Part 3

2K 129 2
                                    

Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

Sorry for typo.

______oOo______

4 jam kemudian.

Aliando datang ke rumah Prilly.
Untung nya saat itu Ayah Abim tidak ada dirumah.
Aliando ditemui oleh bunda Aida yang membukakan pintu untuk Aliando dan sekarang Aliando masih berada didepan pintu rumah, berhadapan dengan bunda Aida yang berdiri diambang pintu.

"Ily ada kan Tante ?" Tanya Aliando.

"Ada. Dia ada diruang tengah.
Tapi maaf Ali, sebelum dia tau kedatangan kamu, lebih baik kamu pergi", pinta bunda Aida dengan nada pelan.

"Kenapa?" Tanya Aliando heran.

"Karna sebentar lagi ayah nya Prilly pulang buat makan siang", jawab bunda Aida.

"Bagus dong tante, Aku biar sekalian ngomong sama om Abim". Aliando justru merasa itu kesempatan yang berharga jika ayah Abim pulang dan bertemu dengannya. Aliando bisa berkesempatan bicara baik - baik.

"suami tante tipe orang yang keras kepala. Kalau dia berkata seperti ini, maka seperti ini sampai kapanpun",

"Tapi tante aku harus ngomong sama om Abim. Siapa tau sekarang ada titik jalan keluar yang baik",

"Jangan sekarang. Kejadian nya masih hangat kan? Butuh waktu buat nunggu ayahnya Prilly untuk bisa tenang dan bicara baik baik",

"Kalo gitu izinin aku ketemu sama Prilly, sebentar saja",

bunda Aida menganggukan kepalanya dalam arti iya. Meski sebenarnya berat karena ayah Abim bisa datang kapan saja, Ia khawatir terjadi pertengkaran lagi.
Namun, Bunda Aida mengikut kata hati nurani nya. Ia pun ingin melihat Prilly tersenyum, bukan murung.

"Terimakasih". Aliando tersenyum lebar.
Bunda Aida menyingkir dari hadapan Alindo, Mempersilahkan Aliando masuk. Aliando melangkah masuk ke dalam rumah itu. Bunda Aida berjalan mengikuti Aliando yang menuju ruang tengah, tempat Prilly berada.

Prilly tengah asik menonton televisi.
Pandangannya yang semula kosong berubah berbinar setelah tadi mendapatkan sms soal Aliando yang mengabari akan kerumah. Prilly tertawa kecil menonton kartun dilayar Televisi.

'Ekhem'

Prilly refleks melihat ke sumber suara itu berasa. Ia langsung terbelalak melihat kedatangan Aliando.

"Ali?" Pekik Prilly yang kemudian
Ia mengukir senyuman lebar dibibirnya hingga sederet gigi putih pun ia tampakkan.
Prilly bangkit dari duduknya.
Aliando menghampiri Prilly, ia berdiri didekat wanita yang mengandung anaknya itu.
Aliando memegang kedua bahu Prilly lalu ia membantu Prilly untuk duduk.
Prilly duduk secara perlahan. Lalu Aliando duduk disamping Prilly.

"Kamu kok gak bilang udah nyampe rumah?" Tanya Prilly.

"Yang penting aku kesini". Aliando menyentuh hidung prilly dengan jari telunjuknya secara sekilas.

"Aku pikir setelah kejadian kemarin, kamu gak bakalan kesini lagi",

"Kamu lupa ya? Kan aku udah bilang, aku bakalan berjuang demi kita",

"Aku juga bakalan ngomong secepatnya sama om Abim. Aku bakalan bicara baik baik biar om Abim setuju sama keputusan aku ", timpal Aliando.

Prilly mengangguk ngangguk paham.
Aliando tersenyum menatap wajah prilly. Tangan aliando bergerak menggenggam tangan Prilly.

"Prill, aku itu cinta sama kamu. Gak mungkin aku datang hanya untuk ngerusak semuanya.
Maafin kehilafan aku, ya?" Aliando bicara begitu pelan dan lembut.

Takdir Kita ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang