Setelah tawa mereka redah, Selsha langsung to the point menanyakan sesuatu ke Ali. "Kalau sekarang, jangan-jangan lo masih suka gue? Iya, kan, ngaku-ngaku?!"
Ali menyeringai, lalu melengos, "ngarep! Gue udah suka sama yang lain. Ya kale, masih ngarepin pacar orang selama dua tahun!"
Selsha tertawa renyah, "Lo ngocak, ya? Kenapa lo nggak bilang sejak awal, kalau lo suka sama gue?"
"Ya, lo kenapa nggak bilang kalau suka gue? Kalau lo suka gue kan, gue juga bisa ambil tindakan lebih!"
"Ya nggak mungkin, lah! Ya masa gue bilang waktu masih SD. Gila kali."
Ali tertawa lagi, "ya sama, gue juga gitu!"
Lalu, hening. Tidak ada lagi suara yang mereka lontarkan. Ternyata, jujur itu indah, walaupun terasa pahit. Namun, akhir dari sebuah kejujuran adalah rasa manis tiada habis.
"Emang sekarang lo suka siapa?" Selsha bertanya, sambil membuat makan malam mereka di rumah Ali.
Ali yang sedari tadi hanya berkutat pada dua buah gelas es mocchaccino langsung terdiam beku. "Hah?"
"Emang sekarang lo suka siapa?"
Lalu, senyuman tipis memenuhi sudut Ali. Sambil mengantarkan dua gelas es mocchaccino yang sudah siap saji ke atas meja, cowok itu cengengesan. "Lo inget, waktu gue nge-chat lo suruh jaga kakak tingkat kelas sebelas yang namanya Prilly?"
Selsha menghentikan aktivitas memasaknya, lalu menoleh singkat ke belakang, menemukan Ali. "Yang mana?" ia meningat, "Oh, yang rambutnya pirang itu? Panjang?" tanyanya.
"Nah!"
"Terus?"
Ali tertawa, "Ya itu. Gue suka sama dia sekarang!"
Tawa Selsha langsung meledak, memenuhi dapur rumah Ali. "Li? Lo sadar diri gitu, kek!"
"Kenapa emangnya?" dia sewot, langsung duduk di kursi pantry. Mengaduk-aduk es buatannya sendiri.
Selsha menghentikan aktivitas memasaknya karena telah usai. Lalu, mengantarkan ke atas meja, setelah ia memindahkannya ke piring saji. "Ya, dia kan cantik gitu. Pasti, standart cowok dia juga keren, dong!"Ali mengembuskan napasnya, "Maksud lo, gue nggak keren gitu?"
Selsha menjawab tegas, "Enggak!"
Sial.
"Pasti cewek secantik dia itu, tipe cowoknya yang tinggi, putih, bersih, sholeh, sopan sama orang tua, dan satu lagi, pasti dia suka sama anak yang lebih tua gitu, deh! Kakak tingkat, maybe!"
Ali sebal. Batal minum. "Dari yang lo sebutin tadi, maksud lo gue bukan tipe dia gitu?"
"Ya, lo pikir sendiri aja!" Selsha dengan tawanya mulai bangkit lagi dari kursi pantry dan mengambil air putih. "Lo merasa tinggi? Kan enggak. Lo putih? Juga enggak. Bersih? Alah, lo kan jorok. Sholeh dan sopan sama orang tua? Ah, no pict hoax!" katanya, lalu ia meneguk air putihnya hingga tandas.
Mereka kembali lagi duduk di meja yang sama. Lalu Ali bersuara, "Ya, bodo amat. Pokoknya dia harus mau sama gue!"
Selsha cengengesan, memberikan gestur seperti; alah-ngarep!
Dan mereka menikmati makan malam bersama.
Selsha berhenti mengunyah, "Lo nggak manggil Faga sekalian makan gitu, Li?"
Ali mengerutkan keningnya, "Alah, biasanya juga dia makan di luar. Bodo amat."
Cewek itu angguk-angguk paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAT ✔
FanficHIGH RANK #1 in Alpril - 26/02/19. RANK #11 in Alpril - 20/08/21 RANK #28 in Alpril - 12/09/21 RANK #21 in Alpril - 14/09/21 RANK #20 in Alpril - 18/09/21 [COMPLETE] Prilly terhenyak, merasakan Ali menggeleng saat memeluk dirinya. "Gue udah cukup ke...