7. Pertanyaan

268 21 0
                                    

Sudah satu minggu lamanya setelah kejadian itu, kejadian dimana aku mengalami sakit kepala hebat lalu diantar oleh Gaara-senpai. Semenjak saat itu dia semakin gencar mendekati aku. Dia selalu mengantarku pulang ke rumah bahkan dia juga selalu datang untuk menjemputku menuju ke sekolah. Hal itu membuat Hinata dan Ino merasa senang, tetapi membuatku semakin merasa bersalah dan juga merasa bahwa aku memang benar-benar adalah orang yang sangat jahat, karena memanfaatkan seorang laki-laki yang mencintaiku dengan tulus.

Selama tiga hari aku tidak masuk sekolah, setelah masuk sekolah aku langsung dihadapkan dengan berbagai pertanyaan dari Ino, karena Hinata hanya menunggu jawaban dariku, karena dia tahu semua pertanyaan yang akan dia tanyakan akan ditanyakan juga oleh Ino. Jadi, aku menceritakan semuanya mulai dari dalam UKS sampai Gaara-senpai mengantarku pulang ke rumah. Selesai menceritakan semuanya aku meminta Ino untuk menemaniku mengikuti ulangan Sejarah, mereka bilang guru Sejarah tidak hadir karena ada acara keluarga sehingga ulangan diundur menjadi minggu depan, hal itu membuatku lega karena aku tidak jadi mengikuti ulangan susulan sendirian.

Malam ini adalah malam minggu, Gaara-senpai berencana mengajakku untuk keluar sebentar, katanya dia ingin makan diluar dan bermain ditempat bermain bersamaku, dan karena aku juga tidak mempunyai kegiatan apapun di malam minggu aku mengiakan ajakannya. Gaara-senpai juga bilang dia ingin mengatakan suatu hal yang sangat penting entah apa itu aku juga tidak tahu.

Jadi, saat ini aku sudah bersiap-siap memakai pakaian lengan panjang berwarna pink dan celana jeans berwarna hitam, dan soal alas kaki aku hanya memakai sendal jepit berwarna biru tua. Aku langsung menuju ke luar saat aku mendapatkan sebuah pesan bahwa Gaara-senpai sudah menungguku diluar.

"Sudah siap?"

"Ya, ayo."
Aku langsung naik ke atas motornya lalu motor itu melesat menjauh membawaku bersama Gaara-senpai yang berada diatasnya.

"Kita makan dulu ya?"
Gaara-senpai bertanya padaku saat kami berhenti di lampu lalu lintas, aku hanya menatap lampu lalu lintas yang berubah menjadi merah itu dalam diam. Entahlah malam ini aku merasa akan ada sesuatu yang membuatku takut.

"Hey, Sakura kau baik-baik saja?"

"Ya, aku baik."
Aku segera menjawab pertanyaan Gaara-senpai dengan cepat, karena aku tidak ingin dia berpikiran yang tidak-tidak.

"Jadi, bagaimana kita makan dulu? Atau mau langsung bermain di Happy Time?"
Happy Time adalah salah satu tempat bermain untuk segala umur di kota ini, aku yang memutuskan untuk ke tempat itu setelah kemarin dia bertanya padaku ingin pergi kemana.

"Makan dulu baru setelah itu kita bermain."
Gaara-senpai langsung melesatkan motornya ke tempat makan langganannya yang berada dipinggir jalan. Katanya itu tempat makan langganannya bersama dengan Sai-senpai.

Saat kami masuk ke dalam pemilik kedai ini langsung menyambut Gaara-senpai dengan senyum yang sangat ramah, bahkan senyum itu sampai membuat kedua matanya mengkerut. Paman itu langsung menyuruh kami duduk disebuah bangku panjang dan juga terdapat meja panjang juga disana yang dapat menampung beberapa orang lagi selain kami, diatas meja panjang ini terdapat beberapa toples yang berisi garam, penyedap rasa, dan jeruk nipis serta sebuah tempat yang berbeda untuk tempat tusuk gigi, juga terdapat satu botol saus sambal dan satu botol kecap.

"Ini pesanannya silahkan dinikmati."
Pelayan muda itu mengantarkan pesanan kami. Aku memesan seporsi nasi goreng sedangkan Gaara-senpai memesan semangkok Sup Miso. Sup Miso milik Gaara-senpai terlihat sangat menggiurkan, aku jadi ingin memesan Sup Miso juga. Tapi, disini ada Gaara-senpai tidak mungkin aku memesan makanan dengan porsi tukang kuli bangunan sedangkan dihadapanku ini terdapat seorang pria yang diam-diam suka dengan diriku. Tentu saja aku harus menjaga imej.

Selesai makan aku langsung meminum air putih yang tadi disediakan oleh pelayan muda tadi. Nasi goreng disini sangat enak, lain kali aku akan membawa Hinata dan Ino untuk makan disini juga.

"Ayo kita pergi."
Selesai makan lalu membayar makanan itu kami langsung pergi ke Happy Time. Gaara-senpai bilang kami berdua harus cepat sampai disana agar bisa bermain lebih lama dan tidak pulang terlalu malam.

Ini Happy Time. Wah! Ramai sekali. Tentu saja, malam ini adalah malam minggu, malam dimana para remaja maupun keluarga menghabiskan waktunya bersama. Gaara-senpai langsung menggenggam tanganku saat melihat keramaian yang terjadi ditempat ini, sepertinya dia waspada takut aku hilang karena banyaknya orang disini. Atau itu hanya perasaanku saja.

Permainan pertama yang langsung membuatku tertarik adalah capit boneka. Berkali-kali aku mencoba untuk mengambil boneka itu hingga hampir saja menghabiskan koin yang dibeli Gaara-senpai untuk diriku, hingga akhirnya aku menyerah, lalu Gaara-senpai mengambil alih dia bilang dia ahli dalam hal ini. Tapi, setelah sekian lama mencoba hasilnya juga tetap sama boneka itu tidak satupun yang terambil. Huh dasar sok keren.

"Hmm, nanti aku belikan boneka yang lebih besar?"
Aku langsung pergi meninggalkannya dan tidak menjawab pertanyaan dari Gaara-senpai.

"Hei bagaimana kalau kita bermain basket? Kalau misalnya nanti bola yang aku masukkan banyak, kau jangan merajuk lagi. Bagaimana setuju?"

"Hmmm baiklah."
Aku dan Gaara-senpai langsung menuju ke arena basket. Yang pertama bermain adalah aku. Aku hanya menghasilkan lima poin, sial itu bahkan tidak sampai sepuluh, tentu saja aku akan kalah dari Gaara-senpai yang saat ini sedang menyeringai ke arahku karena dia tahu bahwa dia akan menang telak kali ini. Benar saja, lihat setelah dia bermain nilai yang diraih dia adalah duapuluh lima bahkan aku lupa bahwa sebenarnya Gaara-senpai itu adalah anggota inti tim basket di sekolah kami.

"Jangan merajuk lagi."
Aku menggangguk lalu tersenyum padanya, kulihat dia juga ikut tersenyum tipis. Kemudian, Gaara-senpai kembali menggenggam tanganku menuju permainan selanjutnya. Ternyata itu adalah photo box. Oh astaga aku tidak tahu kalau dia adalah penggemar permainan ini.

"Aku tidak menyukai permainan ini. Hanya saja tadi aku melihatmu terus menerus melihat kearah tempat ini jadi aku berpikir bahwa kau mungkin ingin bermain ini."
Ah bukankah dia sangat perhatian dia bahkan tahu kalau aku ingin ke tempat ini. Tapi, aku takut jikalau misalnya Gaara-senpai tidak mau menemaniku ke tempat ini, tapi ternyata dugaanku salah. Bahkan dia sendiri yang mengajakku ke sini.

Gaara-senpai langsung menyeretku masuk kedalam setelah pengunjung yang berada didalam photo box itu keluar, kami melakukan banyak sekali gaya mulai dari yang terlihat cantik hingga terlihat sangat jelek. Tiba-tiba perasaan takut itu mulai muncul kembali entah apa sebabnya. Namun, saat kulihat Kak Arif menggenggam kedua tanganku dengan sedikit bergetar, aku tahu apa yang membuat ketakutanku semakin membuncah.

"Sakura, jadilah milikku? Jadilah pacarku? Apa kau mau?"
Ketakutan itu menjadi kenyataan.

Cinta Dalam Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang