Taehyung berjalan menyusuri malam kota seoul, perkataan pria yang ia temui di atap sekolah tadi ternyata cukup mempengaruhinya. Terbukti ia baru pulang jam tujuh malam setelah bel pulang sekolah berbunyi sekitar jam tiga, memutuskan singgah ke cafe dekat sekolah dan merenungi ucapan pria tadi. bodoh, taehyung terlarut dalam pikirannya sendiri sampai tak sadar waktu sudah menunjukan malam hari.
Rumah taehyung lumayan jauh sebenarnya hanya ia malas untuk naik transportasi umum dan memutuskan berjalan, melewati gang kecil karena taehyung menggunakan jalan pintas untuk mempersingkat waktu. Langit sudah gelap menyebabkan jalan yang dilewati taehyung dua kali lipat lebih menyeramkan, tapi kembali lagi taehyung tidak punya takut. Sampai ia mendengar teriakan laki- laki, taehyung bergegas untuk lari tapi mengurungkan niatnya saat sadar teriakan nya seperti sedang kesakitan, maka memutuskan untuk mengikuti asal suara tersebut dan yeah, tebakan nya benar terlihat seorang lelaki yang sedang dikeroyok, wajah nya babak belur walaupun tidak jelas, serius taehyung ingin pergi saja dan tak mencampuri urusan mereka, tapi taehyung masih memiliki hati nurani maka dengan tekadnya ia berteriak,
" cih, lo laki tapi mainya keroyok ya?" Sial, taehyung menyesali perkataanya setelah melihat tampang orang yang menghajar pria yang bahkan tak ia kenal
" lo siapa ikut campur" ucap salah satu dari kelima pria yang menghajar pria yang sekarang terlihat memegangi perutnya mungkin terkena tendangan
" bukan siapa-siapa, gue cuman risih ngelihat laki- laki yang suka kekerasan tapi beraninya barengan." Sumpah taehyung sudah lama tidak bertengkar, jujur ia juga tak yakin pada dirinya sendiri.
Entah sejak kapan laki-laki yang tadi dihajar kini sudah berdiri disampingnya, taehyung yakin pria disampingnya ini cukup kuat setelah dihajar ia masih bisa berdiri dan seperti sudah siap untuk bertarung lagi, belum taehyung melihat wajahnya, taehyung sudah diserang , terpaksa menghindar, dan pertengkaran kembali terjadi taehyung dengan laki-laki yang tidak ia ketahui melawan lima pria yang juga tidak ia ketahui. Katai taehyung bodoh.
Taehyung baru menyadari bahwa ternyata laki-laki yang ia tolong sama dengan laki-laki yang ia temui di atap sekolah, taehyung menyesal menolong orang yang telah menghina dia tidak berguna, makin menyesal mengetahui fakta bahwa ia dan lelaki tersebut harus berlari bersama menghindari kejaran lima pria yang mengkeroyoknya, bodoh tentu saja ia dan lelaki yang menghinanya kalah melawan lima orang dan sekarang dengan tidak elitnya sedang kabur ke swalayan terdekat.
Dan berakhir disini, swalayan yang tidak terlalu ramai ditemani dua mangkuk ramyeon yang masih hangat, Jimin lelaki yang telah ia tolong sekaligus menghinanya, mereka baru berkenalan sekitar lima menit yang lalu dan berakhir ditraktir semangkuk ramyeon sebagai tanda terimakasih katanya, padahal taehyung tidak merasa sama sekali membantu tapi ia juga tak akan menolak gratisan.
" lo jago juga berantem, kenapa nggak pernah ngelawan lian?" Ujar jimin sembari menatap taehyung yang sedang menikmati ramyeon nya
" males, nggak bakal selesai juga mau gue menang lawan lian dia bakal tetep nganggu gue." Balas taehyung yang balik menatap jimin
" lagian kekerasan dibalas kekerasan itu nggak jantan" tambah taehyung sembari mengusap mulutnya dengan tisu setelah menghabiskan ramyeon nya
" oh gue pikir lo tipe cowok lembek" ucapnya dibarengi kekehan kecil, taehyung hanya mengedikan bahunya lalu bergegas berdiri dan masuk ke swalayan, kembali beberapa menit kemudian dengan obat ditanganya
" luka lo nggak enak dipandang, obatin dulu sini." Ucap taehyung sembari menyiapkan obat untuk jimin, baru akan membalas perkataan taehyung, jimin sudah dibuat kaget duluan saat taehyung menyentuh rahangnya dan menarik wajahnya mendekat, jimin tanpa sadar tersenyum tipis melihat betapa lembutnya taehyung mengobati luka di wajah jimin, sedangkan taehyung berusaha mati-matian untuk mempertahankan wajah datarnya jujur ia sedikit tersipu melihat tatapan jimin kepadanya.
" lo luka juga, nggak?" Ucap jimin berusaha memecah kecanggungan diantara mereka berdua setelah lima menit tidak ada perbincangan.
" santai, gue cukup pintar ngehindar." Jawab taehyung sembari membereskan bekas mengobati luka jimin.
" makasih, btw"
" yoi, ramyeon doang nggak cukup ya."
" gue traktir lagi kapan-kapan , tapi gue butuh nomor lo."
" modus nih?"
" well...." sebelum menyelesaikan kalimatnya, handphone jimin sudah direbut oleh taehyung
" nih nomor gue" ucap taehyung sembari mangembalikan handphone jimin.
.
.
.
.
.
.Dihalte ditemani Jimin, taehyung tak pernah menyangka kejadian yang beruntutan hari ini akan berakhir seperti ini. Jimin bersikeras untuk menemani taehyung menunggu bus, laki- laki yang kini duduk disamping nya, ternyata membawa motor taehyung sedikit merutukinya, kalau begitu tadi saat dikejar kenapa mereka malah lari, taehyung sudah lama tidak berolahraga, ia yakin esok pagi tubuhnya akan sakit semua.
" dingin ya? Bus nya gak dateng- dateng, lo yakin gak mau gue anter?" Jimin tadi memang sempat menawari taehyung untuk pulang bersama tapi taehyung menolak rumahnya lumayan jauh dari daerah ini ia tak sekejam itu untuk menyuruh jimin mengantarnya diudara sedingin ini ditambah wajah jimin yang masih babak belur.
" enggak deh, palingan sebentar lagi bis nya nyampe, lo pulang duluan aja nggak papa" balas taehyung.
" ngebiarin laki- laki semanis lo malam- malam nungguin bis sendirian diudara sedingin ini, gak deh."
Benar udara nya memang dingin sampai taehyung tidak bisa berpikir jernih, pipinya merona hanya kerena dipuji manis, taehyung sudah gila. Kini pikiranya berkeliaran dan menarik pada satu kesimpulan, Jimin dibawah sinar rembulan terlihat dua kali lebih tampan, sial, cuacanya dingin tapi mengapa pipi taehyung merona.
"A-apa in sih? Lo lihat kan tadi gue bisa berantem" ucap taehyung berusaha menyembunyikan semburat merah dipipinya
"Hahaha, gue ambil perkataan gue tadi deh, lo nggak cuman manis tapi ternyata juga gemesin ya."
" stop jimin, bisnya dah dateng. Makasih udah nemenin" taehyung buru-buru menaiki bis, setelah berhenti tepat didepan halte taehyung dan jimin berdiri. Ia benar- benar malu bahkan tak berani menatap jimin. Jimin yang melihat adegan tersebut hanya terkekeh gemas, tak pernah tau bahwa taehyung memiliki sisi yang seperti ini. Ingatkan jimin untuk membantu taehyung nanti jika ia melihat lian menganggu taehyung lagi, bukan hanya diam saja. Karena hari ini jimin sudah memutuskan bahwa manusia semenggemaskan taehyung perlu dilindungi. Jimin juga taehyung telak sama- sama terpesona.
______________________tbc
Aneh ya? Wkwkwk sorry kalo kurang memuaskan. Lagi disibukin sama pkk makanya nggak update-update, sorry banget. Ini juga sebenarnya pkk nya blm selesai. Karena dirumah lagi mati lampu akhirnya kepikiran untuk ngelanjutin cerita yang sudah kugantung lumayan lama. hehehe
Anyway, semoga kalian suka sama chapter ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Namby- pamby (MinV)
FanfictionI said I'd catch you if you fall And if they laugh, then fuck 'em all Minv bxb