Prolog

74 12 0
                                    

"Apakah kau akan pulang sekarang?" tanya seorang perempuan bernama Helena.

"Ya. Aku sudah 7 tahun tidak pulang ke Indonesia lagi. Aku rindu dengan orang tuaku dan dengan dia yang mungkin sudah melupakanku"

"Tidak usah kau terus mengharapkannya lagi. Mungkin dia disana sedang bersenang senang dengan para wanita. Dan dia tidak memikirkanmu. Dia tidak peduli denganmu, buktinya hingga 7 tahun belakangan ini, dia tidak memcarimu"

"Mungkin dia sedang sibuk disana. Aku pernah dengar bahwa dia sekarang sedang mengurus perusahaan keluarganya"

"Aku pokoknya tidak ingin kau terus mengharapkannya. Bagaimana jika saat kau datang ke Indonesia dia sudah bersama wanita lain"

"Mau bagaimana lagi? Mungkin itu sudah takdirku. Jika dia memang sudah melupakanku, aku bisa mencari lelaki lain yang lebih baik darinya. Yang tidak flat seperti dia. Meskipun itu agak sulit untukku"

"Terserah apa pun katamu. Aku hanya berpesan, jika dia menyakitimu kau jangan takut untuk membalasnya. Meskipun tidak oleh dirimu, dia harus mendapatkan apa yang dia lakukan padamu. Ingat karma it's real." Helena memeluk perempuan yang sedari tadi berbicara dengannya. "Aku akan sangat merindukanmu disini. Jika kau ingin curhat, jangan sungkan untuk menghubungiku, ok? Datang ke sini lagi ya, aku akan menunggumu. Jika kau ada masalah disana, jangan mempunyai pikiran untuk bunuh diri. Lebih baik datang ke sini, kita akan bersenang senang seperti dulu lagi"

"Iya, Helena. Aku tidak mungkin mempunyai pikiran untuk bunuh diri. Aku masih sayang dengan hidupku. Baiklah, aku harus pergi sekarang. Jaga dirimu baik baik disini ya Helena. Aku senang bisa bersahabat denganmu"

Keduannya mekepaskan pelukan mereka. Perempuan itu mengambil kopernya dan pergi meninggalkan Helena yang sedang menatapnya dengan sedih.

"Aku kembali Indonesia. Aku sangat merindukan Ibu, Ayah dan Dia. Semoga dia tidak berubah, meskipun aku tau 7 tahun yang lalu itu sangat menyedihkan bagi kami. Selamat datang hidup baru"

Perempuan itu terus berjalan hingga masuk ke dalam pesawat yang akan membawanya ke negara lahirnya, Indonesia. Sekarang pesawat itu sudah take of.

"Hilangkan semua kenangan buruk masa lalu. Hadirkan kenangan berkesan di masa depan"

Perempuan itu tersenyum melihat pulau pulau dibawah sana lewat jendela pesawat. Perempuan itu mengambil ponselnya didalam tasnya dan membuka galeri.

Di ponsel itu menunjukkan seorang lelaki dan seorang perempuan.

"Aku merindukanmu Devan. Sangat merindukanmu. Aku akan kembali. Semoga semuanya tetap sama, meskipun itu tidak akan terjadi"

Perempuan itu memeluk ponselnya. Ya, perempuan itu adalah
Nabila Sekar Mahendra.


∆∆∆∆∆∆∆∆∆∆

Hai hai apa kabar?

Ketemu lagi sama akuu...

Rindu gak? Gak ya? Yaudah sih...

Nih aku bawa cerita baru
kelanjutan dari Bila dan babang Devan 😘😘

Semoga suka yah...
Masih awal nihh, masih anget angetnya..

Trust LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang