chapter 8

3 1 0
                                    

FIREWORK
•Rui•

"Airin! Lo ada masalah ya sama teman-teman?" tanya Rui tiba-tiba.

"Gak ada"

"Tadi gue ketemu Nindya,  dia bilang hari ini ada eskul. Lo di suruh datang." terang Rui padaku.

"Pliss,  temenin gue ya. " pinta Airin pada Rui.

"Iya iya"

••

Aku mendatangi ruang seni dan fotografi, semua menyambut kedatanganku canggung. Untunglah Rui berhasil memecahkan situasinya.

"Jadi ini ruangan eskul Seni dan Fotografi?" ucap Rui.

"Ngapain lo kesini? Lo kan bukan anggota" pekik Rei.

"Gue sudah memutuskan kalau gue juga akan bergabung dengan kalian." kata Rui tiba-tiba.

"Haaaaaaa? Yang bener aja,  gila"

"Gue di eskul sihir. Gapap anggotanya cuma gue doang. Jadi sekarang ruangan ini jadi ruang seni,  fotografi dan Sihir" Ucap Rui percaya Diri.

"Ketua,  apa-apa an dia? Kenapa seenaknya sendiri" kata Adelia tak setuju.

"Lo bener mau buka eskul baru?" tanya Hiroshi pada Rui.

"Kenapa enggak?  Lagian Airin juga bisa bantu."

"Oh iya,  Airin. Kami minta maaf atas kejadian yang lalu. Mohon bantuannya di eskul seni dan fotografi ya" ucap Hiroshi yang tiba-tiba teringat dengan keberadaan Airin.

"Hei,  eskul sihir juga" sambung Rui.

"Iyaa"

Semenjak hari itu, Airin mulai aktif belajar di bidang fotografi.

••

Hari ini aku pergi ke taman itu lagi. Entah mengapa aku mulai berharap lagi,  kalau dia ada disana juga. Setibanya aku disana, aku tak menemukan dia dimanapun. Aku duduk di kursi dekat kolam yang ada di taman itu.
Menatap kehidupan yang sangat hambar.
Sampai akhirnya ada salah seorang yang menghampiriku.

"Hei,  ngapain disini sendirian?" ucapnya mengambil tempat di sampingku.

"Eh Kak Hiroshi, cuma nyari udara segar aja. Kalau kakak ngapain?" tanya ku balik.

"Hunting aja. Mau liat hasil tangkapan ku tadi?" tawarnya padaku.

"Boleh"

Kami berbincang cukup lama membahas ini dan itu. Tentunya di bidang fotografi. Kak Hiroshi memperlihatkan foto bunga yang tadi sempat di ambil gambar olehnya.

"Warna bunganya Bagus ya?" tanya Kak Hiroshi padaku. Aku takut kalau percakapan ini akan membuka rahasia yang aku simpan selama ini.

"Warna? Bagus?" ucapanku terdengar seperti bertanya.

"Kok tanya balik sih" kata kak Hiroshi heran.

"Iya kak, Bagus" jawabku singkat.

"Memangnya ada apa?"

"Udah sore kak,  Airin balik duluan. Bye"

Aku meninggalkan Kak Hiroshi disana. Tak sengaja aku melihat Nindya dari kejauhan,  mungkin dia tau kalau aku melihatnya dan dia langsung mengalingkan pandangannya.

"Tu..tunggu" aku mengejarnya. Aku yakin dia tadi juga melihatku duduk bersama kak Hiroshi di taman tadi.

"nin, tunggu in" teriak ku lagi.  Akhirnya dia menghentikan langkahnya.

"Apa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Apa?"

"Kenapa tadi gak nyamperin gue sama kak Hiroshi aja" ucapku padanya.

Dia bego atau apa sih,  ajg!
Gue itu cemburu liat lo deket-deket kak Hiroshi.

"Enggak, nanti gue ganggu kalian. Udah gue mau pulang,  mood gue hancur" kata Nindya.

"Iya"

Ehh gila. Nih anak gak peka amat dah. Ajg!

••

Ketika di perjalanan pulang,  tak sengaja seseorang menabrakku dari belakang.

Brukk

"Lo gakpapa?" suara ini , aku mengenalnya. Dion.

"I'm fine"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I'm fine"

"Mau gue anterin pulang?" tawar Dion padaku.

Apa gue gak salah denger nih?

"Gue bisa pulang sendiri kok"

"Gue serius"

"Gue lebih serius lagi"

"Ok. Gue anterin"

Entah apa yang dia pikirkan. Mungkin dia lagi gila atau sedang hilang kesadaran. Gak biasa nya dia memperlakukan ku seperti ini.

Tbc

FireworkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang