March; Orphic

182 27 5
                                    

Tag: gyuwoo, mystery, horror, thriller, angst.
.
.
.

Sunyi.

Malam sudah larut meleburkan cahaya.

Entah sudah berapa kali denting jarum jam kembali terdengar jelas dalam kepalanya. Woohyun sudah berhenti menghitung waktu.

Ketika selimut keheningan yang mencekam ini mengerubunginya, ia tahu bahwa tidak normal jika ia justru tetap terjaga.

Dengan gelisah, ia membuka perlahan kelopak matanya yang terasa segar.

Manik matanya langsung menangkap sorot lembut cahaya berwarna tawny yang redup, merambat dari lampu di selasar yang masuk melalui celah daun pintu yang tidak tertutup rapat.

Suasana begitu muram dan membuatnya bergeliut tak nyaman.

Woohyun ingin tidur.

Tapi tidak bisa.

Karena itu, sekali lagi ia mencari posisi ternyamannya dengan meringkuk ke samping untuk merengkuh sumber kehangatan utamanya. Dari seorang laki-laki yang memejamkan mata dengan lelap di sisinya.

Tetapi gerakannya malah membangunkan laki-laki itu. Sekejap kemudian, kedua kelopak matanya terbuka lebar dengan jernih, seolah sebelumnya memang tidak sedang tertutup.

Pria itu menoleh, memandanginya, lalu mengulas senyum kepadanya.

“Tidak bisa tidur?”

Eung,” ia menyahut manja.

“Ingin kupeluk?”

Woohyun mengangguk malu-malu. Kemudian langsung menghamburkan diri menuju rentangan lengan Sunggyu yang tersedia untuknya. Keduanya berpelukan erat.

“Kenapa kau tidak pernah tidur setiap malam?”

Woohyun terdiam mendengar pertanyaan itu, tak dapat menjawab.

“Kau tahu...” perlahan ia menjawab, “Aku lebih penasaran mengenai pertanyaan, mengapa aku tidak bisa mengingat aktivitasku pada siang hari? Apa benar aku terbangun dan bekerja seperti biasa?”

Woohyun mendengar tawa renyah Sunggyu menggema di udara yang sepi itu.

“Itulah yang terjadi jika kau menghabiskan waktu berjam-jam tanpa mengistirahatkan otakmu,” Sunggyu mengingatkan.

Jawaban itu membuat Woohyun tenang sejenak dan merasa lebih baik. Setidaknya, ia bisa tahu bahwa ia baik-baik saja dan semua kemustahilan dalam pikirannya itu hanya diakibatkan oleh insomnianya sendiri.

Termasuk, keanehan lain ketika beberapa jam kemudian, sama seperti malam-malam lainnya ketika ia tidak bisa terlelap namun masih memejamkan mata dalam pelukan Sunggyu yang hangat... Lagi-lagi ia mendengar langkah kaki berderap beberapa saat. Sebelum akhirnya, merasakan kecupan di dahinya dari seseorang yang pastinya bukan Sunggyu. Sebab laki-laki itu masih bergeming di sampingnya, memeluknya.

Woohyun mengabaikan keanehan itu seperti biasa dan akhirnya bisa tertidur sepenuhnya.

*****


Woohyun membelalakkan mata dengan napas tersengal. Keringat mengucur dari pelipisnya yang berdenyut tanpa ampun. Membasahi setiap lekuk wajahnya yang kaku.

Lagi-lagi, ia tidak bisa tidur.

Keadaan ini membuatnya merasa semakin gila. Apalagi, ditambah dengan halusinasinya yang semakin tak wajar.

Jika beberapa waktu belakangan dia hanya akan mendengar derap langkah bolak-balik di selasar kamarnya, lalu diakhiri oleh kecupan lembut seseorang di setiap titik yang bisa terjangkau di tubuhnya, kali ini ia bisa mendengar jelas suara seseorang terisak dari balik pintu kamarnya.

21 Stories to; StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang