Save me

1.6K 93 0
                                    

Disini lagi, rooftop sekolah yang memang dikenal horror, taehyung laki-laki itu tidak percaya akan hal itu, buktinya ia sering kesini tapi tidak pernah ada hal menakutkan, taehyung memang suka tempat ini, entah sejak kapan ia menjadikan atap sekolah tempat favoritnya, oh mungkin sejak ia sering membolos. Ia suka tempat ini karena tidak ada orang yang sering kesini, karena cerita horror yang jelas menurut taehyung hanya gosip semata. taehyung menikmati kesenderian hal itu juga menjadi alasan ia sering datang kemari.


Bel jam pelajaran keempat, sepuluh menit lagi akan berdering, taehyung mendengus ia benar- benar malas tapi dirinya sudah membolos jam pelajaran kedua dan ketiga tadi. Begini-begini taehyung malas jika ia harus dikeluarkan dari sekolah, terpaksa ia bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kelas. Sial baginya ia harus berpapasan dengan Lian, satu sekolah juga tau lian suka menggangu taehyung, dalam kata lain membully. Taehyung memang tidak punya nasib beruntung selama hidupnya.

"darimana, bro? Lo dicari bu asfi tuh." Ujar Lian, dengan tampangnya yang menyebalkan.

" manusia gak berguna kayak lo, emang suka ga sadar diri ya. Masih sok- sok an suka bolos dan cari masalah, orang tua lo pasti nyesel ngelahirin anak macam lo." Tambahnya dengan tawa sinis.

Taehyung pergi begitu saja, bukanya ia takut tapi berurusan dengan lian tidak ada gunanya. Ia lelah harus menanggapi perkataan lian, yang jujur membuat hatinya sedikit sakit. Taehyung ambil kembali kata-katanya ia rela jika harus dikeluarkan dari sekolah.

Taehyung mengenal lian sejak lama, sejak mereka masih sama-sama dibangku sekolah menengah pertama, ia pikir akan menyenangkan bila ia bisa satu sekolah dengan lian, bagaimanapun mereka saling mengenal, karena pada dasarnya taehyung itu malas untuk mencari teman atau berinteraksi dengan orang baru. Tapi ternyata lian malah jadi mimpi terburuknya di SMA, taehyung tak pernah mengerti apa salah dia hingga lian menjadi seperti ini, ia juga tak ingin tau jika lian memang membencinya yasudah mau diapakan lagi, ia terlampau biasa mendapat kebencian.

Moodnya buruk, ia memutuskan kembali ke rooftop sekolah dan membolos lagi, entahlah bu asfi memang mencarinya atau tidak, ia tak urus lagi. taehyung menghela nafas tempat ini memang pas untuk menghilangkan stress, baru saja ia akan memasang headset nya, seorang laki- laki mengagagalkan niat nya, dengan santai nya ia berdiri disebelah taehyung yang sedang duduk.

" bolos juga?" Ujarnya sembari menghembuskan rokok yang ia pegang dari tadi.

Taehyung tidak bisa melepas pandanganya pada lelaki tersebut, taehyung akui ia memang tampan, tampangnya berandal terlihat dari bagaimana cara ia mengenakan sergamnya juga fakta bahwa ia merokok diarea sekolah. Wajahnya terlihat familiar sepertinya ia cukup terkenal hanya saja taehyung tak tau namanya, well taehyung tidak heran sih laki- laki yang ada disampingnya memang terlihat err... seksi, okay taehyung apa yang kau pikirkan.

" kenapa liatin gue begitu banget, belum pernah liat orang ganteng atau lo pengen ngerokok juga?" Tawarnya sembari menyerahkan sebatang rokok pada taehyung

" eh, enggak sorry gue gak ngerokok."
Balas taehyung.

" seius? Laki- laki kayak lo nggak ngerokok? Maksud gue lo keliatan kayak anak nakal i mean lo bahkan bolos sekarang" ujarnya.

" gue ralat, maksud gue, gue udah nggak ngerokok lagi." Taehyung memang sudah berhenti merokok setahun yang lalu.

" well, tampang lo emang berandal sih, makanya gue kaget lo nggak ngerokok."
Balasnya.

" gue tau siapa lo btw, taehyung kan? anak ipa 5 ?" Tambahnya lagi taehyung hanya mengangguk,

" lo tau gue darimana?"

" lo punya masalah sama lian, kan?"
Taehyung tersenyum miris, ia memang banyak dikenal karena sering dibully lian.

" gue denger perkataan lian sama lo tadi, maaf kalo nyinggung lo tapi menurut gue dia bener, gue sering liat kalo lo emang suka kesini. ck kalo mau mati, mati aja kali, toh hidup lo nggak ada gunanya juga, lo biarin diri lo sakit, biarin diri lo direndahin, dihina, tapi nggak ngelakuin sesuatu untuk ngubah itu semua dan cuman duduk diam disini ngeratapin nasib."

"ngga usah nyalahin takdir, kalo lo ngerasa hidup lo nggak sejalan apa yang lo inginkan, lo bisa ngerubah itu semua kalo lo mau dan niat, jujur laki- laki kayak lo menurut gue, laki- laki paling pencundang" ujarnya panjang lebar,

Jujur taehyung sakit hati dengang perkataanya, apa ia teman lian, tapi taehyung tak mengelak karena didalam lubuk hatinya ia merasa perkataan laki- laki tersebut benar adanya.

" sorry gue bukan maksud nyinggung lo atau sok- sok an ngasih motivasi, cuman gue sering merhatiin lo disini, dan menurut gue lo butuh orang buat bikin lo sadar kalo, kehilangan satu orang yang lo sayangi bukan berarti hidup lo berakhir." Tambahnya sembari pergi dan hilang dari pandangan taehyung,

Taehyung tidak bisa untuk tidak menangis, perasaanya campur aduk sekarang. Perkataan dia memang benar dan sial,

Taehyung tertohok,

Tapi apa yang laki- laki tersebut tau tentang kehilangan orang yang berharga, sudah dua tahun taehyung kehilangan ibunya, dan taehyung tidak pernah tidak bersedih jika memikirkan hal tersebut lagi, kematian ibunya merubah hidupnya yang awalnya baik-baik saja sekarang berantakan. Taehyung selalu merindukan ibunya.



_________________tbc

Yeay, ini cerita bxb pertamaku mohon dukunganya, maaf kalo masih mengecewakan atau ada typo

Gue memutuskan untuk bikin cerita minv, sebenarnya gue netral kalo ngeship dikapalnya bts, cuman menurut gue cerita ini cocok bgt buat mereka, karena ini bukan cerita menye yang banyak adegan romatis, suka gemes juga kalo ngeliatin persahabatan mereka

Last gue cuman mau ngucapin terimakasih yang mau baca, dan salam ken karena gue masih baru di wattpad. Udah gitu aja, hope you like this story.

Namby- pamby (MinV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang