Part 20

1.7K 143 10
                                    


Jangan lupa klik tombol bintang ☆ sebelum membaca  💖💙

Happy Reading ~

_____oOo_____

Prilly tersenyum hambar.

"Prilly kan udah bilang. Suatu saat dia akan tau bun. Kita tunggu aja kapan saatnya tiba", jawab prilly.

"Keenakan istrinya yang sekarang! Dia dapetin ali dan ily sekaligus ! Lah kamu? Kamu sendiri. Cinta dan separuh nyawa kamu ada di Dia.
Soal ali, Ikhlaskan aja. Yang penting ily sama kamu.
Yaa? Jangan kamu biarin mereka terus bahagia dia atas penderitaan kamu. Voke boleh miliki ali, tapi ILY sampai kapanpun harusnya menjadi milik kamu, kamu yang
Berhak atas ily.
Iya kan? Kenapa kamu biarin ini semua seperti gak ada apa apa?"

"Aku capek bun. Aku gak mau berurusan panjang sama siapapun. Yang terpenting aku masih bisa liat ily dan main sama dia bun.
Soal itu semua, allah punya jalan sendiri.
Entah dengan cara apa dan kapan ily akan tau semuanya",

Bunda aida memutar bola matanya dengan malas.

"Voke itu sayang banget sama ily bun. Aku gamau dia jadi SETENGAH gila seperti aku dulu. Kasihan dia bun.. apalagi dia belum punya anak lho dari ali". Prilly meteskan airmatanya.

"Hikss". Prilly mengusap airmata yang membasahi pipinya.

"Itu juga yang aku mau bun. Mungkin waktu yang tepat adalah kalau mereka punya anak bun.
Baru aku berani buat ambil hakku. Untuk sekarang aku gak bisa. Aku kasihan sama voke. Terlebih aku pernah merasakan kehilangan itu semua. Apalagi dia udah rawat ily dari kecil, pasti udah menganggap ily benar benar anaknya sendiri",

Bunda aida mengangguk ngangguk paham.

Beberapa hari kemudian...

Sudah hampir seminggu Prilly tidak bertemu dengan Ily. Setiap prilly menanyakan ily pada voke pasti ily tidak ada dirumah, sekalipun ada Ily tidur karena kelelah, namun meski telah seharian voke tidak memberi tahu apapun jika ily pulang atau bangun tidur, semisalnya benar.

Hari sabtu,  pukul 10:00 WIB.
Bunda adiba masuk ke dalam kamar prilly.
Ia menemukan sang anak tengah duduk bersandar dikepala ranjang dengan pandangan mengosong.

Bunda aida pun menghampiri prilly dan duduk disampingnya.

"Prill?"

Prilly melirik kearah bundanya .

"Daripada kamu murung gini. Mending kita jalan jalan yuk?"

"Gak mau bun. Prilly lagi males",

"Yahh, sayang. Temenin bunda beli baju dilangganan bunda",

"Prilly lagi males bun",

"Sebentar doang kok. Daripada kamu diem disini terus. Suntuk. Iyakan?"

Sementara di tempat lain.
Ily dan aliando baru saja masuk ke dalam mobil yang terparkir didepan gerbang sekolahan ily.

"Hmm.. oh ya, daddy.. ily mau jalan jalan dong",

"Kemana sayang?" Aliando menyalakan mesin mobilnya.

"Ke mall. Bolehkan daddy?"

"Iya boleh. Tapi nanti kita pulang dulu ya.."
Aliando menjalankan mobilnya.

"Ih maunya sekaraaaaaang", rengek ily.

"Ganti baju dulu sayang",

"Gak mauuuu",

"Nanti mommy nyariin",

"Daddy bilang aja  ke mommy, kalau ily sama daddy langsung ke mall",

"Yaudah yaudah iya",

Takdir Kita ( End )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang