Suara sirine ambulans terdengar riuh memasuki halaman rumah sakit swasta. Detik selanjutnya seorang petugas kesehatan keluar terburu-buru, masuk ke dalam ruangan IGD sembari membawa sebuah kotak berukuran sedang.
Di ruangan operasi, seorang dokter beserta timnya berjuang keras melakukan transplantasi jantung seorang pasien yang sudah lama menderita gagal jantung. Tindakan bedah invasif yang dilakukan untuk menggantikan jantung yang sakit dengan jantung donor yang sehat untuk memperpanjang hidup pasien yang menderita gagal jantung.
Dengan hati-hati sang dokter mengeluar jantung dari tubuh pasien, lalu menggantinya dengan jantung lain yang baru saja ia dapatkan dari pendonor.
Jantung itu kembali berdetak. Layar monitor yang awalnya berjalan datar kini berjalan normal, tanda operasi tersebut berhasil dilakukan. Pasien selamat dan akhirnya dipindahkan ke ruangan lain.
💎
Andrew Choi terbangun dari mimpi buruknya. Wajah tampannya tegang sekaligus berkeringat. Entah sudah berapa kali ia mengalami mimpi yang sama. Di dalam mimpinya, ia melihat seorang lelaki tewas akibat sebuah insiden tembakan. Dokter yang menangani keadaannya mengatakan jika hal itu terkadang terjadi pada pasien yang habis menjalani transplantasi organ tubuh, meski hal itu sangat jarang terjadi. Andrew merupakan salah satu dari pasien yang mengalami teori memori sel itu. Ada sedikit memori yang didapat Andrew, disebabkan oleh memori yang tersusun dan tersimpan dalam sel-sel saraf organ yang disumbangkan si pendonor.
💎
Andrew mengemudikan mobilnya pelan, menyusuri keramaian kota di malam hari. ia melalui sebuah jalan yang sebelumnya tak pernah ia lewati. Anehnya, ia seperti mengenal dengan baik daerah itu. Tidak asing. Sambil menyetir, bayangan seorang gadis manis tak dikenalnya tersenyum genit. Bukan padanya, tapi pada seseorang.
"Sial!" umpatnya kesal, ia menepikan mobilnya, karena konsentrasinya terus menerus dibayangi tawa gadis itu. Mobil kembali melaju pelan hingga akhirnya ia berhenti di depan sebuah toko bunga yang mungil. Toko itu terlihat masih baru, dari luar ia bisa melihat seorang gadis berambut dikuncir duduk di kursi sembari menulis sesuatu. Ada sebuah sepeda mini yang diparkir di depan toko.
Andrew keluar dari mobilnya, semakin ia melangkah hendak memasuki toko, ia merasakan jantungnya berdenyut tak karuan. Seperti ditusuk-tusuk, sangat sakit. Ia memegang bagian dadanya dan perlahan tubuhnya oleng akibat sakit yang semakin menjadi-jadi. Untunglah gadis di dalam toko itu segera keluar dan menolongnya. Memapah dan menyuruhnya masuk.
Gadis itu tampak manis dengan poni yang menutupi dahi, sementara rambutnya diikat ke belakang mirip buntut kuda. Ia mengenakan t-shirt krem lengan panjang lalu sandatan berwarna merah.
Andrew tak asing dengan gadis itu. Ia mencermati keadaan sekitar seolah dia pernah datang ke tempat ini. "Apa sebelumnya aku sering ke sini? Atau aku adalah pelangganmu?"
Gadis itu mengerutkan kening heran. Menggeleng pelan dan berkata, "Justru aku baru pertama kali melihatmu datang ke toko bungaku."
Aneh. Andrew merasa sangat hafal tempat ini. Karena situasi yang canggung, gadis itu menyuruhnya untuk minum segelas air. Saat menyerahkan gelas tersebut, tanpa sengaja tangan Andrew menyentuh tangan gadis itu, yang mana membuat sang gadis terkejut dan reflek menarik tangannya. Buru-buru ia pergi meninggalkan Andrew sendiri.
Andrew kembali menatap sekeliling ruangan tersebut. Matanya tak sengaja menemukan sebuah bingkai foto gadis itu bersama seorang pria rambut hitam yang tersenyum. Mungkinkah mereka sepasang kekasih? Atau jangan-jangan pendonor jantung itu adalah pria yang ada di dalam foto itu?
💎
Tengah malam Andrew masih duduk di ruangan tengah. Pikirannya kalut. Bayangan pria yang sering muncul di mimpinya kembali membayangi. Ditemani segelas wine, pria setinggi 184 senti itu meneguk wine hingga tuntas lalu melempar gelas kosong itu kesal. Ia menutup wajahnya frustrasi.
Bayangan pria berseragam polisi sedang mengarahkan pistol pada salah satu komplotan perampok bank yang sedang menyandra kekasihnya. Si gadis penjual bunga yang ia temui tadi. Gadis itu menangis ketakutan, berkali-kali sang polisi menyuruh si perampok agar menyerah, tapi perampok itu justru malah berhasil menarik pelatuknya dan tepat mengenai polisi. Di luar dugaan, si perampok kaget melihat sang polisi tubuhnya ambruk seketika.
Andrew berteriak ketakutan.
Tengah malam, pria tinggi itu ada di sebuah ruangan khusus brankas penyimpanan data pasien di rumah sakit, tempat dia menjalani donor jantung. Dengan bantuan kerabatnya, ia dengan mudah memasuki ruangan terlarang itu. Ia mencari-cari berkas pendonor jantungnya. Mencari di antara ribuan berkas pasien lainnya.
Pria 27 tahun itu berniat ingin mencari tahu apa yang terjadi dan siapa yang mendonorkan jantung kepadanya.
Ketemu. Joshua Han. Seorang polisi muda yang tewas akibat insiden perampokan beberapa bulan lalu, setelah mengalami koma hampir setahun.
Andrew menutup wajahnya gusar, terduduk begitu saja sembari memegang dadanya yang nyeri. Ia menangis ketakutan.
Pria itu segera pulang dan mencari sesuatu di kamarnya. Mengobrak abrik semua barang-barang gelisah. Hingga akhirnya ia menemukan sebuah kotak kayu kecil yang sudah lama ia simpan. Andrew membuka isinya. Didapatinya sebuah kalung dengan mainan berbentuk hati. Ia membuka isi mainan itu. Terdapat foto gadis penjual bunga bersama polisi.
Tubuh Andrew kebas. Seluruh tubuhnya mati rasa. Ia tak bisa merasakan apa pun kecuali nyeri di sekitar jantungnya yang kembali berdenyut hebat seolah jantung itu minta keluar dari sang pemilik.
Ia menutup wajahnya, lalu berteriak hebat. Seperti dihantui rasa bersalah kala memori itu terus menunjukkan keakraban kisah cinta mereka. Akhirnya ia tahu sesuatu.
💎
Di malam yang sepi, Andrew berjalan lunglai menuju toko bunga. Malam cukup larut karena gadis penjual bunga itu menutup tokonya dan hendak pulang.
Gadis itu menatap heran karena malam selarut ini pria yang ditemui beberapa hari lalu kembali datang. "Ada sesuatu, Tuan?"
Andrew hanya diam. Wajahnya menunduk penuh penyesalan.
"Tuan," panggil gadis itu lagi heran.
Andrew mengulurkan tangannya, menyerahkan kalung dengan mainan berbentuk hati itu, sementara wajahnya menunduk tak berani menatap wajah sang gadis.
Mata gadis itu itu membulat kaget. Kalung itu ... kalung miliknya yang hilang karena dibawa oleh perampok yang sudah membuat kekasihnya tewas setahun yang lalu.
Andrew berlutut, wajahnya menunduk penuh penyesalan. Air matanya jatuh. Hanya satu kata yang keluar dari mulutnya. "Maafkan aku,"
💎💎The___End💎💎
👉 Note :
Cerita ini pernah dipulikasikan dan diikutsertakan dalam EventDSPI_Songfict oleh Suci Hernika pada tanggal 13/08/2018Inspirasi Lagu : Timeless by Xiah & Zhang Liyin
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] ✅ Kumpulan Cerita Pendek
Teen FictionKumpulan cerita pendek [oneshoot] berbagai genre.