V. Ambivalent

234 31 2
                                    

Aku mencoba berpikir positif dan tidak terlalu mempermasalahkannya, mungkin saja Nagahama-san memang pernah mendengar aku dipanggil Techi.

"Ah, tidak apa-apa." jawabku dan kembali mencari buku catatanku.

"Ayo, tapi aku akan pergi ke ruang guru sebentar. Tidak apa-apakan?" ucapku kemudian sesaat setelah berhasil menemukan buku yang kucari.

"Iya tidak apa-apa." balasnya. Dan kamipun mulai beranjak dari kelas. Setelah selesai mengantar bukuku ke ruang guru, aku dan Nagahama-sanpun pergi ke kantin. Sesampainya, mataku langsung menangkap  3 sosok temanku yang sedang mengobrol. Akupun segera menghampiri mereka.

"Minna, maaf membuat kalian menunggu." ucapku.

"Ah, Techi! Tidak apa-ap_" ucapan Monta tiba-tiba terhenti saat ia melihat aku datang tidak sendirian, melainkan bersama Nagahama-san. Mendadak suasananya jadi hening dan agak canggung. "Ah, karena ini hari pertama Nagahama-san di sekolah ini, jadi aku mengantarnya ke kantin. Tidak apa-apakan dia makan bersama kita hari ini?" hening. Tak ada seorangpun yang ingin merespon ucapanku, mereka bahkan tampak saling memandang satu sama lain. Akupun memandang Neru, sejujurnya aku sedikit kasian padanya, bukankah ini seperti orang-orang tengah menjaga jarak dengannya? Namun, saat aku melihatnya, dia bahkan tidak tampak sedih atau kecewa, dia masih menampakan senyumannya yang khas. 'Apa dia baik-baik saja?' pikirku.

"Minna, yoroshiku onegaishimasu." ucap Neru tiba-tiba dan iapun segera mengambil duduk di tempat Yui sehingga membuat Yui terkejut dan segera menggeser duduknya.

"Techi, kenapa kau diam saja? Duduklah!" akupun langsung tesadar saat Neru berbicara. Akupun segera mengambil duduk di sebelah Berika. Suasananya benar-benar hening, mereka hanya fokus pada makanan mereka. Apa aku salah membawa Nagahama-san bersamaku? Tak lama kemudian, Yuipun menyelesaikan makanannya dan segera beranjak dari tempat duduknya tanpa sepatah katapun. Di susul dengan Monta dan Berika, aku hanya dapat menatap mereka pergi, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.

"Jika kau sudah selesai, kau bisa duluan menyusul mereka." ucap Neru kemudian. Akupun menoleh ke arahnya. Apa dia baik-baik saja? Aku jadi benar-benar merasa tidak enak.

"Daijoubu. Pergilah." sambungnya sambil tersenyum. Akupun mengangguk pelan dan mulai beranjak dari tempatku meninggalkannya. Akupun menuju kelas dan mendapati Yui, Monta, dan Berika tengah mengobrol seperti biasa, akupun menghampiri mereka. "Hai." sapaku cukup kikuk. Montapun tersenyum dan menarik lenganku untuk mendekati mereka.

"Techi, bisa tidak lain kali kau tidak mengajak Nagahama Neru bersama kita?" Yuipun mulai angkat bicara.

"Eh, kenapa?" tanyaku. Mereka hanya saling memandang sesaat, sampai akhirnya Yui kembali buka suara.

"Sepertinya kau belum tahu rumornya ya? Tentang bagaimana Nagahama Neru bisa pindah kesini." aku hanya menggelengkan kepalaku untuk meresponnya. Yui pun melanjutkan, "Dia membuat masalah di sekolah lamanya dan akhirnya di keluarkan. Dan juga, dia sebelumnyapun banyak dibicarakan di internet karena masalah pembunuhan teman sekelasnya. Aku benar-benar terkejut karena dia masuk sekolah ini. Intinya, dia bukanlah orang baik, kau pahamkan, Techi?" aku cukup terkejut mendengar penuturan Yui. Apa itu benar? Apa sumbernya benar-benar terpercaya? Aku benar-benar tidak tahu apa aku harus mempercayainya atau tidak. Bagiku, Nagahama Neru tidak terlihat seperti orang yang buruk. Tapi karena aku tidak memiliki kekuatan apapun untuk menentang, akhirnya aku hanya bisa mengangguk.

Setelah itu, akupun sudah tidak pernah berkomunikasi lagi dengan Nagahama Neru di sekolah. Terkadang, saat kami berpapasan, dia akan menyapaku tapi aku hanya membalasnya dengan menganggukkan kepalaku sembari tersenyum kecil. Nagahama Nerupun menjadi murid yang diasingkan di kelas. Kurasa karena rumor akan masa lalunya yang buruk telah menyebar di sekolah, semua orangpun menjauhinya. Terkadang, aku juga tidak tega melihatnya, tapi aku tidak memiliki keberanian untuk mengulurkan tanganku di depan banyak orang yang akan membuat teman-temanku ikut mengasingkanku seperti saat itu. Aku..tidak ingin kejadian masa laluku terulang! Aku benar-benar tidak menginginkannya!

Katharsis - Hirate Yurina [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang