#6

111 13 0
                                    

Sampai di Amerika, aku benar-benar tepar. Suhu tubuhku benar-benar tinggi. Awalnya ku kira pusing biasa karena jetlag. Tapi kakiku juga benar-benar menyakitiku sekarang. Aku tau ada yang tidak beres.

Eun Woo langsung menyambangiku ke apartemen begitu aku menghubunginya. Dia membawaku lagi ke rumah sakit. Tampaknya lukaku mengalami infeksi. Setelah dilakukan pemeriksaan dan perawatan, demamku mulai turun dan aku merasa lebih baik.

Aku membuka ponselku saat Eun Woo pergi keluar meninggalkan aku. Banyak panggilan tak terjawab dari Yoongi.

Aku menghubunginya kembali.

"Ya!!! Piccoshooo??" Sambutannya benar-benar membuatku meringis. Yoongi, si kucing kecil kini sudah berubah menjadi harimau.

"Kau yang memancingku lebih dulu"

"Kenapa suaramu? Bagaimana keadaanmu?" Rupanya dia menyadari perbedaan suaraku. "Kakimu? Apakah sudah membaik?"

"Ya! Apa kau lupa kalau aku seorang dokter?"

"Kenapa kau begitu bodoh melakukan semua ini Nana-ssi?" Suara Yoongi melemah meski masih terdengar menyimpan kemarahan.

"Kau yabg membuat akal sehatku seakan tak berfungsi! Kau kira aku bisa hidup dengan rasa bersalah seperti itu?"

"Ya! Aku pun hampir gila waktu melihat kiriman fotomu! Aku tidak akan marah hanya karena kau tidak bisa menemuiku. Aku tau kau pasti punya alasan yang kuat."

"Lalu kenapa kau tidak menghubungiku?"

"Nomormu tidak aktif."

"Setelah keesokan harinya aku menghubungimu?"

"Aku sedang meeting dengan tim saat itu. Hanya sejam dan kau tidak sabaran."

"Aku mengirim foto itu. Tapi kau juga tidak menghubungiku. Kau terlalu!" Semprotku kesal.

Aku mulai menangis lagi. Teringat betapa sesaknya perasaanku saat Yoongi tidak menggubris panggilanku bahkan setelah aku mengirim foto itu.

"Ya! Apa kau menangis?"

"Anio! Dasar bodoh!"

"Jangan menangis atau aku akan kembali kesana hari ini juga!"

Aku menghapus air mataku. Menata kembali nafasku.

"Miane mianee mianee .. aku berniat kesitu setelah urusan di London selesai. Dan bocah-bocah gila itu menyarankan aku untuk memanfaatkan rasa bersalahmu untuk membuat kejutan di ulangtahunmu. Miane Nana-ssi.. aku benar-benar telah menyakitimu"
Serunya lagi. Suara Yoongi benar-benar penuh rasa bersalah.

"Aku akan membayarnya. Sebutkan kau mau apa?"

"Jinjja?"

"Aku rasa aku tidak akan pernah lagi berani untuk mempermainkanmu Nana-ssi. Aku sangat jera untuk bisa kau balas dengan caramu seperti ini."

Aku tertawa membayangkan wajahnya begitu sampai di Korea tadi pagi. Pasti dia melongo seperti orang bodoh sewaktu mengetahui aku berangkat lagi kesini. Hahaha

"Kapan kau punya waktu? Datangi aku kesini." Kataku membuat penawaran.

"Emm .. 2 minggu lagi aku akan kesana. Kau tidak apa-apa menunggu selama itu?"

"Ne .. aku akan menunggu. 2 minggu bukan waktu yang lama."

Tiba-tiba pintu dibuka dan Eun Woo melangkah masuk. Aku segera mengakhiri panggilanku dengan Yoongi. Eun Woo tidak bertanya tentang hal itu tapi wajahnya terlihat berbeda.

"Gwenchanayo Oppa?"

"Gwenchana .."  Dia tersenyum tapi tidak melihat wajahku.

2 minggu berlalu, aku sudah sembuh. Dan lukaku sudah benar-benar mengering. Hanya ada bekasnya masih kelihatan sangat jelas.
Aku menjemput Yoongi ke bandara. Dan sangat bahagia begitu melihatnya muncul di sana dengan pakaian tempur yang sangat tertutup.

-SeeSaw-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang