"Gue penasaran deh, kenapa mata tante Citra malah sembab gitu ya. Setau gue, tante Citra gak pernah sedih deh. Eh tapi gue sok tau banget anjay," Begitu kata Mika monolog.
Mika mencoba untuk sekedar mampir dan menanyakan apakah Citra baik-baik saja.
"Permisi tante," panggil Mika sambil menekan tombol bel yang ada di samping pagar rumah Citra.
"Ya, sebentar," jawab Citra dari dalam rumahnya.
Terdengar suara langkahan kaki yang akan membukakan pintu rumah.
Dan benar saja, mata Citra saat itu terlihat jelas. Citra habis menangis hebat."Eh ada Mika, masuk sayang. Tumben kamu main kesini, ada perlu sama Dika sayang?" tanya Citra sembari menampilkan wajah yang menunjukkan seakan-akan tak terjadi apa-apa padanya.
"Hehe, Mika mau nemenin tante aja disini. Kemarin juga kan, Mika mainnya cuman sebentar karena harus nemenin bunda dirumah. Sekarang Mika mau lebih lama gitu disini," jawab Mika sambil tersenyum hangat.
"Oh jadi begitu, Mika mau minum apa? biar tante bikinin. Apa Mika mau minum hot coklat bikinan tante? Dika doyan banget loh sama hot coklat bikinan tante,"
Tawaran Citra sedikit menggiurkan untuk Mika. Dan akhirnya, Mika memilih untuk dibuatkan hot coklat kesukaan Dika.
"Ini, hot coklatnya udah jadi. hati-hati sayang panas," sembari Citra menyodorkan hot coklat buatannya untuk Mika.
"Makasi tante, oh iya Dika gak ada dirumah tante?" tanya Mika memulai pembicaraan kembali.
"Hm, Dika tadi izin buat pergi ke toko buku. Katanya ada novel yang udah dia tungguin sejak lama," Jawab Citra pelan-pelan sehingga membuat Mika mengerti dengan baik.
"Ohh gitu ya tan. Tante tinggal disini cuman ber-2 sama Dika aja?" tanya Mika lagi hingga membuat Citra tersenyum.
"Haha, iya sayang. Tante ber-2 doang sama Dika. Suami tante tugas diluar negeri. Ayahnya Dika itu Angkatan Darat di Prancis," jawab Citra dengan lembut.
"Waw, keren banget deh keluarga satu ini," jawab Mika sambil melihat foto-foto yang tersusun rapih diatas meja dan dindiing.
"Kenapa Mik? ngeliatinnya serius banget haha," Ledek Citra.
"Ah-hm engga ko tante, cuman Dika disini keliatan beda banget," sambil menunjuk salah satu bingkai foto yang sudah sedikit usang.
Citra diam, tidak menjawab. Pergi meninggalkan Mika yang masih kebingungan diruang keluarga sendirian.
"Tante? Mika salah ya? maaf tante," Mika sedikit mengencangkan suaranya agar Citra bisa mendengarnya.
—Δ—
Tidak lama setelah Citra meninggalkannya sendiri diruang keluarga, Mika kembali duduk di sofa, lalu memikirkan apakah kata-kata yang tadi dia katakan ada kesalahan.
"Mah, Dika pulang. Buku yang Dika cari ketemu mah, cuman...." omongan Dika terpotong saat menemukan Mika sedang duduk diruang keluarganya.
Dika mencoba mendekat, dan memastikan apakah yang dia lihat benar-benar Mika.
Mika yang mendengar ada suara, mencoba mencari sumber suara. dan Dia menemukan Dika sedang mematung didepan pintu.
"Eh sorry, gue kira siapa. hmm, gue pulang dulu deh ya. hmm, gue gak enak disini lama-lama," jawab Mika terbata-bata.
"Gapapa Mik, sans. Pasti lo ditinggalin nyokap ya ke atas?" tanta Dika yang sudah tau jawabannya akan seperti apa.
"Ah-h iya. tapi gapapa Dik, kayanya salah gue juga deh omongannya aduh," jawab Mika yang merasa bahwa memang dirinya benar-benar salah.
"Gapapa sih, nyokap emang sedikit sensitif masalah... foto pasti," tebakan Dika tidak meleset sama sekali.
"Ya gitu deh, sorry banget bilang nyokap lo ya. Gue jadi gak enak gini Dik," Begitu kata Mika seraya memohon maaf.
"Apaan dah lo. Biasa kali haha, terus sekarang lo mau pulang nih?" tanya Dika sambil tersenyum.
"Iya, udah sore gini. Tapi btw Dik, gue gak pernah liat lo di sekolah?" tanya Mika pura-pura penasaran.
"Ah-hm, gue lebih sering dikelas sih. Soalnya males keluar aja gitu," jawab Dika sedikit gugup.
"Oh gitu ya, okedeh. kapan-kapan ikut main bareng sama gue sama Bi dong. Nanti gue kenalin deh Bi itu siapa" jawab Mika yang bodoh dan mudah percaya ini.
"Pft, oke Mik. Suka-suka lo, atur ae semua," jawab Dika sedikit santai untuk mencairkan suasana.
"Siap deh, gue pulang ya. Salam buat tante Citra. Gue minta maaf," begitu kata Mika sambil meninggalkan Dika yang masih mematung tidak percaya dia berdialog dengan Mika sepanjang itu.
Disepanjang jalan, Mika hanya memikirkan apakah benar ucapan yang dia katakan salah? tapi salah dimana nya.
"Bi,Halo. Lo dimana? ketemuan di tempat biasa ya. Ada yang mau gue omongin deh pokonya," Mika langsung mematikan telepon dan bergegas masuk rumah untuk menemui Bi di cafe yang biasa mereka datangi.
—Δ—
"MIKAYLA PUTRI ARTHUR, LO KENAPASIH SELALU MATIIN TELEPON DULUAN? DAN BELOM GUE JAWAB APA-APA LO UDAH MATIIN AJA. DASAR ANAK MOA!" teriak Bi yang tidak terima pada Mika.
"Gak usah bacot Bi. Gue tuh ngajak lo ketemu, mau ngasih tau update an terbaru gue mengenai Dika dan keluarganya. Btw bahasa gue terlalu mantap. jangan ditiru Bi," awalan nya serius, kesananya seorang Mika tak pernah bisa serius.
"Halah, yaudeh apaan?" tanya Bi malas.
"Tadi gue masa buat tante Citra baper gitu sialan," ucap Mika sambil memelas.
"Maksudnya gimana sih ? gak ngerti gue," tanya Bi meminta cerita lebih diperjelas.
"Ya, jadi tuh awalnya....... " jawab Mika, yang menceritakan semua secara rinci sampai Bi benar-benar mengerti.
"Lo kenapa gak tanya Dika aja ? kata lo kan, lo sempet ngobrol sm Dika. Aduh dasar si oneng," ledek Bi pada Mika.
"Ya emang lo kira, dengan mudahnya gue nanya-nanya gitu ? kaya gak punya dosa anjay gue," jawab Mika.
Jawaban Mika memang ada benarnya, sampai Bi terdiam sambil memikirkan bagaimana caranya mencari tau mengapa Dika dan Tante Citra seakan menyembunyikan sesuatu.
"Mik, tapi ini kan masalah orang laen. Kita emang gak papa ya ikut campur begini?" tanya Bi karena takut ada kesalahan disepanjang rencana nya nanti.
"Gue tau, ini masalah orang lain. Tapi Bi, yang pertama foto Dika di bingkai itu beda banget sama Dika yang ada dirumahnya. Sedangkan, dia bilang dia cuman tinggal berdua sama Dika. Si Dika nya juga gak pernah kita liat kan disekolah. Bingung gue sumpah," ucap Mika panjang x lebar.
"Terus sekarang, rencana lo apa nyed?" tanya Bi.
"Gak tau. Gue masih bingung harus mulai darimana. Gue sih bilang ke Dika kapan-kapan main bareng gitu sama gue sama lo," jawab Mika yang masih bingung dengan jawabannya sendiri.
"Yaudah, sekarang gini Mik. Lo minta nomor telepon atau id line nya dia gitu biar kita bisa ngehubungin buat main bareng. Nah disitu lo cari tau dah," ungkap Bi yang menjelaskan rencana nya.
"Bi, tapi kalo kaya gitu kita manfaatin Dika dong. Gue mau cari tau sendiri aja. Pelan-pelan kayanya deh," jawab Mika pasrah
"Ya yaudah deh terserah lo. Atur aja, besok lo coba datengin aja lagi rumah Tante Citra. Sekalian minta maaf neng," saran dari Bi-Mika terima sepenuh hati.
***
HALLO GAIZE GAIZE.
Gimana nih? Update nya cepet kan anjay :)Semoga Kalian menikmati cerita kita.
JANGAN LUPA VOMMENT !!
AI LOFYU SOMACH ❤️Salam Author,
NAWNAY
KAMU SEDANG MEMBACA
Different Side
Teen FictionTidak semua yang kamu lihat di depanmu, sama seperti apa yang terjadi di belakangmu... "Aku beda bukan untuk menunjukkan kalau aku bad atau baik nya Mik. Aku cuman gak mau liat wanita yang aku cinta setelah mama nangis karena kehilangan salah satu c...