21

19.1K 1.9K 62
                                    

Ebook bisa diakses di google play store. Di 👇

https://play.google.com/store/books/details/Nia_Andhika_Kejar_Tenggat?id=6cnsDwAAQBAJ

Versi cetak bisa order di shopee grassmedia official.


#

##

21

"Hey, guys! Ntar lagi jangan keburu beli makan siang ya, ada traktiran. Enak banget gak tuh?" Ryo tiba-tiba mengurai percakapan Rendra dan Mesya di meja Rara.

"Emang siapa yang mau traktir makan siang?" Rendra yang nyaris memesan makanan di kantin segera mematikan sambungan telpon yang untungnya masih belum terjawab. "Rejeki banget, Mas. Dompet aku kurus nih, mertua ke rumah sakit kemarin, kan aku semua yang nanggung."

"Meskipun gak nanggung biaya pengobatan mertua, kamu kan pasti ngeluh dompet kurus terus, Ren. Yang gemuk kan emang cuma badan doang, dompet mesti kurus." Ryo menimpali sambil terbahak. Rendra seketika berwajah masam.

"Kayaknya mama kamu dulu salah kasih susu deh, Ren. Tumbuh tuh ke atas bukan kesamping."

"Tuh, tuh ibu tiri mulutnya mulai jahat lagi. Mending sama Rara aja. Ya kan, Ra?" yang ditanya hanya mendeham singkat sambil terus mengetikkan sesuatu pada komputer di depannya.

"Ih, apaan sih, Ra, sok sibuk banget. Udah mau jam istirahat nih. Ayo berangkat."

"Kalian berangkat aja. Aku absen dulu, nih belum kelar. Nanggung banget, banyak kontainer belum masuk. Heran, orang-orang pada tidur di tol atau gimana. Dari tadi nggak masuk-masuk. Udah gitu jamaah lagi." Rara tak menggubris ajakan Rendra, yah sengaja memang. Ia takut Ryo mulai membuka aibnya.

"Lah, kalau kamu gak berangkat terus siapa yang bayar traktirannya? Tuan rumah selalu di depan." Rendra tak terima jika jatah makan gratisnya sirna.

"Yang bilang aku mau traktir tuh siapa? Tanya tuh Mas Ryo. Dia kan yang jadi sponsornya?"

"Eits, Jangan jadi pelit, Ra. Ingat apapun berkah yang kita peroleh harus disyukuri. Makanya kamu harus bayarin makan siang kita kali ini."

"Berkah apaan emang Ra, kok mbak gak tahu. Jangan main rahasia-rahasiaan sama mbak." Mesya mulai kepo.

"Tanya aja Mas Ryo, Mbak. Dia kan yang bilang," sahut Rara malas.

"Gimana, Yo? bagi info dong."

"Oh, Si Rara udah gak keberatan nih, jadi gini ya." Ryo menjeda kalimatnya sambil melirik Rara. "Minggu kemarin waktu aku pulang setengah hari, gak sengaja banget mobil aku diparkir di belakang. Eh baru mau buka pintu, nih mata tajam aku nih, nangkep pemandangan indah sepasang manusia sedang beradu mu---"

"Oke semua! aku yang bayar, yuk kita berangkat sekarang. Ayo Mbak, Ren buruan." Rara sigap memotong kalimat Ryo. Pekerjaan bisa nanti di cek lagi. Harga dirinya sedang dipertaruhkan saat ini. Ia harus menyelamatkannya.

"Loh, kok buru-buru amat, Ra? Katanya tadi gak mau ikut. Mas Ryo belum selesai ceritanya." Rendra kebingungan dengan perubahan sikap Rara yang tiba-tiba.

"Udah, gak usah banyak tanya. Lagian Mas Ryo banyak nyebar hoax. Jangan mudah percaya. Ayo cepetan, mumpung belum berubah pikiran nih akunya. Mau makan di mana emang? Jangan jauh-jauh ya, takut macet."

"Bakerzin, oke kan Ra?" Rara hanya mengacungkan jempolnya sambil terus berjalan tanpa menoleh kepada Ryo sedikitpun. Di belakang mereka, Ryo hanya mampu terbahak melihat kepanikan Rara. 'Tuh anak enak banget di kerjainnya' Ryo membatin geli sambil mengajak Mesya segera bergegas.

KEJAR TENGGATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang