5. Double Date

275 24 0
                                    

Hari Minggu itu telah tiba. Dan aku sudah siap pagi ini. Ino bilang kami harus datang di pagi hari untuk pergi ke pantai dia terus bersikeras seperti itu meskipun aku, Sai-senpai dan Gaara-senpai menyarankan Ino untuk datang di sore hari, dia tetap tidak mau. Dasar keras kepala. Jadi pagi-pagi sekali aku sudah merasakan bagaimana dinginnya air di hari Minggu dimana seharusnya pada saat jam seperti ini aku masih bergelung diatas tempat tidurku. Bolehkah aku mengumpat untuk Ino? Sialan kamu Ino.

Pagi ini aku memakai baju hitam polos dan celana training berwarna merah maron. Aku mengikat rambutku dengan asal dan melapisinya dengan topi Adidas berwarna merah maron juga. Lalu untuk sepatu aku memakai sepatu Fladeo yang memiliki campuran warna hijau dan hitam dan terdapat resleting disisi sebelah kiri untuk kaki kanan dan disisi sebelah kanan untuk kaki kiri. Cukup simple bukan?.

"Ayo Sakura."
Aku dikejutkan dengan kedatangan Gaara-senpai yang telah tiba didepan rumahku. Sudah berapa lama dia menunggu diluar sini? Dan siapa yang memberitahunya alamat rumahku? Ah ini pasti ulah Ino. Tapi aku kasihan padanya mungkin dia sudah menunggu lama diluar sini, dia seharusnya mengirim pesan atau menelfonku, tentu saja kalau dia mempunyai nomorku.

"Gaara-senpai sudah lama diluar?"

"Tidak terlalu. Mungkin sekitar tiga puluh menit."
What! Apa katanya tiga puluh menit dan itu tidak lama. Oh Tuhan dia terlalu baik. Gaara-senpai segera menyalakan motor N-max miliknya. Motor ini memiliki jok yang besar dan aku menyukainya. Selama perjalanan kami hanya terdiam dengan canggung, kami tidak mengunjungi Ino dan Sai-senpai karena katanya mereka sudah berada dipantai terlebih dahulu. Itu pesan yang kudapat dari Ino. Kulihat penampilan Gaara-senpai, dia terlihat cukup tampan dengan hoodie berwarna hitam polos miliknya hmm itu mirip dengan baju yang kukenakan saat ini, lalu celananya yang berwarna hitam juga, apakah dia penggemar warna hitam? Beruntung sepatu yang ia kenakan berwarna abu-abu.

"Kau sudah sarapan?"

"Ah belum tadi aku buru-buru jadi tidak sempat untuk sarapan."

"Oh ya."
Hanya itu percakapan kami sampai kami tiba di pantai yang akan menjadi tempat 'kencan' kami dan Ino serta Sai-senpai. Uhhh disini masih sangat dingin, aku mengambil handphoneku dari saku celanaku untuk melihat jam berapa sekarang. 06:47 AM oh astaga ini masih pagi sekali, bahkan jika hari ini sekolah mungkin saat ini aku baru bangun tidur lalu setelah itu mandi.

"Sakura, Gaara-senpai ayo!"
Aku terkekeh melihat Ino yang sangat bersemangat hari ini sedangkan Sai-senpai yang berada disebelahnya hanya menatap Ino dengan tatapan bosan dan kesal. Sepertinya Ino membuat Sai-senpai bangun terlalu pagi.

Setelah berlari-lari sedikit akhirnya aku dan Gaara-senpai memutuskan untuk berjalan-jalan di pesisir pantai, tidak sebenarnya aku yang memintanya untuk berjalan di pesisir pantai karena aku sudah kelelahan jujur saja aku tidak terbiasa berlari-lari seperti itu. Ino dan Sai-senpai sepertinya merasa kelelahan buktinya mereka sekarang juga hanya berjalan-jalan santai. Mereka berdua berada sekitar sepuluh meter didepan kami. Aku melihat Ino yang memarahi Sai-senpai, mungkin karena Sai-senpai yang baru lari beberapa langkah tetapi sudah merasa kelelahan. Ahaha lihat karena sangat kesal Ino memukul punggung Sai-senpai.

"Mereka serasikan?"

"Hmm ya."

"Sai bilang bahwa hari ini akan menjadi hari terakhir dia dan Ino bisa kencan karena setelah itu dia akan belajar mati-matian untuk menghadapi Ujian nanti."

"Ah ya, Gaara-senpai benar apalagi sekarang sudah mau bulan Maret. Lalu bagaimana dengan Gaara-senpai?"

"Apa?"

"Gaara-senpai mau lanjut dimana?"

"Aku mau lanjut di Inggris ambil jurusan Hukum."
Wah! Itu keren sekali, aku berbinar melihatnya dan Gaara-senpai terkekeh melihatku menatapnya seperti itu.

"Kau menggemaskan."
Oh tidak pipiku memanas. Aku tidak tahu harus bagaimana apalagi saat Gaara-senpai mengacak-acak rambutku. Aku senang! Sangat senang malah karena terlalu senang kakiku tiba-tiba masuk kedalam pasir yang dibuat seperti jebakan. Dasar siapa yang membuat hal kekanakan seperti ini?.

"Aw!"

"Astaga kau tidak apa-apa?"

"Tidak aku tidak apa-apa hanya saja didalam sepatuku banyak sekali pasir. Sialan siapa yang membuat jebakan bodoh seperti ini. Kekanakan sekali."
Ups aku jelas-jelas mengumpat didepan Gaara-senpai. Tapi, sepertinya dia tidak mempermasalahkan hal itu bahkan Gaara-senpai hanya terkekeh sebentar. Oh my god apa yang Gaara-senpai lakukan, dia tiba-tiba saja berjongkok dihadapanku memegang sepatuku menarik resletingnya kebawah dan menarik sepatu itu terlepas dari kakiku. Ini tidak terduga.

"Kemarikan kakimu yang sebelahnya."
Aku memberikan kakiku yang sebelahnya dan Gaara-senpai melakukan hal yang sama seperti tadi. Gaara-senpai lalu membawa sepatuku dalam genggaman tangan kanannya. Astaga aku tidak pernah bermimpi akan mengalami hal-hal romantis seperti ini.

"Biar aku bawa sepatumu. Nanti kalau kita sudah sampai di motor baru setelah itu kau pakai lagi sepatumu ok."
Aku hanya bisa mengangguk mengiyakan tawaran Gaara-senpai.

"HEI AYO CEPAT JANGAN BERDUAAN DISANA."
Dasar Ino dia tidak tahu malu, orang-orang sekarang melihat kearahku dan Gaara-senpai. Aku malu sekali Tuhan.

"Ayo."
Gaara-senpai tiba-tiba menggenggam tangan kananku yang bebas menggunakan tangan kirinya. Terlalu banyak kejadian tiba-tiba hari ini yang telah berhasil membuatku salah tingkah tapi disaat bersamaan juga senang. Inikah rasanya dicintai? Oh betapa aku menyukai bagaimana rasanya dicintai. Double Date hari ini tidak terlalu buruk juga.

Cinta Dalam Hati (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang