[6]

40 10 2
                                    

Happy Reading!!

❄❄❄

"Sayang?" tanya seorang wanita.

"Eh. Iya ma?" ia tersadar dari lamunannya.

"Kok bengong sih?" tanyanya lagi.

"Em. Gapapa ma. Al cuma bingung aja." mencoba meyakinkan.

"Bingung kenapa?"

"Gapapa. Cuma masalah tugas kok ma." meyakinkan lagi.

"Itu makanannya. Kok dianggurin sih. Kasihan, dimakan dong." sembari menatap sepiring nasi didepan putranya.

"Iya mama. Ini Al makan kok." seraya mengambil sendok yang sudah terdapat makanan lalu memasukan ke mulutnya. Malam ini kebetulan mamanya tidak sesibuk seperti biasanya. Maka dari itu, ia punya waktu berdua dengan putra semata wayangnya walaupun hanya sekedar makan malam saja.

"Selesai. Al ke kamar ya ma. Al mau ngerjain tugas dulu." ucapnya lalu bangkit dari kursi makan. Wanita itu mengangguk pelan lalu putranya itu mulai berjalan menuju kamar.

Ceklek..

Ia langsung membantingkan tubuhnya di tempat tidur. Sebenarnya ia tidak ingin mengerjakan tugas. Namun, ia merasa sedang ingin sendiri.

Pikirannya melayang, membayangkan kejadian waktu itu. Dimana ia melihat seorang gadis dengan penampilan yang sangat berbeda dari biasanya. Seketika jantungnya berhenti berdetak. Matanya tak mampu berkedip sekalipun. Tak percaya gadis itu bisa juga secantik itu. Mengingat yang biasanya hanya berdandan ala kadarnya. Dan ia bisa menebak itu hasil dari polesan baby powder. Dan waktu itu, terlihat cantik, tidak terlalu berlebihan. Berjalan bersisian dengan seorang Derin. Ia melihat tidak ada kecocokan antar mereka.

Namun ia segera tersadar dari pikirannya, memangnya ia siapa? Menilai urusan orang lain. Ah. Ia terus membayangkan kejadian itu. Mulai dari pertama kali bertemunya, sampai sekarang. Seperti ada sesuatu disini. Tapi apa?

❄❄❄

Matahari yang cerah. Aku mulai bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Ku tatap benda yang menempel didinding menunjukan pukul enam lebih lima belas menit.

"Bun, Dera berangkat ya?" pamitku saat berada di ruang tamu.

"Dera. Kalo kamu berangkat sama adekmu gimana? Mama ada acara dirumah tetangga." pinta Bunda.

"Em. Okedeh ma. Lagian ini masih gak terlalu siang kok." aku tersenyum.

"Bentar." Bunda berjalan menuju kamar Nadia.

"Kak Dera." teriak seorang bocah.

"Eh Nadia."

"Bun aku berangkat ya." ujarku seraya menatap Bunda.

"Iya Dera. Hati-hati, jagain adikmu."

"Siap Bunda."

"Yuk berangkat, udah siang nih." ujarku sembari memegang tangan kanan Nadia.

"Ayok." Aku dan Nadia mulai berangkat sekolah.

My Shield Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang