Ada-ada saja

177 40 17
                                    

"Mau aku buatkan kopi?" tawar Haris sembari mengamati tingkah Ricky yang sedikit nyeleneh, datang menemuinya pada saat ada jam kerja di Kantor. Pemuda setengah bule itu hanya menggelengkan kepala.

"Kamu tahu, ini hari apa?"

"Senin."

"So, kamu enggak kerja."

"Izin sebentar, untuk bertemu kamu."

"What is going on?"

"Apa kamu yakin kita akan membicarakan sesuatu yang sangat pribadi di sini."

"Maksudmu?" tanya Haris tidak mengerti.

"Mungkin kita bisa sewa lapangan futsal setengah jam atau satu jam," bujuk Ricky dengan menaikkan satu alisnya ke atas.

"Ada apa ini, kamu bikin aku penasaran saja. Oke, give me time." Haris pergi ke ruangan atasannya. Sekitar sepuluh menit kemudian, ia kembali menemui Ricky.

"Maaf, lama menunggu."

"It's Oke, jadi sewa lapangannya?"

"Ya, tunggu sebentar, aku sedang booking lapangan futsal lingkungan yang tidak jauh dari tempat ini. Tenang saja, aku mau meladeni kemauanmu, Tuan muda," kata Haris tangannya sibuk dengan ponselnya dan tersenyum sangat manis ke arah Ricky.

"Ayo, berangkat! Lokasinya sudah kutemukan."

15 menit kemudian keduanya sudah sampai ke tempat yang dituju. Lapangan futsal yang berukuran panjang 25 – 42 m dan lebar 15 – 25 m ada di hadapan mereka.

"Aku tahu, kamu suruh aku booking lapangan ini untuk berkelahi, kan?" Haris tersenyum sinis pada Ricky. Ada rasa jengkel menghinggapi perasaannya dari pertama kali bertemu pemuda yang bergaya rambut harajuku style itu di Gorontalo.

"Benar. Tapi itu opsi terakhir jika kamu mau kuajak bernegoisasi semua itu tidak akan terjadi," ucap Ricky sambil melinting lengan baju kemeja resmi berwarna biru yang menambah pesona maskulinnya, banyak wanita yang satu kantor dengannya suka melihat penampilan Ricky yang selalu trendi.

"Oh, kamu juga perlu tahu, Ricky. Lapangan futsal ini bahan dasarnya menyerupai karet, jika kamu terpelanting sepertinya tidak begitu sakit," ledek Haris memperjelas kalimatnya."Kalau begitu, katakanlah, apa maumu?"

"Aku ingin menikahi Aulia, jadi...." Sebelum meneruskan kata-katanya Haris meluncurkan tinju pada wajah pemuda beralis tebal itu.

"Aww, sakit. Jangan pukul dulu, aku belum selesai bicara. Itu melanggar peraturan namanya."

"Sorry." Haris menjawab enteng dan merebahkan tubuhnya di tengah lapangan. Menghilangkan rasa lelah yang dialaminya beberapa hari terakhir menuju pelaminan.

"Aku baru tahu, kalau sebenarnya aku mencintai Aulia. Karena jarak dan waktu yang tidak mendukung hubungan kami, jadi semuanya terkesan monoton." Haris tertawa mendengar ucapan konyol Ricky, baginya pemuda keturunan Kanada itu suka mempermainkan hati wanita. Nyatanya waktu itu Haris melihatnya bermesraan dengn Yessy kakak kandung Aulia.

"Dasar plin plan, menyukai dua hal dalam satu waktu."

"Terserah kamu mau bilang apa."

"Kamu yang menentukan pilihan, dan sedetik kemudian kamu batalkan. Hati kamu bercabang, apa kamu mau menikahi Yessi dan Aulia."


"Kalau bisa, semua itu akan aku lakukan."

Ricky menyerang Haris sekuat tenaga, keduanya berguling-guling di lantai lapangan saling beradu serangan. Kemampuan beladiri Haris masih dalam ingatan, buktinya ia mampu menghindari serangan Ricky yamg membabi buta namun tidak beraturan. Kali ini giliran Haris, tubuh Ricky berada diposisi bawah, sangat mudah bagi pemilik wajah mirip artis Korea itu menghabisinya, tapi digagalkan. Keduanya duduk berdampingan dengan napas tersengal-sengal.

"Kamu harus mengikhlaskannya. Jangan buat hatimu bercabang. Satu wanita saja tidak habis, kamu mau dua. Lantas aku sama siapa? Aku baru pulih dari percintaanku yang salah dan penuh kepalsuan dengan cewek vitrtual itu, aku ingin berubah. Tolong jangan buat aku bimbang, aku tidak punya teman curhat lagi, setelah sahabatku sendiri melukai perasaanku."

"Maafkan aku Haris, aku bimbang. Aku baru tahu kalau Aulia itu perempuan yang manis, sopan dan pandai memasak. Sedangkan Yessy, cantik, suka berdandan dan shopping. Aku telah menelantarkan Aulia selama ini, kami seperti tidak ada hubungan walaupun punya ikatan."

"Sudahlah, Aulia baik-baik saja. Selama aku bersamanya, gadis itu tidak pernah membahas dirimu. Relakan dia untukku. Aku akan membahagiakannya dan tolong jangan kacaukan pernikahanku."

Bersambung...

Assalamualaikum. Saran dan kritik pembaca sangat diperlukan, mohon komentarnya dan thanks sudah singgah distoryku. Wassalamualaikum.

Aku Cinta Cewek VirtualTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang