Part 9

1.1K 96 1
                                    


Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca 💖💙

Happy Reading ~

_____oOo______

"Oh, iya. Aku Prilly",
Prilly melontarkan senyuman nya.

Rayn membalas senyuman yang Prilly tunjukan itu. Rayn menatap wajah yang terukir senyuman itu.

"Mirip siapa ya? Kaya gak asing muka nya. Kaya mirip seseorang", batin Rayn. Senyuman Rayn memudar.

"Oh iya! Ily. mirip sama ily. Senyuman nya juga mirip banget", Tayn membatin. Ia baru ingat wajah siapa yang sangat mirip dengan Prilly. Melihat senyuman yang Prilly ukir, mengingatkan Rayn pada senyuman gadis yang tak lain anak dari sahabatnya.

"Oh ya, Prill Om seneng banget kamu mau nerima perjodohan ini.
Rayn juga mau, jadikan kami semua gak susah buat menjodohkan kalian berdua", ujar Pak Abram yang tidak lain adalah papa dari Rayn.

"Gak ada salahnya kalau kalian pendekatan dulu, saling mengenal satu sama lain. Toh, Ini hanya Siapa tau cocok. Kalo gak cocok ya mau di apakan lagi? Mungkin bukan jodoh", sambung Bunda Aida.

"Ya mudah-mudahan sih cocok", timpal ayah Abim.

"Aamiin", sahut bunda Amira dan papa Abram.

"Iya Aamiin", sahut
Prilly dan Rayn.

"Rayn?"

Rayn memalingkan pandangannya kearah laki - laki yang sudah merawatnya sejak lahir.
Papa Abram memberi sebuah isyarat kepada Rayn.
Rayn sedikit terkekeh. Ia mengerti maksud dari papa Abram yang seakan menyuruhkan sesuatu kepada nya. Rayn melempar pandangannya kepada Prilly.

"Hmm..
Pril, kamu mau ikut aku gak? Kita keluar yuk. Makan malam",

"Oh, boleh", Prilly menganggukan kepalanya.

Kedua orang tua dari Prilly maupun dari Rayn nampak tersenyum bahagia melihat anak-anaknya.

***

2 jam kemudian~

Rayn dan Prilly baru saja keluar dari Salah satu restaurant yang letaknya tidak begitu jauh dari letak rumah Prilly. Kini keduanya berjalan menuju parkiran tempat Rayn memarkirkan mobil mewahnya.

"Oh ya, makasih ya makan malam nya", ucap Prilly.

"Iya sama sama Prill.
Ada juga aku yang berterimakasih",

"Iya, kembali kasih",

"Besok kamu ada acara gak?"

Prilly menjawabnya dengan menggelengkan kepala.

"Hm.. besok mau makan siang bareng gak? Sekalian kita jalan - jalan",

"Hmm...
Boleh", Prilly menganggukan kepalanya.

"Okey, besok aku jemput ya",

"Oke",

Disela sela langkah, keduanya sedikit berbincang dan merencakan pertemuan untuk besok.

Sementara di tempat lain...

Voke berada dikamar Ily sejak Aliando menghubungi Nomor telponnya. Voke langsung menemui ily dikamarnya dan memberikan telpon itu kepada ily.
Kini, ily yang berada diatas meja belajar itu sedang berbincang dengan sang daddy melalui telpon milik sang mommy.

[Via telpon]

"Ck!
lama banget dad. Kenapa gak besok aja pulangnya", rengek Ily.

"Lama? Baru juga tadi pagi daddy pergi. Sabar ya sayang? Doain aja biar daddy cepet balik",

Takdir Kita ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang