12. The End

656 29 4
                                    

Kenangan itu kembali berputar dalam pikiranku. Mereka kembali menari-nari di dalam kepalaku, seolah mereka mengejekku seberapa menyedihkan dan jahatnya aku dulu. Dua tahun sudah kenangan itu terlewati. Namun, tentang rasa itu, kencan buta, pernyataan cinta, pesta kejutan, kenangan malam itu dan sebuah jas, rasanya masih segar dikepalaku. Aku merasa bahwa hal itu baru saja terjadi.

"SAKURA CEPAT TURUN SEKARANG, ACARA KELULUSAN SUDAH DIMULAI." Aku saat ini berada di lantai dua sekolah, Ino berada di lapangan sekolah sedang berteriak dengan tidak tahu malunya. Bahkan di sampingnya terdapat kedua orang tuanya dan ia tidak memperdulikannya. Dasar anak itu. Dia sama sekali tidak berubah sedikitpun.

"IYA, AKU TURUN." Balasku sambil ikut berteriak. "IBU DAN AYAHMU SUDAH DATANG." Ucapnya lagi dengan suara cemprengnya aku hanya mengangguk menanggapi ucapannya. Setelahnya ia dibawa paksa oleh kedua orang tuanya untuk segera pergi dari sana. Aku berjalan menuju tempat acara kelulusan diselenggrakan, kami bertiga saat ini sedang bahagia dengan status Single yang melekat pada kami.

Ino dan Sai-senpai putus setelah lima bulan mereka menjalani hubungan jarak jauh. Mereka putus di karenakan Sai-senpai yang tidak tahan dengan hubungan jarak jauh antara dirinya dan Ino, sehingga ia memilih sebuah jalan yang sangat salah dan jahat dengan berselingkuh. Hal itu tentu saja diketahui oleh Ino setelah salah seorang teman Sai-senpai yang tidak lain dan tidak bukan adalah Gaara-senpai memberitahukannya kepadaku dan aku langsung memberitahukannya kepada Ino.

Ino saat itu marah besar, pasalnya mereka berdua sudah merencanakan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius lagi. Namun, penghianatan yang dilakukan oleh Sai-senpai membuat semua rencana itu hancur lebur tidak tersisa. Selama satu minggu Ino mengurung diri di dalam kamarnya, membuat kedua orang tuanya cemas kemudian menghubungi aku dan Hinata untuk membujuk Ino agar keluar dari kamarnya. Butuh waktu selama empat jam kami membujuknya, setelah Ino keluar dari kamar ia langsung menangis tersedu-sedu. Aku dan Hinata hanya bisa menenangkannya sembari mengelus-elus punggung rapuhnya. Tetapi, sekarang dia sudah kembali ceria seperti sedia kala dan Ino berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di London bersama Pamannya yang tinggal di negara itu.

Sedangkan Hinata telah berhasil menjauhi Naruto seperti perkataannya waktu itu. Ternyata, ia sudah muak dengan sikap Naruto yang selalu dan selalu saja menjadikannya sebagai pelarian. Dan terjadilah hari itu, hari di mana Hinata mengeluarkan segala unek-unek dalam hatinya kepada Naruto. Hinata bahkan melampiaskan kekesalannya dengan menendang tulang kering Naruto lalu pergi. Hinata bilang dia tidak puas hanya dengan menendang tulang kering Naruto, oleh karena itu kami menyusun rencana untuk membuat Naruto kapok. Seperti mengempiskan ban motor miliknya, membuatnya terpeleset saat melewati koridor sekolah, dan yang paling parah adalah saat Hinata dengan sengaja mencium pipi Naruto, yang secara tidak kebetulan dilihat langsung oleh pacarnya, entah apa yang terjadi selanjutnya. Namun, tiga hari setelah peristiwa itu terdengar gosip bahwa Naruo dan pacarnya sudah putus. Dan sejak saat itu juga baik Hinata dan Naruto tidak pernah saling tegur sapa. Mereka bersikap seperti orang asing.

Bagaimama dengan diriku? Aku ditinggal oleh orang yang kucintai dan orang yang mencintaiku. Orang yang kucintai entah berada dimana dia sekarang. Tapi, orang yang mencintaiku kini telah bahagia dengan kehidupan barunya bersama dengan cinta barunya.

Satu tahun setelah acara kelulusan itu aku masih sering berkomunikasi dengan Gaara-senpai, tapi tiba-tiba saja kabar tentang pertunangan Gaara-senpai dengan gadis asal Inggris membuatku memutuskan hubungan komunikasiku dengannya. Sempat terdengar kabar bahwa Gaara-senpai selalu menunda-nunda pertunangan itu dengan alasan masih menunggu seseorang. Bukan maksud terlalu percaya diri tapi aku tahu bahwa seseorang yang dimaksud itu adalah aku, dan aku tidak ingin menjadi penghalang kebahagiaan seseorang. Terlebih lagi, gadis yang akan menjadi tunangan Gaara-senpai saat itu benar-benar mencintainya. Aku mengetahuinya, karena gadis itu sendiri yang menghubungiku dan memohon kepadaku untuk menjauhi Gaara-senpai agar pertunangan mereka dapat dilaksanakan. Karena tidak tega aku menyetujuinya, dan hal pertama yang kulakukan adalah memutuskan hubungan komunikasi kami. Aku yakin Gaara-senpai pasti bahagia sekarang. Bagaimanapun saat ini dia hidup bersama dengan seseorang yang mencintainya dengan tulus. Sama seperti dulu saat dia mencintaiku dengan tulus.

Aku mengingat bagaimana jahatnya aku dulu terhadap Gaara-senpai. Aku hanya memanfaatkannya saja dan menyia-nyiakan cintanya. Tapi aku bahagia, karena sekarang Gaara-senpai akan lebih bahagia bersama dengan seseorang yang mencintainya. Seseorang yang akan selalu mendukung semua keputusannya dan seseorang yang akan selalu berada di sisinya. Mencintainya tanpa pamrih ataupun lelah. Hahhh, aku juga ingin seperti itu.

Aku melihat wajah bahagia Ino dan Hinata, mereka menarikku untuk berpelukan bersama lalu setelahnya kami melakukan acara berfoto. Hari ini akan menjadi hari terakhir kami bersama. Karena besok Ino akan berangkat ke London sementara Hinata akan melanjutkan kuliahnya di Jepang. Dan aku akan kembali mengikuti kedua orang tuaku yang akan pindah ke Jerman, aku juga akan melanjutkan pendidikanku disana.

Dan pada akhirnya perempuan jahat itu ditinggalkan oleh orang yang dicintainya dan orang yang mencintainya. Pada akhirnya dia ditinggal sendirian bersama dengan kenangan masa lalu.

The End

Okey in sdh end yahh. Jadi,  bgaimna mnurut klian.

Tengkyu yg sdh mngikuti crita in smpai tamat. Mohon maaf klau crita in sngat membosankan krna ssengguhnya sya adalah seorng pnulis baru disini.

Sekali lagi terimakasih. Dan sampai ketemu lgi di critaku yang lainnya.

Oh ya, mwu d buatkan epilog nggak  😊😊

And please follow my ig : avifa_nsks

Cinta Dalam Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang