[5]

42 8 0
                                    

Happy Reading!!

❄❄❄

Brukk..

Terdengar suara benda jatuh di meja. Sontak ia menengok ke sumber suara.

"Nih. Tugas selesai." melipat kedua tangan didada.

"Kenapa gak taruh dikelas?" tanyanya.

"Sesuai permintaan. Selesai LANGSUNG KASIH ELO! Sorry ya, gue itu orangnya amanat." celetuknya.

Gara mengangkat sebelah alisnya. Tak disangka, cewek didepannya yang biasanya diam dan penurut bisa berbuat sebaliknya.

"Bagus deh. Berarti elo paham apa yang gue omongin." santainya.

"Ck" Dera memutar bola matanya malas, lalu berbalik badan. Namun ia belum melangkahkan kakinya, ia membalikkan badannya kembali.

"Oiya, gue saranin deh. Kalo elo mau ngerjain orang mending elo pikir dulu. Jangan ngasal. Kalo elo gak suka dia omong langsung. Gak usah diem-diem ngerendahin dia. Gue yakin elo bukan pengecut. Gue tau elo siapa tapi bukan berarti elo bisa main seenak elo ngatur bawahan lo, apalagi cuma masalah gak penting. Gak semua orang irit omong itu pendiem. Gak semua apa yang elo kira sesuai sama apa yang elo perkirakan." Dera berhenti sejenak.

"Jujur, sejak awal gue emang gak suka sama elo dan ternyata bener, gue pantes gak suka bahkan benci sama elo. Elo tau, kenapa selama ini gue selalu diem dan nurut setiap kali elo atur ataupun elo kasih tugas yang seharusnya nggak gue kerjain?"

"Karena gue gak mau lama-lama liat muka elo! Dan ternyata pilihan gue salah. Justru elo bikin gue sering liat muka elo itu. Dan sekarang, kesabaran gue udah abis. Gue harap elo tau maksud gue." Dera lalu berbalik lagi, namun ia belum juga melangakahkan kakinya. Gara sedari tadi diam tak bersuara, mendengarkan celetuk cewek di depannya.

"Satu lagi. Makasih elo udah bikin gue olahraga tadi pagi." Dera menarik salah satu ujung bibirnya. Namun Gara tidak dapat melihat ekspresi itu karena Dera memunggunginya.

Sedangakan Gara masih terdiam. Mencerna semua kalimat yang dilontarkan cewek itu, kata demi kata. Sembari matanya menatap punggung cewek itu yang mulai melangkah menjauh dan hilang dari pandangannya.

"Woy!!" untunglah orang yang dikageti tidak punya riwayat penyakit latah. Kalo iya, bisa rusak image dirinya.

"Ngapain elo bengong?! Ntar kesambet setan, gue sukurin elo." lanjut sesosok manusia yang terlihat membawa dua gelas jus berwarna kuning ke-orange-an, lalu duduk didepan Gara.

"Brisik lo." Gara tak menggubris Raja.

"Eh cewek tadi itu anak kelas unggulan bukan sih?" tanya Raja seraya menatap arah Dera pergi.

"Kalik." Gara kembali terbayang kejadian tadi. Ia menatap arah Dera pergi sembari berpikir apa yang dilakukannya itu salah? Atau justru melebihi kata salah?

"Eh, Ra. Elo tau gak kakak kelas cewek. Namanya Chika. Gila! Dia cantik banget bro. Udah gitu badannya, uh. Bikin ngiler, anjir." otak mesum Raja muncul dipermukaan.

"Gue gak peduli! Kalo elo mau sama tuh kakel. Sono ambil. Elo kan jago kalo urusan cewek." tegas Gara.

"Elo kenapa sih? Gak biasanya." ujar Raja bingung.

"Oh gue lupa. Elo kan udah punya Cindy ya?! Sorry bro, sorry." manusia satu ini memang selalu membuat Gara emosi. Tapi ini sudah sering dilakukannya jadi Gara tak memikir lebih dalam. Gara lebih memilih tak menanggapi manusia didepannya sedikitpun.

❄❄❄

"Gue, Dera."

"Gue juga."

My Shield Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang