#3

150 14 0
                                    

Seminggu berlalu. Besok aku harus mulai meneruskan magangku di Rumah Sakit kampusku. Yoongi juga harus mulai lagi dengan kesibukannya sebagai member BTS.

Dia mengantarku pulang kali ini. Bertemu dengan Amma setelah kami menyempatkan diri untuk mampir sebentar di rumah pamannya yang juga suami tanteku.

Amma menyambutnya sperti biasa. Tidak hangat, tapi juga tidak sedingin dulu. Saat dia belum menjadi bintang besar seperti sekarang.

Saat mengantarku pulang, aku mengajaknya sebentar ke kamarku. Dia langsung tertawa melihat isi kamarku yang penuh dgn poster-poster anatomi tubuh manusia tapi di beberapa poster yang memerlukan kepala, aku menempelkan gambar kepalanya. Dia mengacak rambutku gemas. Aku memeletkan lidah, mengejeknya.

"Apa kau merasa tertantang untuk melahapnya tanpa sisa karena melihat wajahku disitu Nana?"

"Ne. Aku tak akan mau jadi bahan tertawaanmu lagi seperti dulu." Jawabku.

Dulu saat masih SMA, aku pernah meminta dia mengajariku membuat pidato untuk ujian praktek bahasa Korea. Dan dia mengerjaiku habis-habisan. Konyol sekali aku saat itu.

Dia memelukku sebentar. Lalu memegang bahuku.
"Berhenti kalau kau tidak kuat lagi, lalu berlindunglah padaku." Ucapnya.

Aku tersenyum lalu mendorongnya pelan.

"Kau tak perlu mengkhawatirkanku. Aku akan langsung berlari kepadamu kalau aku menyerah dengan semuanya. Bahkan saat kau ditengah2 konser sekalipun."

"Dan satu lagi"

"Mwo?"

"Berhentilah bermain-main dengan 'mereka'!" Katanya sambil berbalik dan berjalan meninggalkan kamarku. Aku melihatnya turun dan pamit dengan Amma. Kemudian melihatnya melambaikan tangan sekilas padaku.

Sudah beberapa minggu berlalu. Aku dan Yoongi tidak pernah bertemu karena kesibukan masing-masing. Mereka sedang sibuk rekaman untuk album terbaru mereka. Kami hanya bersapa melalui kaka* talk dan terkadang dia mengirimkan file lagu. Aku sering mendengarnya di sela2 kesibukanku. Kadang memberi komentar, masukan, ide bahkan lirik yang menurutku lebih bagus. Sedikit banyak aku tau tentang musik, karena dulu sejak kecil aku banyak dapat pelajaran tambahan musik diluar sekolahku.

Dari yg ku dengar, kemampuan Yoongi meningkat tajam. Dia memang sangat kreatif. Sentuhannya dalam membuat musik juga lirik sangat diluar ekspektasiku. Jenius.

Saat sedang berjalan sendirian di depan Rumah Sakit setelah membeli secangkir ice americano, ada mobil SUV hitam dengan kaca yang sangat gelap berhenti tepat disebelahku. Sangat mepet hingga membuatku terkejut. Pintunya terbuka sedikit dan aku melihat seseorang yang menyuruhku masuk. Yoongi. Aku menurutinya. Masuk ke dalam mobil yang kemudian melaju ke taman yang letaknya tak jauh dari Rumah Sakit.

Aku memperhatikannya dalam diam. Ahjussi yang menyetir kemudian keluar dari mobil meninggalkan kami. Aku menyerahkan ice americano yang ada di tanganku kepadanya. Dia meminumnya sedikit lalu kemudian menatapku lama. Seperti biasa, aku hanya menaikkan alisku sebelah, membuatnya tertawa lalu mencium kepalaku lembut. Aku menolak.

"Jangan melakukannya. Aku belum sempat mandi lepas jaga malam tadi"

"Pantas saja kau terlihat sangat payah." Ledeknya. Aku memukulnya pelan. dia menarik tanganku. Menggenggamnya kemudian menciumnya.

"Apa kau sedang stress?" Tanyaku. Dia mengangguk. Aku mengelus kepalanya yang ditutupi topi.

"Apa kita perlu tidur di rumahmu malam ini?" Tanyaku. Dia terpengarah.

"Apa kau tidak ada jadwal jaga?"

"Besok sore." Mendengarnya Yoongi langsung mengangguk sambil tersenyum. Kemudian dia menelfon Ahjussi tadi. Tak lama Ahjussi datang dan mengantarkan kami ke rumah Yonggi.

-SeeSaw-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang