05. Hate You

505 84 12
                                    

Empat tahun berlalu dengan cepat, tapi bagi Evelyn itu terasa begitu lama bahkan tiap hari yang terlewati terasa seperti satu tahun lamanya, seolah jarum jam tak mau berkedip. Tak banyak yang berubah, Evelyn masih tetap sendiri. Ia masih menanti kedatangan Taeyong, seperti yang tertulis rapi pada secarik kertas empat tahun lalu, kala laki-laki yang membuatnya candu untuk selalu bersama itu pergi tak ada kabar. Elena hamil tak berselang lama setelah kepulangannya dari bulan madu bersama Sehun waktu itu, kini ia tengah hamil anak kedua. Anak pertama hasil buah cintanya dengan Sehun adalah seorang perempuan bernama Camilla, nama yang sesuai dengan mimpi Evelyn pagi itu sebelum ia menyadari bahwa Taeyong telah pergi.

Evelyn selalu berdoa setiap ia sebelum memejamkan matanya kala malam, agar ia bisa bertemu kembali dengan sosok yang begitu ia rindukan selama ini, sosok yang membuatnya ketakutan jika ia sampai kehilangannya. Ia selalu berdoa agar apa yang terjadi padanya dan juga Taeyong tidak sama dengan mimpinya pagi itu -Taeyong meninggalkannya. Selama empat tahun itu pula, Evelyn menyibukkan dirinya dengan terus bekerja di kantor Sehun setelah surat pengunduran dirinya ditolak. Tak jarang ia memilih untuk lembur hingga larut malam, untuk melupakan bagaimana kekosongan yang ia alami setelah Taeyong menghilang layaknya hantu.

Pada awalnya, terasa berat untuk Evelyn kembali bekerja setelah apa yang ia alami atas pernikahan kakaknya. Namun, itu semua hanyalah awal siksaan batin yang ia alami, setelah Elena hamil ia memutuskan mengundurkan diri sehingga posisi sekretaris kosong dan Evelyn menggantikan kedudukan kakaknya sebagai sekretaris Sehun. Semua rasa sesak di dadanya rasanya mendesak ingin keluar, berteriak mengatakan apa yang ia rasakan pada dunia bahwa ia tidak ingin lagi menanggung rasa sakit. Pada akhirnya, ia mengetahui bahwa bekerja sebagai sekretaris kakak iparnya hanyalah siksaan batin yang belum ada apa-apanya dibandingkan dengan siksaan batin yang ia rasakan sekarang.

Penyesalan selalu datang di akhir, rasa itu pun akhirnya menghampiri Evelyn, penyesalan yang berujung pada keputusasaan setelah Taeyong pergi entah ke mana, kini hanya dengan menyebut nama laki-laki itu, buliran air matanya akan menganak sungai. Evelyn menyesal bahwa ia terlambat menyadari bahwa hatinya telah terikat dengan Taeyong. Jika ia sudah mengetahuinya sejak awal, ia pasti tidak akan seperti ini. Seandainya ... cintanya pada Taeyong datang lebih awal. Seandainya ... ia menyadari cinta itu sebelum sosok yang membuatnya candu itu pergi meninggalkannya. Kini, ia tidak tahu bagaimana kabar Taeyong, apakah ia baik-baik saja atau tidak, setiap hari ia selalu mengirimkan pos elektronik padanya, namun tidak ada balas begitu pula dengan pesan yang selalu ia kirim.

Gawai milik Taeyong aktif, tapi setiap kali Evelyn melakukan panggilan, tak ada tanggapan dari sahabat karibnya itu seolah laki-laki itu tidak peduli lagi dengannya, tidak peduli dengan apa yang akan terjadi pada Evelyn. Mungkin Taeyong sedang sibuk, pikirnya untuk menghibur diri. Namun, logikanya berkata lain, mungkin Taeyong telah menemukan sosok pendamping hidupnya dan telah bahagia. Semua rasa bercampur aduk dan mendesak ingin keluar, sehingga ketika ia ingat nama "Taeyong" ia langsung menangis hingga orang-orang yang ada di sampingnya mungkin berpikir bahwa ia tidak waras.

Tidak jauh berbeda dengan hari sebelumnya, Evelyn memilih untuk lembur malam ini hingga larut malam. Tepat tengah malam ia baru sampai kediaman kakaknya, dengan wajah yang lesu dan menahan tangis, ia masuk ke dalam kamarnya. Semua barang yang membebani dirinya ia letakkan di kamarnya, bergegas ke dapur mengambil sekaleng bir. Minum sekaleng bir rasanya sudah menjadi kebiasaan Evelyn yang tidak bisa dilepaskan begitu saja semenjak kepergian Taeyong, melalui minuman beralkohol itu, ia bisa melupakan sejenak tentang kerinduannya pada laki-laki itu. Empat tahun bukanlah waktu yang singkat dan mudah untuk Evelyn menghadapi tekanan batin, mau tidak mau ia harus bekerja menggantikan kakaknya ketika hati kecilnya meraung hanya dengan berhadapan dengan Sehun. Namun, di sisi lain ketika rasa sayangnya pada Taeyong yang mulai tumbuh, ketika ia mulai menganggap perlakuan Taeyong padanya sebagai perlakuan seorang laki-laki, itu terasa lebih berat.

「✔」 Montage Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang