V

1.9K 408 36
                                    

Copyright : Moonlight-1222

Silahkan follow my Wattpad & IG : 1222Moonlight.
Selamat membaca dan jangan lupa votes dan juga komentarnya :)

.
.
.

Rosetta bosan. Sangat bosan sampai ingin melempar semua peralatan makan yang berkilau di hadapannya ke udara---untuk menciptakan medan yang menyenangkan. Belajar table manner sambil bermain peran akan ditandainya sebagai permainan paling membosankan. Apalagi bila hal itu dilakukan berulang kali. Meski ini baru kali kedua, tetap saja ia sudah melakoni hal membosankan ini sebanyak puluhan kali bersama Mrs. Williams.

Terlalu kaku dan perut Rosetta sudah hampir penuh. Kemarin saja ia mengacaukan latihan dansanya dengan Louis karena kekenyangan. Ia tak henti-hentinya mengeluh sambil sesekali menginjak kaki Louis---sebenarnya itu disengaja. Sayangnya pria itu tampak tidak terganggu dan tetap membawa tubuh Rosetta yang sudah seperti mayat hidup menari kesana-kemari. Sementara Lea yang melihat pasangan itu hanya bisa mengelus dada.

Hanya Rosetta yang bisa membuat seorang Duke dan Pangeran---calon Raja Inggris---tidak berdaya dengan kekuasaannya. Bahkan mungkin kehilangan wibawanya.

"Your Highness!" Lea histeris melihat Rosetta yang tiba-tiba mengacungkan pisau pada Louis.

"God, Lea! Apa yang salah denganmu? Kenapa kau berteriak seperti itu?"

"Rose, tidak boleh mengangkat pisaumu seperti itu." Lea masih menatap Rosetta tak percaya. "Itu tidak sopan. Lagipula bila kau melakukannya di hadapan sang Raja, kau pasti langsung dibekuk karena mengancam keselamatan Raja."

"Terlalu berlebihan. Pisau ini tumpul. Aku tidak akan menggunakan benda tidak berguna seperti ini untuk membunuh Raja. Aku akan pulang untuk mengasah pisauku lalu datang lagi. Setidaknya mereka menangkapku setelah misiku selesai."

"Rose." Lea putus asa. Bisa-bisanya Rosetta bercanda dengan semua kekhawatirannya. Ia serius dan demi Tuhan! Tindakan Rosetta itu berbahaya. Para penjaga dan pelayan yang tidak mengetahui apa-apa bisa berpikir kalau perempuan itu hendak menyakiti keluarga kerajaan.

"Rose, kuharap kau tidak mengulangi tindakan dan perkataanmu yang tadi. Kami memang mungkin menganggapmu bercanda, tapi tidak dengan orang lain."

Ditegur sedemikian dingin oleh Louis, membuat Rosetta kesal dan berdiri. "Aku tidak bermaksud melakukannya. Tanganku refleks menunjukmu karena aku ingin mengatakan sesuatu. Tapi pisau sialan ini menghalangiku," tandasnya sebelum melangkah pergi.

"Duduk." Tapi Louis menghentikan Rosetta dengan sebuah perintah dingin.

"Apa ini perintah, Your Majesty?" Rosetta berbalik sambil bertanya sarkas karena tiba-tiba pria itu bertingkah seperti orang lain.

"Rose, kenapa selalu membuat semuanya menjadi rumit? Tidakkah kau memahami bahwa semua ini untukmu? Waktumu hanya tinggal lima hari lagi. Bahkan kemarin saja penuh kesalahan."

Louis frustasi sambil menyambar salah satu pergelangan tangan Rosetta, menahan perempuan itu agar tidak lari dari masalah mereka. "Tolonglah. Bersikaplah dewasa. Usiamu delapan belas tahun dan sudah menikah. Baiklah. Aku minta maaf karena sudah membuatmu merasa tersudutkan. Aku tidak bermaksud. Aku hanya takut kau bertemu masalah karena perilaku impulsifmu."

Rosetta menghela napas demi memperbaiki mood. Ia benci mengakui, tapi semua perkataan Louis adalah benar. Ia hanya terlalu egois untuk mengakui kesalahan, apalagi meminta maaf. Sifat buruknya ini memang dipicu karena dipaksa mengerjakan hal yang tidak disukainya.

The Prince's Wife [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang