Suara tawa dua bocah itu kini mulai tak terdengar lagi. Anjani sering menyendiri, dia masih tak percaya kalau dannies benar-benar pergi.
Hari hari terasa sepi, seperti tidak ada kehidupan, hampa, kosong, anjani tak tau harus bagaimana. Dia merindukan sahabatnya itu.
"Mamah, aku rindu dannies"
"Sabar ya sayang, nanti juga kalo waktu nya pasti ketemu kok"
Anjani langsung pergi ke halaman belakang tempat dia dan dannies bermain, dia dan dannies pernah mengukir nama mereka berdua dipohon.
¢¢¢
Sedangkan dirumah dannies yang baru, mamahnya tau kalo anaknya itu tak seceria dulu. Ia jadi jarang bicara padahal dannies sangat cerewet.
"Maafin mamah, harusnya kita tinggal dibogor aja" Sambil meluk dannies
"Udahlah mah, semua udah terjadi"
Mereka berdua akhirnya mengerti dan bisa menerima kenyataan bahwa setiap orang yang ada didunia ini pasti akan pergi. Ditinggalkan atau meninggalkan itulah pilihan hidup. Semua orang harus menerima resiko itu.
Dua bocah itu saling menyayangi satu sama lainnya, mereka masih sangat kecil untuk mengenal cinta tapi yang mereka tahu bahwa mereka berdua Bersahabat.
Hari hari mereka jalani dengan penuh kesabaran, sampai mereka sekarang sudah menginjak umur 16 Tahun.
Anjani bersekolah di SMAN 5 Bogor sedangkan dannies di SMAN 13 kota bandung.
¢¢¢¢
Anjani
Dia mulai menemukan teman teman baru, tapi dannies tetap tak akan tergantikan sebab dia memang lelaki baik yang selalu membelaku disaat orang-orang jahat kepadaku dan sekarang aku harus berani karena dannies pernah bilang kalo kita berani kita pasti bisa kalahin mereka. Itulah kata kata dia yang sering ku ingat.
Aku benar benar merindukan dia, sudah hampir 6 tahun aku tak pernah bertemu dengannya.
Disekolahku sekarang aku mulai sadar hidup tak melulu sendiri kadang butuh orang untuk menjadi teman. Disekolahku ini aku berteman dengan Dinda dan Nina mereka berdua baik sekali kepadaku
"Din, aku pusing nih sama tugas matematika ini. Kamu bisakan ajarin aku bagaimana caranya."
"Bisa bisa. Gimana sekarang kita ke rumahku aja pulang sekolah"
"Ayo, ajak nina sekalian ya"
"Oke"
Dan merekapun pergi kerumah dinda. Dindapun menyuruh teman temannya masuk. Dinda mengajarkan anjani dan nina cara bagaimana mengerjakan soal integral, dinda memang anak yang pandai.
"Anjani, gue boleh nanya ga?" Celetuk nina
"Boleh dong"
"Dannies itu siapa? Pacar lo ya"
"Enak aja, bukan. Dia itu sahabat kecil gue. Kenapa lu nanya-nanya dia?"
"Engga, soalnya gue kepo aja gitu. Waktu itu gue pernah liat nama dia dibinder lu"
"Oh itu, iya gua emang sama dannies sahabatan dari orok tapi dannies pergi ke bandung pas kita kelas 4 Sd dan sekarang gue ga pernah ketemu dia lagi"
"Kasian bener dah"
"Udah udah. Mending kita makan sekarang, kasian tuh mamah udah masakin buat kita masa dianggurin gitua aja" Kata dinda
Anjani sangat bersyukur mempunyai teman seperti dinda dan nina. Rencana tuhan memang tidak ada yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dannies & Luka
RomansaKadang Lukalah yang mengajarkan kita apa arti dari sebuah cinta kasih sayang seseorang🍂