"Tidak usah pergi, Aulia. Aku butuh asisten untuk membantuku di kantor," kata Haris sedikit memaksa. Aulia hanya terdiam, wajah cutenya agak bingung menanggapi pemuda berpenampilan maskulin itu.
"Aku tahu, masa kontrakmu hanya satu minggu saja, hanya menggantikan posisiku saat liburan kemarin. Tapi ternyata aku memang sangat membutuhkan asisten saat ini, kamu mau, kan?" Aulia belum menjawab, hatinya masih bimbang untuk memilih pekerjaan atau pernikahan yang kian mendekati hari. Kalau ia tidak mengambil kesempatan yang diberikan pemuda tampan di hadapannya, Aulia tidak akan pernah lagi bertemu dengan Haris, karena sebenarnya perasaan cinta sudah tumbuh ketika pertama kali berjumpa. Bila ia ambil keputusan yang kedua, yaitu pernikahan, tentu Aulia harus angkat kaki dari perusahaan berkelas itu dan melangsungkan hidupnya bersama Ricky, suami yang akan menjaganya kelak.
"Au, coba baca kata-kata ini," ujar Haris sembari menyodorkan novel berwarna ungu kepada perempuan yang sedang gelisah hidupnya.
Jika merpati terlalu sibuk mencari pasangannya dari pagi hingga petang ....
Begitu juga aku....
Terlalu berambisi untuk menyatakan rasa cinta ini pada seseorang yang sekian lama terpendam
Mata perempuan itu berkaca-kaca, ia tidak menanggapi tulisan yang ada pada novel itu, Haris sebetulnya tahu perasaan Aulia masih sakit, bila mengingat Ricky sebenarnya tidak menaruh feel apapun pada cewek bermata sipit itu. Lelaki itu mengajaknya menikah hanya ingin mencari perhatian agar Yessy kakak kandungnya mau menerima cinta yang sekian lama ia kejar. Dan Haris melihat dengan mata kepalanya sendiri, Ricky dan Yessy begitu mesra saat berada pada salah satu kafe di Gorontalo.
"Cintailah orang yang mencintai kamu, Aulia. Kalau tidak suka jangan memaksakan diri untuk bersamanya. Kamu kira laki-laki hanya Ricky saja, apa kamu benar-benar mencintainya," ucap Haris ingin tahu kebenarannya. Cewek itu hanya menggeleng tanpa kata, bibirnya seakan terkunci rapat tak ingin membicarakan masalah pribadinya pada Haris, toh pemuda yang disukainya tidak merespon cintanya. Hanya membicarakan seputar Ricky saja, lelaki yang membuatnya muak, tapi apa hendak dikata kartu undangan sudah disebar kepada sanak saudara, kerabat, tetangga dan teman dekatnya, semua sudah terlanjur hanya penyesalan yang tersisa. "Malang sekali nasibku," batin Aulia.
"Aulia, tolong lihatlah aku, apa pendapatmu mengenai diriku ini?" tanya Haris. Aulia menggelengkan kepalanya untuk kedua kali, mata indahnya menatap Haris penuh arti.
"Baiklah, kamu masih belum mau bicara, come on bangkit! Biasanya kamu support aku, mengapa hari ini kamu lemah seperti anak ayam kehilangan induknya. Kamu tahu Aulia, Iam so sad, temanku sendiri menjadi cewek virtual. Sahabat yang selalu ada disaat aku butuh perhatian. Meskipun dulu aku belum punya istri, dia selalu memotivasi hari-hariku dan aku terhibur. Tapi apa kenyataannya sekarang, dia dibalik ini semua, dan untungnya aku sembuh tidak menyukai cewek tidak real itu," lanjut Haris berharap Aulia mau mengeluarkan isi hatinya yang masih tertutup.
"Aku ingin kamu bangun! Hadapi semua, jangan cengeng seperti ini!" seru Haris lagi.
"Kamu hebat, bisa menuntaskan masalahmu," balas Aulia mulai membuka diri.
"Menikahlah denganku, Aulia. Aku sangat menyukaimu, dari awal pertemuan minggu yang telah lalu, aku sudah ada rasa sama kamu. Jangan menikah dengan Ricky, dia belum pantas untuk menjadi pangeranmu. Coba liat aku, lebih macho dari dia," ujar Haris sambil memperlihatkan ototnya. Aulia tidak mampu menahan tawanya, begitu lepas seakan beban yang dipikulnya ikut terlepas.
"Tapi?"
"Tapi apa, Ricky maksudmu. Tenang saja aku yang akan bicara padanya."
"Bukan, itu."
"Apalagi?"
"Pernikahannya sudah dekat, aku takut banyak yang kecewa."
"Siapa yang kecewa, yang mau menikah itu kamu, dan yang mau menjalani kehidupan baru juga kamu, kan?"
"Aku tidak bisa membatalkan pernikahan yang tinggal menghitung hari, Ris," ucap Aulia gusar, air matanya tak mampu dibendung, jatuh mengalir di jari tangan Haris duduk dekat dengannya.
"Aulia, pernikahannya tetap berlangsung, tapi bukan Ricky yang duduk bersanding denganmu, tapi aku. Nanti aku akan ganti rugi biaya yang sudah dikeluarkan Ricky kemarin. Jadi kamu tidak usah khawatirkan itu, yang terpenting nanti sore kita bertemu orang tuamu dulu, minta restu. Tapi, kamu belum jawab pertanyaanku tadi, Aulia. Will you marry me?" tanya Haris tanpa malu-malu. Aulia hanya tersenyum dan menghindari tatapan tajam pemuda berwajah mirip artis korea itu.
"Siapa yang bisa menolak keinginan cogan mirip artis Lee Min Ho," sambut Aulia menimpali dengan senyum termanis.
"Alhamdulillah," kata Haris puas mendengar jawabannya dan mengakhiri kalimatnya dengan bernapas lega.
Bersambung....
Assalamualaikum, Thanks atas perhatian para readers yang sudah membaca ceritaku ini, semoga terhibur dan jangan lupa beri komentar, saran, serta kritik agar author dapat menulis karya lebih baik lagi. Wassalamualaikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Cewek Virtual
FanfictionMencintai sesuatu yang semu itu terlihat aneh. Tapi itu terjadi pada Haris. Tak hanya suka tapi pemuda mapan ini juga sedang mencari pendamping hidup dan berusaha untuk mengungkap jati diri Si cewek virtual hingga membuatnya begitu penasaran. Ikuti...