Namanya Adalah kamu.

155 16 0
                                    

Di tengah hingar bingarnya kota yang terkenal dengan gunung tertinggi di pulau yang dikenal sebagai pulau terpadat di dunia. Rasanya kata "kita" belum pantas disematkan dalam cerita ini.

Saya dan kamu, terdengar lebih realistis daripada kata tersebut yang seakan menyatakan kalau saya dan kamu pernah bersama.

Jauh sebelum saya mendengar nama kamu. Saya baru sembuh total dari luka lama yang sangat menggores hati. Entah berapa lama saya harus susah payah bangkit dan berjibaku dengan luka yang menurut saya waktu itu, merupakan sesakit-sakitnya hati yang saya alami selama saya hidup.

Dan semenjak itu, saya menjadi sosok yang penakut, takut mengenal lagi sosok wanita. Takut berurusan lagi persoalan hati dan segala perasaan yang terletak di relung paling dalamnya. Seakan tak mau lagi membuka hati lagi untuk siapapun itu.

Yang waktu itu termasuk kamu.

Takut ketika pintunya dibuka untuk seseorang, seseorang yang saya persilahkan masuk itu malah mengoyak-oyak dan mengobrak-abrik hati dan segala isinya.

Hanya kebetulan, saya dan kamu berada di satu kota yang sama untuk menimba ilmu. Sebuah keajaiban, saya dan kamu berada di satu perguruan tinggi yang sama untuk menggapai mimpi. 

Dan sepotong mukjizat dari Tuhan dalam cerita ini, saya dan kamu berada pada satu atap jurusan yang sama.

Hanya sebutan senior dan junior yang memisahkan saya dan kamu. Saya yang asik dengan kehidupan seorang mahasiswa yang baru masuk semester 3 dan kamu yang bahagia dengan dunia seorang mahasiswi baru.

Entah dari berapa banyaknya wanita di tanah perantauan ini dan dari sekain banyaknya mahasiswi di perguruan tinggi ini, kenapa harus kamu yang ditakdirkan Tuhan bertemu dengan saya.

Saya sempat bertanya-tanya, apa alasan Tuhan mempertemukan saya dan kamu.

Dekat sebelum saya bertemu kamu. Melihat kamu saja belum, tapi sudah terdengar info yang ramai dibicarakan para lelaki yang merupakan teman-teman seangkatan saya, bahwa di ranah jurusan yang saya tekuni selama 1 tahun ini, ada seorang mahasiswi baru yang rupanya bak bidadari turun dari surga berbentuk manusia, yang namanya adalah Kamu.

Berdampingan dengan fakta bahwa kamu begitu diidam-idamkan dan diinginkan oleh teman-teman seangkatan kamu bahkan teman-teman seangkatan saya. Dikarenakan paras yang kamu miliki.

Ayu wajah pemberian Tuhan yang kamu miliki, dipadukan dengan model hijab kesukaan kamu, yang kamu terapkan untuk menutupi helaian rambut yang kamu punya itu.

Beberapa dari mereka bilang bahwa kamu pantas diperjuangkan. Entah dilihat dari sudut pandang mana.

Waktu itu, saya termasuk dari sebagian kecil sekelompok orang yang menganggap biasa seorang kamu. Walau sebagian besar kelompok lainnya sepakat bahwa kamu jelmaan bidadari yang pantas di perjuangkan.

Saya yang waktu itu belum melihat bagaimana perangai seorang kamu. Hanya menganggap kamu bukan apa-apa.

Hanya selintas username sosial media yang namanya kamu cantumkan di notes group aplikasi chatting angkatan kamu, serta foto yang mereka dapati dari profile picture yang kamu pakai, yang keduanya diperlihatkan pada saya oleh teman-teman saya.

Lagi-lagi, saya termasuk dari sebagian kecil sekelompok orang yang sepakat hanya menganggap kamu sebagai seorang yang tak jauh beda seperti teman segender angkatan kamu lainnya yang beberapanya, saya sudah melihat mereka.

Seluruh dunia saya sepakat bahwa kamu adalah suatu hal yang biasa. Amat biasa.

Dan bukan apa-apa.

Kamu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang