BAB 9 : PENDATANG BARU

27 1 0
                                    

HAPPY READING!

***

Setelah semua masalah kemarin yang di alami Mika, hari ini di sekolah Mika menjadi sedikit lebih pendiam dari biasanya. Pasalnya karena ucapan Dika kemarin tentang perasaannya. Dika pikir perasaan Mika hanya main-main saja.

Setiap bertemu Dika sejak di sekolah, Mika berusaha menghindar dulu untuk menenangkan suasana hatinya. Dika yang melihat Mika seperti itu berusaha mengerti.

Sudah ingin masa bodo dengan perasaannya, Mika berusaha menggubris Bi yang sedari tadi mencoba menghiburnya dengan segala macam cara.

Jam istirahat kali ini dimanfaatkan dua sejoli itu untuk pergi ke rooftop-permintaan Mika-sampai di rooftop mereka duduk di bangku kayu yang tersedia.

"Mik, gak usah di pikirin ya. Mungkin Dika ngomong begitu karena kebawa emosi kemarin," ucap Bi memulai pembicaraan.

Mika hanya menunduk dan menghela napas itu yang sedari pagi dia lakukan, "iya gue juga udah usaha kok buat gak kemakan hati karena omongan Dika."

"Yaudah sekarang jangan menghela napas terus, itu sama aja membuang seribu kebahagiaan," nasihat Bi seraya mengelus punggung Mika.

Mika yang mendengar perkataan Bi tersebut langsung menunjukkan senyumnya.

"Makasih ya Bi, kalo gak ada lo mungkin gue gak tau siapa lagi yang nyemangatin."

"Santai aja, kayak sama siapa aja lo," ucap Bi sambil terkekeh.

Mereka berdua menikmati waktu istirahat di rooftop dengan pikirannya masing-masing dengan disuguhi pemandangan kendaraan yang berlalu-lalang di jalan raya.

Tapi tanpa mereka sadari, sedari tadi ada yang menguping obrolan mereka-Dika-, dia merasa bersalah atas ucapannya kemarin. Mungkin hari ini dia berniat untuk meminta maaf.

-Δ-

Jam pelajaran dimulai, teman-teman Mika langsung berhamburan masuk ke kelas saat Pak Lukman-guru agama islam-memasuki kelas.

"Semua tolong diam! kali ini kalian kedatangan murid baru. Silahkan perkenalkan dirimu nak," perintah Pak Lukman.

"Baik pak. Nama saya Clarissa Claudia, kalian bisa panggil Caca. Terimakasih," ucap Caca sambil tersenyum.

"Aku maunya panggil kamu ibu," celetuk salah satu siswa.

Caca menoleh sambil mengerutkan dahi bingung.

"Iya, maksud aku ibu dari anak-anak kita,"

"WOOOOOO."

"DASAR BUAYA BUNTING.... EH SALAH BUAYA DARAT."

Seketika kelas ramai hanya karena siswa tadi.

Pak Lukman hanya menggeleng kepala melihat kelakuan anak muridnya.

"Caca, kamu bisa duduk disana dengan Evelyn."

Caca hanya mengangguk.

Mika sedari tadi hanya memperhatikan acuh tak acuh. Selama jam pelajaran Mika lagi-lagi melamun. Pak Lukman yang melihat itu pun langsung menegur Mika untuk keluar kelas sekedar mencuci muka.

"MIKA! Silahkan kamu keluar kelas untuk cuci muka. Sekarang!" Titah Pak Lukman.

Dengan malas, Mika beranjak keluar kelas.

Keluar dari kamar mandi, Mika melihat Dika seperti sedang berjalan ke arahnya. Mika spontan langsung menunduk tanpa mau melihat Dika.

Tiba-tiba Dika menahan tangannya, Mika yang menyadari itu terpaksa berhenti dengan masih menunduk. Dika membalikkan tubuh Mika menghadap ke arahnya.

Different SideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang