[7]

30 3 0
                                    

Happy Reading !!

❄❄❄

"Do, besok jadi kan?" tanya Sarah.

"Hm. Kalo gue gak mager ya." jawab Aldo yang sedang memegang ponsel miliknya. Melihat itu Sarah menjadi kesal.

"Pokonya elo gak boleh mager! Temenin gue dulu. Gue mau liat itu loh, tempat yang bagus banget." ucap Sarah.

"Alah, cuma itu doang. Gue udah bosen." jawab Aldo masih memainkan game favoritnya. Membuat Sarah sedikit mencebikkan bibirnya.

"Iya-iya gue tau. Elo bebas, anak satu-satunya, selalu dimanja, apapun dibolehin, makanya boleh kemana aja sama bokap-nyokap elo. Gak kaya gue, jarang dibolehin sama nyokap-bokap gue." putus Sarah. Mendengar itu Aldo lalu menekan tombol pause.

"Sarah yang cantik. Elo kan cewek. Udah sewajarnya elo diatur sama bonyok elu karena cewek itu lemah. Gak kaya cowok gue ini." jelas Aldo yang sudah beralih fokus pada Sarah. Saat ini bola mata Aldo bertemu dengan bola mata Sarah. Sarah mulai mengerti maksud dari perkataan Aldo.

"Elo cowok? Lah gue kira elo cewek." ejek Sarah.

"Gue cowoklah. Elo gak liat nih. Masak ganteng-ganteng gini dikira cewek. Rabun ya elu? Gue turut prihatin ya, Sar. Masih muda kok udah sakit mata." balas Aldo.

"Masak?" ejek Sarah lagi.

"Jadi elo gak percaya nih?" tanya Aldo lagi.

"Enggak." kukuh Sarah.

"Yaudah nih. Gue tunjukin biar elo percaya." tangan Aldo menyentuh rensleting celana miliknya. Seketika membuat mata Sarah membulat penuh.

"Aldo!! Gak usah aneh-aneh ya lo!" Sarah dengan sedikit teriakan akibat terkejut, kedua tangannya seketika menutupi kedua matanya agar tidak ternodai jika benar ia akan melihat hal menjijikkan seperti itu. Bagaimana Sarah tidak terkejut, Aldo yang dikenalnya adalah anak humor bukan anak mesum. Siapa yang tidak akan terkejut melihat kejadian seperti itu? Hanya orang-orang berotak mesum seperti alien didepannya ini, yang akan bersikap biasa saja.

Semua manusia yang mendengar suara itu mencari kearah sumber suara. Terutama yang ada dikelas. Derin melihat sosok dua manusia yang duduk satu meja memojok dibelakang.

"Woy, Dodol! Elu apain anak orang?" panggil Derin.

"Orang dia yang minta." jawab Aldo santai sembari menjauhkan tangannya dari rensleting celana miliknya dan meletakkannya di atas meja lalu melirik Sarah. Namun Sarah justru membalas lirikan mematikan yang ditujukan kepada Aldo.

"Iye-iye, Sar. Canda doang aelah." Aldo menyerah.

"Nggak lucu tau gak." ujar Sarah dengan penekanan.

"Lagian elo sih. Udah tau pake nanya. Yaudah gak usah salahin gue." Aldo mengambil ponsel miliknya berniat untuk melanjutkan rutinitasnya yang tertunda tadi.

"Ya, gue cuma heran. Kenapa elo itu suka apapun yang berbau-bau cewek gitu. Misalnya kemarin pas acara kartinian ngapain elo pengen jadi Diajengnya? Heran gue. Ya gue kira elo dulu, transgender." ucap Sarah dengan hati-hati. Seketika Aldo meletakkan kembali ponselnya.

"Amit-amit, amit-amit." Aldo menepuk kepalanya dan meja secara bergantian. Melihat kelakuan Aldo itu membuat Sarah tertawa.

"Gak tau. Gue kaya ngerasa kalo jadi cewek itu enak. Dimanja, kalo punya pacar selalu dilindungi. Jadi cewek itu menurut gue nyaman aja." lanjutnya santai.

"Enak ayam lu beranak!"

"Cewek itu menurut gue ngebosenin. Nggak bisa semuanya yang kita pengen itu bakal kita rasain. Nggak bebas kaya cowok. Cewek itu gampang tersentuh emosinya. Kalo ada cewek sama cowok yang lagi putus hubungan, pasti si cewek bakal lebih gak bisa ngendaliin emosinya. Entah dia bakal nangis ataupun marah. Seperti kata elo tadi, cewek itu lemah." lanjut Sarah penuh dengan perasaan.

"Elo curhat?" Aldo sok polos.

"Ih, Aldo. Elo nyebelin banget sih. Nggak bisa peka dikit apa?" Sarah mendorong Aldo sedikit keras hingga terhuyung dan hampir mencium lantai.

"Aw,aw. Sakit, Sar. Entar kalo gue jatoh gimana? Trus muka gue jadi gak ganteng lagi gimana? Entar elo kangen lagi sama si ganteng ini yang gantengnya melebihi Oppa Lee Min Ho dan keimoetannya nandingi keimoetan Tantan ini." goda Aldo seraya menggerakkan sebelah alisnya naik-turun.

"PEDE!!" Sarah mendekatkan wajahnya ke wajah Aldo.

"Aduh, Sar. Ujan. Perasaan gue tadi liat kata BMKG sekarang cerah berawan deh. Kok jadi cerah berujan sih." celetuk Aldo seraya mengelap wajahnya dengan telapak tangan kanan.

"Eh sorry, Al. Sorry. Gue gak sengaja." ucap Sarah merasa bersalah.

"Aduh, Sar. Basah nih." keluh Aldo masih mengelap wajahnya.

"Ya sorry. Gue tadi gak sengaja. Mana yang basah, biar gue lapin." tangan Sarah bergerak menyentuh wajah Aldo. Saat tangan Sarah mulai mengelap wajah Aldo,

"Tapi boong!"

"Ih, Aldo elo ngeselin banget." tangan Sarah yang tadinya mengelap pipi Aldo jadi mendorongnya dengan sedikit tenaga yang membuat wajah Aldo tertoleh kekanan.

"Becanda doang, hehe." Aldo cengengesan.

Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Shield Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang