Haris sedang mengamati perempuan yang sedang memasak di dapur miliknya. Itu merupakan bentuk hukuman untuk seseorang yang telah berkata bohong kepadanya dua hari yang lalu. Orang yang berhasil diadili adalah Aulia, gadis bermata jeli itu menurut Haris telah menipunya.
"Sebenarnya aku mau kamu traktir saja aku di kafe pilihanmu. Menunggu itu memakan banyak waktu dan sangat membosankan," kata Haris dengan nada jengkel.
"Masak sendiri itu lebih higienis, kebetulan waktu kamu menelfonku tadi, aku sedang di pasar. Jadi sekalian ku beli sayuran dan ikan yang masih fresh." Aulia menjawab sambil menahan tawa karena Haris memasang wajah paling jelek ke arahnya.
"Why do you must lie!" seru Haris, wajah koreanya berhiaskan kekecewaan.
"Aku tidak bohong, aku berkata jujur kalau kakakku itu lumpuh. Maksudku, lumpuh dari kekurangan. Dia terlalu sempurna untuk dilukiskan lewat kata-kata. Setelah kamu melihatnya di Gorontalo, Yessy itu cantik, kan?" tanya Aulia ingin tahu apa sebenarnya isi hati Haris.
"Masih cantik kamu," jawab Haris datar. Pandangannya menyebar ke luar jendela, pemuda itu berdiri menikmati suasana sejuknya udara panorama sekitar kediamannya.
"Aku kira saat ini tengah menikmati liburanku bersama cewek virtual yang sudah dapat kutemui di alam nyata, faktanya dia bukan orang yang ku maksud. Ada orang lain yang sengaja memakai wajahnya untuk menggangguku. But who?"
"Sudahlah, jangan terlalu dipikirkan. Ini makanannya tuan, silahkan?" Aulia memperagakan gaya seperti pelayan di kafe seraya mengedipkan matanya.
"Thanks, pelayan genit," balas Haris. Tanpa menunggu lama pemuda itu menyantap hidangan spesial dari perempuan yang belum genap satu bulan dikenalnya, ada nuansa berbeda yang belum mampu dicerna Haris saat bersama Aulia, hanya nyaman ketika ada gadis itu disisinya.
"Bagaimana rasanya? Enak?" tanya Aulia penasaran. Haris tidak menjawab dan fokus pada makanan yang disajikan, yaitu ikan emas panggang dan tumis kangkung dicampur dengan mushroom berbalut irisan cabe merah plus tomat menghiasi piring, menambah selera makan apalagi untuk orang yang notabenenya sedang pada posisi kelaparan.
"Kamu jago masak, aku mau tiap hari seperti ini."
"Makanya cepat punya istri," belum sempat Aulia melanjutkan kata-kata, Haris batuk.
"Sorry... sorry, minum dulu," ucap Aulia dengan menyodorkan segelas air putih kepada pemuda yang sedang berkelana mencari si pembuat cewek virtual sesungguhnya.
"Mengapa selalu menyindirku menikah dan menikah. Kalau sudah waktunya akan ada seseorang yang mendampingiku nantinya, kamu tidak usah kuatirkan itu," ujar Haris menimpali dengan wajah cemberut.
"Oke, maafin aku ya," kata Aulia merasa bersalah.
"Aku maafin tapi sekalian cuciin piring-piring kotor nanti, aku punya asisten rumah tangga datangnya dua hari sekali. Dan hari ini bukan jatahnya untuk datang. Kalau sadar punya salah, harus jalani sanksi yang ada," lanjut Haris terpaksa bicara seperti itu supaya Aulia tidak tergesa-gesa berpamitan pulang.
Tak lama kemudian handphone Aulia berdering, pesan masuk dari kakak kandungnya, yaitu Yessy Kharisma.
"Aku sudah tahu pelakunya, si pembuat animasi cewek virtual itu. Beritahu Haris untuk datang besok ke Gorontalo."
"Coba lihat ini, pesan dari kakakku. Besok kamu harus ke sana lagi, cuti liburanmu juga belum habis. Gunakan waktumu sebaik-baiknya untuk mencari pelaku dibalik ini semua," kata Aulia memberi semangat.
"Oke, aku akan datang ke sana besok, titip pekerjaanku pastikan semua baik-baik saja."
"Yes, sir!" ucap Aulia menimpali dengan tersenyum simpul.
Bersambung...
Assalamualaikum... Berikan saran dan kritik serta komen para pembaca, mohon maaf atas segala kekurangan dan dari perhatiannya saya mengucapkan Jazakallah Khoiran Katsiran, Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Cinta Cewek Virtual
FanfictionMencintai sesuatu yang semu itu terlihat aneh. Tapi itu terjadi pada Haris. Tak hanya suka tapi pemuda mapan ini juga sedang mencari pendamping hidup dan berusaha untuk mengungkap jati diri Si cewek virtual hingga membuatnya begitu penasaran. Ikuti...