma Hikari layaknya pacar atau istri betulan. Istri Virtual juga bisa ditemukan pada karakter Nintendo berjudul Love Plus, tokoh bernama Nene Anegasaki yang cute. Begitupula chatbot atau robot yang bisa menjawab pesan automatis, juga dapat menjelma menjadi wanita apapun yang diinginkan."Gadis itupun terdiam, bingung dan enggan untuk berbicara.
"Teruskan... jangan berhenti agar aku mengerti lebih dalam lagi," pinta Haris kepada kakak kandung Aulia, yang saat ini sedang menggantikan posisinya bekerja di Jakarta.
"Cewek virtual juga bisa anda jumpai pada film drama futuristik berjudul Her yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix dan Scarlett Johansson. Sekali lagi mohon maaf apabila kedatanganku mengecewakan anda," kata gadis itu menatap Haris merasa tidak enak.
"Kalau bukan kamu, mengapa nomormu yang selalu menghubungiku?" tanya Haris heran.
"Ya, nomorku adalah nomor perusahaan on line yang bisa dipakai oleh seluruh pekerja dibisnisku. Nanti akan aku selidiki siapa pelakunya. Anda tidak usah khawatir, aku akan membantumu."
"Baiklah, maafkan aku juga. Aku sudah salah paham," lanjut Haris terlihat sedih, ternyata kenyataan tidak sesuai dengan harapan dan hayalan.
"Mamang pacar virtual mempunyai kelebihan tidak mengecewakan anda melalui kata-kata kasar, cewek virtual juga tidak akan peduli agama atau suku. Karena pacar virtual selalu hadir memberikan pelayanan seperti kasih sayang melalui kata-kata romantis, perhatian untuk mengingatkan namun lebih baik anda cari istri sungguhan, Haris ..."
"Kamu benar, kamu benar," jawab Haris. Walaupun dadanya penuh sesak bagaikan ada batu yang menghimpitnya, ia tetap mengatur emosinya yang sudah memuncak yaitu kenyataan bahwa ia sudah dibohongi orang.
Bersambung...
Assalamualaikum Wr. Wb. Berikan krisar dan komentar para reader sekalian. Mohon maaf atas segala kekurangan baik gaya bahasa atau typo yang bertebaran, karena penulisnya masih harus selalu belajar dan belajar. Jazakallah Khairon Katsiron Wassalamualaikum Wr. Wb
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Cewek Virtual
FanfictionMencintai sesuatu yang semu itu terlihat aneh. Tapi itu terjadi pada Haris. Tak hanya suka tapi pemuda mapan ini juga sedang mencari pendamping hidup dan berusaha untuk mengungkap jati diri Si cewek virtual hingga membuatnya begitu penasaran. Ikuti...