chapter 7

6 2 0
                                    

FIRE WORK
•Color•

Karena anggota eskul cuma sedikit, ketua berencana untuk mempromosikan eskul tersebut dengan menggelar acara fotografi di sekolah.

Acara sudah di siapkan dengan matang jauh-jauh hari.  Dan kinilah tiba saatnya.

"Rei, Melani kemana?" tanya Salma.

"Ibunya Sakit,  dia gak bisa dateng.  Cari pengganti saja" terang Rei.

"Airin mungkin bisa membantu?" tawar Hiroshi pada Airin.

"Boleh"

Tanpa Airin tau, dia menyepakatinya. Airin menggantikan posisi Melani.  Dia menjadi model pada sesi foto tersebut.  Tugasnyasangat mudah, dia hanya berjalan di atas kolam renang itu dan peserta bertugas untuk mengambil foto dirinya.

"Tolong briefing dia sebelum jalan Nin. Gue mau urus yang lainnya dengan Adel"

"Assiyap" Nindya menghampiri Airin yang sedang bersiap diri.

"Gue temenin Nin" ucap Dion menawarkan.

"Rin, tugas lo hanya jalan di tengah-tengah kolam itu. Nah, ini ada pasih sihir. Yang warna Biru buat efek kabutnya. Dan warna Hijau buat lo jalan di air. Waktu mau jalan,  taburin yang hijau ya.  Nanti kalau pas udah di tengah baru yang biru. Jangan sampai salah ya." jelas Nindya.

"Jangan kecewain penonton" timpal Dion.

"Iya" "bagaimana gue bisa bedain warnanya? Semua aja terlihat sama?" Batin Airin.

••

Ketika semua sudah siap,  Airin menaburkan pasih sihir tersebut. Tiba-tiba kabut menebal di permukaan kolam. Dan Airin mulai berjalan di atasnya. Para peserta pun mulai mengambil gambar Airin.

"Kenapa ada kabut? Apa dia salah menaburkan pasir sihirnya? Apa dia memang tak bisa melihat warna?" batin Dion yang sedari tadi memperhatikan Airin.

Ketika Airin berjalan dan mendapati langkah ke-lima-nya

Byurrr

--skip--

Semenjak kejadian itu,  Airin menghindari eskul tersebut sekaligus orang-orang yang ada di dalam eskul itu.

"Rui,  bisa ajari gue sihir? Sebelumnya gue belum pernah melakukan sihir dengan baik." ucapku pada Rui.

"Baiklah,  mulai hari ini,  kita akan belajar sihir bersama-sama Airin 😁" Walaupun Airin tidak terlalu suka sihir,  setidaknya dia bisa mengisi waktu luangnya dengan belajar sihir.

"Ajari juga cara membuat pasir sihir Rui, biar Airin lebih hebat lagi" kata Nenek Viona pada Rui.

"Siapp Nenek"

••

Aku berjalan menuju taman yang pernah ku kunjungi sebelumnya. Tiba-tiba ada seekor ikan mas muncul di hadapanku. Aku tau,  pasti dia tidak jauh dari sini.
Aku melihatnya duduk di tempat itu lagi,  kali ini dunia yang muncul adalah lautan.  Sebuah pantai yang sangat biru. Mataku dimanjakan dengan indahnya lukisan ini. Aku melihat warna lagi.

Kali ini aku sadar,  kalau sihirku lah yang membuat lukisan Dion bisa keluar menjadi sebuah ilusi yang indah. Tapi cuma lukisan dia,  satu-satunya yang terlihat berwarna dimataku.

"Hei, gue bisa liat gambar lo lagi?" ucapku padanya.

"Enggak"

"Pliss"

"Gue gak pernah nunjukin gambar gue ke orang lain. Jangan berharap." kata Dion.

Aku diam.

"Sebenarnya asal lo darimana sih?" tanya Dion penasaran.

"Gue dari masa depan"

"Maksut lo?"

"Boleh gue liat gambar lo? Nanti gue jelasin."

"Enggak"

"Cuma gambar lo yang berwarna di mata gue." ucap ku lirih sembari meninggalkan dia.

Setelah mendengar perkataan itu, dalam fikiran Dion terbenam bahwa Airin memang tak bisa melihat warna.

Memang berharap pada manusia itu gak bisa di apa-apa kan. Tapi setidaknya aku sudah berusaha berharap dan aku gak bakal berharap lagi pada dia. Mungkin takdirku memang tak bisa melihat warna dunia ini.

Tbc

FireworkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang