January; Apricity

189 21 3
                                    

Tag: fluff, misunderstanding, drunk talk, slightly mistery, college student au.
.
.
.

Nam Woohyun tidak mengerti.

Ia yakin ia jatuh cinta kepada Jung Eunji. Tetapi, saat ia terus-terang mengungkapkan perasaannya dengan terbuka kepada Eunji langsung, gadis itu malah mengerutkan alisnya keheranan.

"Tapi, kau tidak," ucap gadis itu setelah ia selesai menyatakan perasaannya.

Gantian Woohyun yang terheran-heran.

"Maksudmu?"

Eunji terlihat ragu sejenak. Gadis itu membuka dan mengatupkan kembali mulut sambil menggaruk tengkuknya yang pasti tidak gatal, sebelum akhirnya menjawab tanpa menatap mata Woohyun.

"Kau tidak menyukaiku," Eunji mendeklarasikan kesimpulan sepihaknya yang terdengar seperti guntur pada siang bolong bagi Woohyun.

Tidak pernah dalam hidupnya, ia menyatakan perasaan kepada seseorang dan ditolak dengan cara seperti ini. Ia pikir, ditolak dan ditinggal pergi secara langsung adalah bentuk penolakan yang sudah paling menyakitkan. Tapi ternyata, hari ini Woohyun bisa menemukan rekor baru.

"Setidaknya, bukan 'suka' yang seperti itu," Eunji meneruskan perkataannya, seolah belum terlalu besar dampak yang diberikan dari kalimat yang ia lontarkan sebelumnya.

"Tapi, aku benar-benar menyukaimu," Woohyun berkata dengan nada putus asa. Berharap Eunji menghentikan kebodohannya dan mulai menanggapi topik ini dengan lebih serius.

Gadis itu malah menghela napas dan memijat tulang hidungnya yang keras.

"Oppa, coba kau pikir dua sampai tiga kali untuk memahami kembali situasinya. Tanyakan kepada hatimu," Eunji mulai terlihat lelah (meski seharusnya, Woohyun-lah yang lebih berhak terlihat lelah di sini).

Eunji meraih tas selempangnya untuk disampirkan ke pundak. Manik mata Woohyun mengikuti pergerakan gadis itu tanpa bisa berbuat banyak. Mendadak, Woohyun pasrah.

"Pikirkan baik-baik. Perkataanmu tadi itu tidak masuk akal," Eunji menutup percakapan sambil berdiri.

Lalu, setelah pamit, gadis itu tidak berpaling sedikit pun ke arah Woohyun dan hanya melangkah pergi tidak peduli. Seolah pernyataan cintanya tadi hanya omong-kosong dan main-main.

Woohyun tidak mengerti.

Kenapa Eunji berkata begitu?

*****


Woohyun mengenal Eunji sejak mereka masih mengenakan seragam sekolah. Pada masa itu sampai kelulusan, mereka berteman akrab hingga Woohyun berani menganggap Eunji sebagai sahabat karibnya.

Setelah kelulusan, oleh sebab usia yang terpaut beda satu tahun, mereka sempat berpisah. Woohyun memutuskan untuk berkuliah. Ia mengambil konsentrasi literatur karena tidak ingin berpusing ria untuk mendapatkan gelar sarjana. Apalagi menjelang akhir, ia mungkin harus menjalani wajib militer. Woohyun tidak ingin mengambil konsentrasi yang menyulitkannya mengejar ketertinggalan setelah selesai wamil nanti.

(Ia tidak tahu bahwa ternyata jurusan literatur sama sulitnya dengan teknik, hukum, dan kedokteran).

Lalu di kampus, ia bertemu dengan orang-orang baru. Beberapa di antaranya telah menjadi teman satu perkumpulan yang permanen. Setiap hari, bahkan hingga akhir pekan dan liburan, ia tidak pernah sendiri.

Bermula dari Howon, Sungyeol, dan Myungsoo. Kemudian, Howon mulai sering membawa kekasihnya, Bomi, yang beda fakultas. Sedangkan Myungsoo mulai mengajak kakaknya, Sunggyu, dan kekasihnya, Naeun, yang masih satu jurusan namun beda konsentrasi dengan mereka.

21 Stories to; StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang