I

712 77 8
                                    

“Jujur saja, anggota probatio musim ini sudah pecah jadi dua. Satu yang menganut ‘Senior Gamma, Na Jaemin panutanku’ dan satu lagi, ‘Senior Gamma, Na Jaemin tunggu balasanku’.

Gelak tawa pecah di perkumpulan pemuda itu, bahkan satu diantara mereka yang paling bongsor telah tertawa berguling di rerumputan. Kakinya terangkat ke udara dan bergerak tak terkendali bersama suara tawanya yang menggelegar.

“Nah separuhnya berfikir kalau saja Haechan yang memimpin latihan mereka, jelas mereka tidak perlu terjun dari tebing ke laut sebanyak dua belas kali sehari. Separuh lagi beranggapan hukuman terjun dari tebing adalah yang terbaik yang bisa dilakukan sepanjang hidup mereka”

Tawa semakin pecah diantara mereka, menyisakan satu orang yang telah disebut sebagai antagonis merengut dan menyumpah-nyumpah. Rusuknya disorong dengan main-main oleh kawan disampingnya yang mengenakan kaus longgar berwarna hitam diatas celana jinsnya. Satu-satunya yang tidak bertelanjang dada seperti yang lain.

“Bercanda, Jaemin. Jangan kesal begitu, para probatio pasti senang karena kau beri mereka latihan yang menyenangkan musim ini. Semua menikmatinya, tidak cuma setengah-setengah.”

Yang tadinya tertawa bergulingan di rumput sontak bangkit dan menggeleng.

“Ya! Aku bersumpah akan melepas telingaku sendiri kalau yang kudengar itu salah,” katanya, “Lord Alpha bahkan mengakui pendengaranku adalah yang terbaik yang bisa ditemukan ratusan tahun terakhir, para probatio bergumam di kelompok mereka yang jaraknya hanya seratus meter dari tempat tidurku. Mana mungkin aku salah dengar.”

“Sayangnya, mereka tidak cukup pintar untuk percaya kalau saja Haechan yang menjadi mentor mereka musim ini. Jangankan dua belas lompatan dalam satu hari, Beta kita ini akan membuat mereka melompat dua belas kali tiap satu jam.”

Yang disinggung tertawa dan dalam hati membenarkan ucapan Jaemin barusan. Haechan menjadi mentor para probatio musim lalu, dan dia membuat satu diantara mereka melakukan lompatan dari tebing dengan total dua ratus delapan puluh delapan lompatan dalam satu hari.

Kenapa? Tentu saja karena Haechan pikir itu menyenangkan.

Dulu, dirinya sendiri menghabiskan masa probatio-nya dengan melompat berulang kali dari tebing yang berbeda. Terus menerus terjun ke udara bebas lalu merasakan dingin air laut yang menyapa pori-pori tubuhnya. Itulah juga kenapa dia dulu terobsesi untuk terus melakukan lompatan, berharap satu dari ribuan aksi lompatnya itu mengantarkan rasa hangat yang menyelimuti tubuhnya, bukannya rasa dingin.

Probatio, adalah tahap pra-perubahan yang terjadi dalam diri setiap werewolf pada umumnya. Merasakan adanya sisi serigala yang mulai bangkit dalam diri mereka, namun juga membutuhkan tekad kuat melepaskan dan berdamai dengan sisi diri mereka yang lain. Dan kemungkinan terjadi perubahan wujud pertama yang paling efektif adalah saat mereka merasa terancam atau marah.

Seharusnya, lompatan dari tebing yang biasa probatio lakukan membawa ancaman bagi mereka untuk beberapa kali sehingga memicu perubahan itu segera terjadi, tapi itu juga tidak menjamin semuanya akan berubah melewati langkah itu. Seperti dirinya sendiri.

Haechan dewasa ini menyadari kenapa dia melewati semua lompatan yang pernah dia lakukan itu dengan damai tanpa rasa terancam sedikitpun adalah karena dia menikmatinya. Menikmati saat saat tubuhnya terasa terbang dan dihempaskan ke air laut. Lagipula, dia selalu melompat bersama saudaranya, untuk apa merasa terancam?

“Mereka tidak juga berubah wujud,” kata Jaemin, “apalagi yang ampuh untuk mengancam mereka?”

Hening sebelum semuanya berebut mulai mengusulkan hal-hal konyol yang mengundang tawa.

Alea Jacta EstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang