"Eh Sakura, Sasuke-senpai katanya udah balikan sama Karin ya?"
Itu Hinata nama panjangnya Hyuuga Hinata orangnya sangat pendiam tapi kalau sekali bicara sangat menyakitkan kata-katanya itu tidak pernah dia saring dan itu selalu membuatku kesal, namun sebenarnya dia adalah orang yang baik. Tetapi tetap saja yang namanya perempuan se pendiam apapun dia pasti akan selalu bergosip seperti saat ini dia bahkan baru datang dan langsung bertanya tentang hal itu kepadaku."Entah aku juga tidak tahu."
Sebenarnya aku tahu tapi aku memutuskan untuk berpura-pura tidak tahu. Aku tahu hal itu sejak seminggu yang lalu saat ada salah satu teman sekelasku yang sedang membahas hal itu dan aku tidak sengaja mendengarnya. Dan sekarang aku pun tahu kenapa dia bisa tertawa kembali, itu karena dia sudah balikan dengan Karin."Apa kau baik-baik saja?"
Tanya Hinata dengan nada yang terdengar khawatir."Yah aku baik."
"Oh ayolah Sakura. Aku tidak mau melihatmu kembali menangis selama berjam-jam hanya karena Sasuke-senpai."
Hinata berkata seperti itu sambil memutar matanya. Kupikir dia cukup bosan dengan kisah cintaku ini, dia bahkan sering bilang kalau aku ini telah dibodohi oleh cinta karena aku selalu menangis karena cinta."Tidak aku tidak akan melakukan hal itu lagi."
Aku berbohong. Tentu saja, tapi tidak sepenuhnya aku berbohong aku mungkin hanya menangis selama beberapa menit saja dan tidak selama yang lalu."Aku tidak akan percaya tentang hal itu. Jangan cari diriku nanti."
Kata Hinata sambil berjalan keluar dari kelas, katanya dia ingin mencari udara segar. Aku segera mengambil sapu untuk menyapu, hari ini adalah hari Rabu dan ini waktunya aku untuk piket. Aku hanya menyapu dibagian tempat dudukku saja toh masih banyak yang lain yang belum melakukan tugas piketnya. Selesai menyapu aku keluar dari kelas untuk duduk menunggu Sasuke-senpai datang. Yah beginilah rutinitasku sehari-hari saat aku datang ke sekolah terlalu pagi aku akan menunggunya datang dengan menggunakan motor miliknya. Aku bahkan sampai menghafal nomor plat motornya karena terlalu sering melihat motornya. Dia jarang sekali keluar dari kelasnya jadi aku hanya melihatnya saat dia datang di sekolah dan juga pada saat pulang sekolah. Tapi terkadang dia akan duduk disamping ruang guru bersama dengan teman-temannya dan kebetulan juga ruang guru tepat berada disamping kelasku jadi kalau kelasku lagi jam kosong lalu dia akan duduk disamping ruang guru bersama teman-temanya aku akan mengajak Hinata untuk duduk diluar dengan alasan mencari udara segar dia mungkin tidak keberatan karena tahu alasan yang sebenarnya. Ah itu dia! Dia datang. Sasuke-senpai datang menggunakan motor ninja miliknya. Dari dulu aku selalu berharap bisa naik motornya itu, tapi itu hanyalah sebuah angan-angan saja."EHEM!"
Astaga bisakah Hinata tidak berdehem sebegitu kerasnya. Lihat bahkan Sasuke-senpai juga ikut melihat kearah kami karena dehemannya itu. Kelasku berada tepat di bagian para siswa-siswi memakirkan kendaraannya jadi saat Sasuke-senpai memakirkan motornya lalu Hinata berdehem dia mungkin mendengarnya."Hentikan. Jangan lakukan hal itu lagi okay."
"Ahahaha. Itu menyenangkan aku menyukainya. Hei setidaknya kau harus bersyukur tadi Sasuke-senpai sempat melihat kearah kita."
Dia sangat percaya diri tentang hal itu. Dan itu membuatku jengkel. Bersyukur apa coba, malu iya. Dasar tidak tahu diri."Yaya terserah. Kenapa kau disini? Kukira kau pergi mencari udara segar seperti katamu."
"Aku ingin menemanimu dalam meratapi kisah cintamu yang sangat tragis."
"Hei bukan aku satu-satunya orang yang mengalami kisah cinta yang tragis."
Aku berkata seperti itu sambil melihat kearah Sasuke-senpai yang belum masuk kedalam kelasnya dia sedang berada didepan kelasnya mungkin dia ingin sedikit bercerita di pagi hari. Sedikit informasi bahwa kelasnya Sasuke-senpai berada di samping kelasku hanya saja kelasnya menghadap ke arah timur dan kelasku menghadap ke arah selatan. Dan disamping kelasnya terdapat toilet siswi jadi terkadang kalau aku pergi ke kamar mandi aku akan sedikit mengintip untuk melihatnya saat dia sedang belajar."Memangnya siapa lagi?"
"Romeo and Juliet. Itu juga tragis."
"Tapi mereka saling mencintai. Sedangkan dirimu dan Sasuke-senpai..."
"Dia tidak mencintaiku, ya aku tahu itu. Jangan pernah mengatakan hal yang paling membuatku jengkel."
Lanjutku memotong perkataanya dengan sangat kesal. Aku tidak suka jika Hinata terus mengingatkanku bahwa Sasuke-senpai tidak mencintaiku juga seperti aku mencintainya. Hal itu hanya membuatku merasa seperti orang yang sangat menyedihkan. Mungkin maksud Hinata baik tapi tetap saja aku tidak menyukainya."Yah setiap kali kita membicarakan hal ini selalu berakhir seperti ini. Tataplah dia sepuasmu, waktu kelas dua belas di sekolah ini hanya tinggal tiga bulan saja."
"Aku tahu."
Yah tiga bulan. Mereka hanya akan berada di sekolah ini selama tiga bulan saja lalu setelah itu mereka akan lulus dari sekolah ini, begitupun dengan Sasuke-senpai. Entah aku akan bertemu dengannya lagi atau tidak hanya takdir yang bisa menentukan, hahaha bukankah itu lebay. Tapi, aku harap takdir benar-benar bisa mempertemukanku lagi denganya.
Kringggg
Hmmm panggilan kematian sudah terdengar. Ini sudah bunyi bel dan aku juga sudah melihat Sasuke-senpai masuk bersama teman-temannya. Aku berharap semoga pulang nanti aku bisa melihatnya. Terkadang Sasuke-senpai akan pulang lebih cepat jadi aku tidak bisa melihatnya dan terkadang juga aku yang pulang lebih cepat karena ada sebuah urusan ataupun karena ada rapat organisasi.
Hanya karena melihatnya saja sudah membuatku sangat senang. Seolah-olah melihatnya itu bagaikan mendapatkan sebuah suntikan semangat, dan aku menyukai hal tersebut! Hahhh tapi terkadang juga aku ingin sekali bukan hanya sekedar melihatnya saja. Aku ingin bisa naik motor bersama Sasuke-senpai lalu kami akan berkeliling mungkin mencari makanan atau bermain di tempat-tampat yang sedang viral di kota ini. Namun, sekali lagi itu hanyalah sebuah angan-angan saja.