Hari minggu, taehyung sudah menantikan hari ini untuk tiba. Rutinitas nya di hari minggu cukup monoton, makan, tidur, dan seperi itu terus berulang. Tapi mungkin cukup berbeda untuk hari ini karena jimin mengajaknya pergi.Kamar taehyung terlihat berantakan. Pakaian berserakan dimana-dimana.
Si pemilik kamar terlihat sibuk mongobrak-abrik lemarinya. Taehyung sedang memilih pakaian untuk dikenakannya nanti saat pergi dengan jimin.Taehyung sudah lama tidak berpergian. Semenjak taehyung memutuskan untuk tinggal sendiri dirinya jadi malas berpergian, paling keluar hanya membeli barang keperluan itupun hanya supermarket dekat rumahnya. Dan kini taehyung harus berpergian dengan lelaki yang akhir-akhir ini menyita perhatianya. Taehyung benar-benar tidak tau harus bagaimana.
Setengah darinya mengatakan bahwa hari ini akan menyenangkan, setengahnya lagi ia ketakutan akan mengecewakan jimin, dilihat dari manapun jimin memang sempurna dan taehyung merasa tidak pantas untuk bersanding denganya. Tapi bagaimanapun juga hari ini tiba dan taehyung sudah lama menantikan ini.
Jam sudah menunjukan angka enam, satu jam lagi jimin akan menjemputnya. Taehyung bergegas siap-siap, setelah berjam-jam memilih pakaian, kini pilihanya jatuh pada kaos putih dengan outer garis-garis ditambah celana berwarna hitam terlihat sangat menawan.
Kini taehyung sedang duduk di sofa terlihat gelisah menunggu kedatangan jimin. Barusan jimin mengabari bahwa ia sedang dalam perjalanan kerumahnya, itu berarti dalam beberapa menit lagi jimin akan datang dan taehyung makin gugup.
Bel rumah menyadarkan taehyung dari lamunanya. Ia buru-buru membuka pintu menyambut kedatangan jimin. Taehyung rasa ia akan mati melihat penampilan jimin malam ini. Rambut yang biasanya jimin biarkan berponi kini diangkat menampilkan jidatnya yang sialnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan. Juga kaos putih dipadukan jaket denim yang dikenakanya. Taehyung rasa tak heran bila jimin famous dan banyak digilai wanita maupun pria dengan tampangnya.
" hai? Lo udah siap?" sapaan pertama jimin terlihat sama canggungnya dengan taehyung yang kini hanya bisa menundukan kepalanya.
" udah kok, film nya mulai jam berapa?" Balas taehyung yang sudah mulai menormalkan degup jantungnya.
" sebentar lagi, ayo keburu mulai filmnya" Dan gandengan jimin yang taehyung terima setelah jimin mengatakan hal tersebut, menjadi alasan untuk taehyung makin jatuh kepada pria didepanya.
Jimin menarik taehyung ke mobilnya, tumben sekali jimin membawa mobilnya. Jimin sudah pernah cerita ke taehyung bahwa ia lebih suka naik motor, oleh karena itu kini taehyung terheran.
" tumben bawa mobil, katanya enakan motor" ujar taehyung tanpa menatap jimin, ia tak ingin menunjukan rona diwajahnya hanya karena jimin menggandeng tanganya.
" cuaca nya dingin, kemarin kan baru hujan-hujanan. Gue takut lo sakit." Balas jimin yang sepertinya tak menghiraukan fakta bahwa ia tengah menggandeng taehyung.
" gue gak selemah itu."
" mana ada gue bilang lo lemah"
" ada, dulu lo ngatain gue pecundang"
" itu dulu, sekarang gantian gue yang lemah, lemah kalo liat lo sakit"
" juga lemah sama pesona lo"
Ini bahkan belum pergi dan taehyung sudah merasa ingin mati saja.
.
.
.
.
.Kini taehyung hanya menunggu jimin yang sedang membeli popcorn juga minuman. Setelah menempuh perjalanan yang cukup lama dari rumahnya ke gedung film, jimin bergegas membeli tiket. Taehyung bahkan tak tau film apa yang akan ditonton nanti, Ia tak terlalu peduli. Taehyung tidak begitu nyaman dengan keramaian sebenarnya menjadi alasan kenapa taehyung jarang berpergian, tapi ini jimin yang mengajaknya maka taehyung tak bisa menolak, entah sejak kapan perasaanya pada jimin kian hari makin dalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Namby- pamby (MinV)
FanfictionI said I'd catch you if you fall And if they laugh, then fuck 'em all Minv bxb