14

3 0 0
                                    

Sumpah, lo bikin gue panik!

Adis mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. Ia duduk di kursi balkon tersebut, dan selalu berdo'a demi keselamatan Rayyan.

Ting.
Suara pesan masuk dari aplikasi Whatsapp mengejutkan gadis itu. Ia melihat tertulis hanya nomor telponnya saja.
"Hai, gue Luke sepupunya bang Rayyan."

"Oh iya, gue Gladisa pacarnya Rayyan."

"Hmm ok. Eh btw, lo hebat ya bisa luluhin hati bang Rayyan."

"Kok gitu?"

"Iya, soalnya bang Rayyan itu keras kepala, susah dibilangin, sama susah juga buka hati. Tapi ternyata lo berhasil bikin dia luluh."

"Gitu ya? Tapi dia open aja tu ke gue."

"Mungkin karena udah sayang aja kali."

"Hmm, mungkin. Btw, tadi katanya Rayyan  keluar ada urusan laki-laki, maksudnya apa?"

"Ya Allah Dis lo polos banget sih, kok bisa bang Rayyan suka sama lo?"

"Anjir, mana gue tau? Lagian lo ngapain nanya ke gue, tanya ke orangnya. Eh jawablah, apa maksudnya urusan laki-laki?"

"Iya bawel. Dia mau berantem."

"What? Berantem? Terus ntar kalau dia babak belur gimana? Kalo nanti kenapa-kenapa gimana? Ih, kenapa nggak lo larang sih? Lo kan sepupunya!"

"Percuma juga gue bilang, nggak bakalan didengerin. Lagian dia sendiri yang bakal terima resiko nya. Yaudah gue biarin aja."

"Wah, lo bener bener ya Luke. Duh gimana dong? Ini udah tengah malem."

"Udah lo tenang aja, lo nggak usah panik, sekarang lo istirahat nanti gue kabarin kalau ada apa apa, ok!"

"Yaudah thank's ya Luke, bye!"

Akhirnya Adis memutuskan sambungan telepon dengan Luke. Dia cukup khawatir dengan keadaan Rayyan, namun dia tak tahu harus berbuat apa, dia hanya bisa berharap yang terbaik.

Dia mencoba menchat Daniel, namun  Daniel bilang ia tidak bersama  Rayyan seharian ini, jadi  Daniel tidak tahu kenapa Rayyan bertengkar.

Cukup lama bergelut dengan perasaan cemasnya, akhirnya Adis bercerita kepada Lea pacar Daniel. Karena dia tidak bisa tidur akibatnya.

🐻🐻🐻

Pagi ini Adis berjalan tidak semangat, ia menduduki kursinya dan menelungkupkan kepalanya.
Ia cukup sulit tidur tadi malam karena memikirkan keadaan Rayyan.

Selama jam pelajaran pun ia kesulitan untuk fokus.
Adis memilih keluar kelas dan menuju ke kantin sekolah.
Memesan minuman, dan mengaduknya dengan tatapan kosong kedepan.
"Woy!" Ajik menghampiri Adis, dan menepuk pundaknya.

"Anjir lo, kaget gue."

"Lagian ngapain siang siang bolong ngelamun, kesambet baru tau rasa lo!"
Kata Ajik sambil duduk di sebelah Adis.

"Auk ah, bodo amat."

"Lo kenapa sih?"

"Nggak, gue nggak papa."

TrustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang