September; Serein I

381 43 13
                                    

Tag: angst, break up, idol au, true event.
.
.
.


Malam itu dingin.

Sunggyu merasakan kehangatan menjalar dari tubuh Woohyun yang merebah di sisinya. Beberapa detik berlalu. Keduanya mendengarkan suara jarum jam dengan khidmat, seperti beberapa malam lainnya tiap kali mereka hanya ingin menikmati keheningan berdua yang menenangkan.

Tetapi, malam itu berbeda.

Keberadaan Woohyun tidak memberi pengaruh apa pun selain kegelisahan. Hatinya masih membeku, sehangat apa pun telapak tangan Woohyun yang berulang kali mengusap lembut dadanya.

"Hyung, ada yang mengganggu pikiranmu?"

Sunggyu hanya menghela napas panjang. Pertanyaan Woohyun sontak membangunkan kesadarannya. Ia menoleh dan menatap Woohyun yang kini berganti posisi menghadap ke arah Sunggyu agar lebih leluasa berpandangan.

"Hyun, haruskah kita sudahi?" Gagasan yang selama beberapa waktu ini menggelayuti pikirannya perlahan terucap dengan hati-hati. Namun tak ayal, reaksi Woohyun tetap persis seperti perkiraan Sunggyu yang selama ini ia takutkan.

Woohyun membelalakkan matanya dan melihat Sunggyu dengan tatapan takpercaya. Dia mengulangi poin dari perkataan Sunggyu. "Sudahi ...?"

"Iya." Sunggyu berbalik dan ikut mengubah posisi agar mereka saling berhadapan. Ia berusaha untuk menghadapi Woohyun dengan lebih tenang. Ia adalah yang paling tua di antara mereka. Ia harus menjadi yang paling bijak. Karena itu, ia kemudian menjelaskan kepada Woohyun dengan hati-hati, "tidak akan ada yang berubah, kan? Kita masih satu tim, bahkan satu apartemen. Kita bisa bertemu setiap hari kapan pun kita mau. Kau masih bisa menginap di kamarku, seperti ini."

Sunggyu memutuskan untuk menafikan ekspresi Woohyun saat sedang mencerna perkataannya.

"Kau sadar apa yang kau ucapkan barusan?"

"Tentu saja!" Sunggyu menukas dengan tegas.

Woohyun menggeram. Memperlihatkan gingsulnya yang mengintimidasi saat membalas tukasan Sunggyu dengan tidak kalah tegasnya. "Apa yang merasukimu??"

Sunggyu bangkit untuk duduk di atas kasurnya dengan tidak sabar.

"Dengar," Sunggyu mengabaikan arah manik mata Woohyun yang malah menghindarinya, lalu melanjutkan, "seperti yang kubilang tadi, kau sebagai kekasihku atau hanya sahabatku, tidak akan mengubah keadaan kita yang seperti ini. Tapi, menghapus status yang mengikat kita sekarang menurutku adalah pilihan yang lebih baik ... Setidaknya, akan jauh lebih aman."

Woohyun terdiam sejenak sebelum akhirnya ikut bangkit dan menatap Sunggyu dengan tajam. "Sebenarnya, siapa yang ingin kau lindungi? 'Kita' atau dirimu sendiri?"

"Aku ingin melindungimu, Hyun," Sunggyu menjawab dengan lirih. Semakin pedih rasanya begitu mendengar Woohyun mendengus dengan kecut. Ditambah saat melihat laki-laki itu selanjutnya berdiri di samping kasurnya sambil melipat tangan seolah memproteksi diri.

"Tidak," Woohyun berkata dengan suara dingin dan menjarak. "Kau bohong. Kau bertemu dengan orang lain. Siapa? Soyou? Hyuna? Eunji? Berapa banyak lagi gadis yang akan kau temui setelah terbebas dariku? Gadis-gadis itu, kan, tujuan utamamu?"

"Woohyun, berhentilah."

Tak disangka, permintaan lemah Sunggyu digubris dengan gestur kasar Woohyun yang tanpa tedeng aling-aling langsung menyambar jaket yang dia sampirkan pada punggung kursi.

"Oh, tentu. Aku akan berhenti seperti pintamu." Woohyun membuka pintu kamar Sunggyu sambil berkata, "aku berhenti, Kim Sunggyu."

Pintu tertutup. Woohyun pergi.

21 Stories to; StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang