8. Memori di Langit Lebanon

251 22 10
                                    


Pemakaman adalah tempat paling sunyi di dunia.

Di pemakaman umum, di sana terkubur para pasukan muslim dan beberapa tenaga medis lainnya akibat gugur dalam perang. Tanah pemakaman Irana Jung, tenaga medis asal Korea Selatan, hanya sebuah gundukan dengan rumpun bunga li di atasnya.

Seorang pemuda bertubuh tinggi nan tegap berdiri di depan makam sahabatnya, Irana. Seragam militer masih rapi ia kenakan. Namanya Ok Taecyeon. Salah satu tentara yang dikirim oleh PBB untuk menjaga perdamaian di negara Lebanon.

Ada kepedihan dan luka yang tak mungkin disembuhkan waktu. Ada rasa hilang yang tak mungkin digantikan. Ada pengorbanan yang tak mungkin diberikan imbalan apa pun walau emas sebesar pulau Jeju disiapkan.

Perang sudah usai.

Namun, sosoknya tak tertergantikan.

Air mata Taecyeon turun. Memang betul sebuah ungkapan, "Hal yang paling berat dari kematian adalah, mereka yang ditinggalkan." Berbagai kenangan bersama gadis itu tergambar jelas begitu saja, seolah menyeretnya kembali pada waktu Irana masih hidup. Andai waktu bisa diputar kembali, dia ingin Irana tetap hidup dan biar dia yang tewas.

Saat itu, serangan udara kembali menghujani kota Lebanon. Irana tiba-tiba berlari ke arahnya. Memeluk Taecyeon. Terdengar desingan peluru yang diluncurkan dari atas menggunakan helikopter. Peluru menembus puluhan warga sipil bagai hujan. Puluhan orang tewas. Irana terdiam sejenak, perlahan tubuhnya merosot.

Taecyeon terdiam kaku. Satu peluru menembus leher gadis cantik itu, darah Irana muncrat ke wajah Taecyeon.

Mata Irana terpejam. Selamanya. Waktu berjalan begitu lambat. Pemuda itu berteriak histeris. Mengguncang tubuh tak bernyawa itu. Menangis sambil keras memanggil nama Irana Jung. Namun sang gadis hanya membisu.

Kenangan itu perlahan memudar lalu hilang berganti sosok Taecyeon yang menatap sendu makam Irana. Saat Isabella, salah satu teman Irana menyerahkan barang-barang gadis itu untuk dibawa pulang, Taecyeon menemukan sebuah benda terbuat dari kain. Benda kotak berukuran 10×10 cm. Pemuda itu sering melihat benda itu menggantung di lemari Irana. Ia pernah bertanya apa isinya karena penasaran.

Irana hanya menjawab, "Ini jimat keberuntunganku."

Taecyeon membuka isi kotak itu. Foto dirinya yang tersenyum. Irana secara diam-diam memotretnya. Dada pemuda itu semakin sesak. Irana mencintainya, tapi dia begitu tololnya sampai tidak menyadari hal itu.

Suara langkah menyadarkan Taecyeon. Sosok itu adalah teman sekaligus atasan Taecyeon. Jang Geunsuk. "Sudah waktu kita kembali."

Hari ini, pasukan khusus, tim Taecyeon dan teman-temannya yang dikirim PBB untuk menjaga perdamaian di Lebanon, sudah berakhir. Mereka akan kembali ke Korea Selatan.

Taecyeon hanya tersenyum tipis. Ia akan meninggalkan Lebanon dan Irana. Semua kenangan mereka terkubur bersama jasad gadis itu. Ia tak mungkin melupakan Irana begitu saja.

"Kau tak perlu melupakan Irana, Ingatlah dia di kenanganmu. Sebab, orang yang sudah mati hanya bisa hidup di kenangan orang lain," kata Geunsuk seakan bisa membaca pikiran sahabatnya.

Geunsuk pun juga kehilangan, hanya saja ia menyembunyikan perasaannya dengan lebih cermat. Mereka berdua sama-sama kehilangan. Kehilangan Irana merupakan pukulan terbesar bagi mereka.

"Selamat tinggal, Irana. Kau akan selalu kukenang. Di hatiku," ucap Taecyeon pelan.

Dua pemuda berseragam militer itu meninggalkan kuburan massal. Menaiki helikopter yang sudah menunggu. Membawa mereka pulang kembali ke rumah.

____Tamat___

Pembaca yang baik hati tolong tekan tanda bintang [⭐] usai membacanya, ya 😊

Menerima kritik & saran yang membangun.

Salam,

Ren Hikaru

___________________________________

Note :
Repost dari Event fanfiction 500 kata yang diselenggarakan oleh Rhaa Azhar Ing tanggal 28 Februari 2017

[END] ✅ Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang