09

22 4 0
                                    

Nggak usah ngerasa asing.

Selama 5 hari Adis di rumah sakit, dia merasa sangat bosan walaupun teman-temannya selalu berdatangan.
Dia sudah dibolehkan pulang dan sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa, asalkan dia tidak terlalu kecapekan.

Hari ini adalah hari Senin, Adis sangat merindukan sekolahnya. Pagi ini dia diantar oleh Andra menggunakan mobil.
"Pokoknya lo nggak boleh kecapekan ya dek, dan juga nggak boleh jajan sembarangan, awas aja kalau lo bandel, gue potong uang bulanan lo!" Kata Andra saat mengantarkan adiknya itu.

"Iya iya bawel." Kata-kata Andra cukup membuat mood Adis rusak, tapi dia tidak mau terlalu lama unmood hanya gara-gara abangnya itu.

Sesampainya di sekolah, Adis menuju tempat duduknya, dia melihat Keken sedang memainkan handphone nya dengan serius.
"Serius amat buk, apaan tuh?" Kata Adis menyapa Keken.

"Adis? Kok lo udah sekolah aja?"

"Ya Allah, gue sekolah malah salah, ntar gue nggak masuk-masuk lagi nih."

"Eh nggak nggak, maksud gue kenapa lo udah sekolah aja? Kenapa nggak istirahat sampai sembuh total?"

"Gue bosen di rumah ataupun di rumah sakit, makanya gue memutuskan untuk pulang dan sekolah pada hari ini."

"Oooh gitu. Eh btw kemaren malam pas gue nonton Arkan balapan ada si Rayyan, dia nanyain lo."

"Hah, nanyain gue?"

"Iya."

"Iya, nanya-nanya tentang lo lah."

"Ooh."

"Lo nggak penasaran?"

"Nggak, kan fans gue banyak jadi wajarlah ya, hahaha."

"Dih sarap."
Tak lama kemudian bel masuk pun berbunyi.

Dikelas, banyak yang peduli kepada Adis, karena dia salah satu siswi yang periang tapi terkadang bisa berubah menjadi dingin.

Saat bel pulang berbunyi, Adis dan teman-temannya masih duduk.di bangku masing-masing.
Ddrrrttt ddrrtt.
Adis memeriksa handphone nya.
"Hai ciwi, gue tunggu di gerbang ya!"

"Dih, siapa sih? Males banget gue ya Allah." Kata Adis dengan datar.

Ddrrtt ddrrtt. Sebuah pesan masuk lagi dari aplikasi Whatsapp.
"By babang Ajik ganteng."

"Dih, merinding bulu idung gue. Gais, gue cabut dulu bye!" Sorak Adis yang dibalas lambaian tangan oleh teman-temannya.

Dengan malas Adis berjalan ke gerbang sekolah. Setibanya di gerbang, Ajik sudah menunggu gadis itu sudah menemukan sosok pria yang menchatnya tadi.
"Apaan?" Kata Adis dengan datar.

"Andra nyuruh ke arena balap."

"Kapan?"

"Pas gue nikah, ya sekaranglah cantik."
Adis hanya membalasnya dengan hembusan napas pasrah.
Lelaki itu melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Sesampainya disana, Adis mengikuti Ajik yang menuju ke Andra.
Adis duduk disebelah Andra yang sedang menyeruput minumannya.

Di depan mereka ada dua orang lelaki yang sedang balapan.
'Panas terik kayak gini balapan? Gila aja.'

Adis memperhatikan kedua lelaki itu.
"Siapa sih tu bang, kok nekat banget panas terik kayak gini balapan?"

"Pinter. Gue nunggu lo nanya dari tadi. Sekarang, lo perhatiin baik baik cara mereka balapan, saat ada tikungan dan cara mereka melewati arenanya."

TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang