-2-

58 15 0
                                    

Semoga suka cerita nya oke:)
.
.

Kini Kahi berdua di rumah mewah yang besar ini. Hanya dia dan pembantu setianya. Pembantunya selalu  khawatir dengan Kahi. Termasuk tentang Kahi yang di skorsing seminggu karena bertengkar dengan teman lamanya dan tentang Kahi yang selalu di terror setiap malam. Ia orang paling mengerti tentang Kahi dan masa lalu nya.
"Kahee.. bundaa.. ayah.." kini Kahi terisak di dalam kamarnya. Dibalik Kahi yang kuat,
sebenarnya rapuh.
Sebenarnya ia lembut,
Sebenarnya ia murah senyum,
Sebenarnya Kahi yang selalu berkata kasar itu bukan dirinya. Hanya dinginnya, sudah dari dulu ia terlahir dengan sikap seperti itu.
Kahi dibuang keluarganya dan hanya diberi fasilitas, termasuk Rumah mewah keluarganya yang  tidak pernah hangat ini. Teman temannya pun lama kelamaan menghilang. Itu semua karena fitnahan kejam dan tentang Kahe, kembarannya yang meninggal  karena mereka menyangka bahwa Kahe dibunuh oleh Kahi. Padahal bukan ia. Orangtuanya cerai dan membenci Kahi.
Bukan.
Bukan hanya Kahi.
Semua anaknya pun dibenci.
Kahi benar benar sakit hatinya. Kahe yang meninggal selama lamanya, membuat Kahi merasa bersalah. Namun fitnah itu, itu bukan dirinya yang membuat Kahe neninggal.
Kaheiyang. Kembaran kesayangannya.
"Kahee...."
Kahi merapikan rambutnya yang pirang itu dan memasuki kamar Kahe.
Ia menatapi boneka kesayangan kembarannya itu.
"Kaheee tau tidak? Ada teman kecilku, yang percaya dengan fitnah yang dibuat oleh Bunda. Aku sudah tidak kuatt kahe.. aku ingin menyusulmu.."
Kahi mulai terisak. Ia mulai mengeluarkan sesuatu. Obat tidur.
Ia memakan 6 butir obat tersebut, kemudian tidur di kamar Kahe.
Bi Resa, menemukan Kahi yang pingsan tergeletak. Ia sangat sangat panik.
"KAHI!!"
.
.
.
.
Kahiiii"  Bi Resa sedang bergerak gelisah. Ia tahu pasti, Kahi ingin menyusul Kahe, dengan cara meminum obat tidur sebanyak mungkin.
Tak lama, muncul Ayah Kahi, Nauvan dan ibu tirinya Kahi, Naura. Wajah Naura kini menjadi pucat. Meski ibu tirinya, ia juga membenci ibunya Kahi, dan suaminya sendiri yang ternyata suaminya bahkan ikut-ikutan membenci anak sendiri.
Nauvan mendecih tidak suka. Hanya Naura, orang asing yang hanya mengetahui seberapa beban Kahi dalam hidupnya.
"Udah meninggal kan dia?" Tanya Nauvan. Naura membelakkan matanya. "Mulutmu tuh ya aku ga suka! Dia tetap anaku! Kamu tidak tahu betapa rapuhnya hidup Kahi!" Teriak Naura. Ia menangis histeris, sedangkan Nauvan tetap diam, tidak berniat membuka percakapan kembali.
Naura bingung, kenapa tidak ada yang mendampingi Kahi saat ia harus menanggung beban berat itu? Kenapa tidak ada yang mempercayainya untuk soal Kahi? Mengapa dengan mudahnya semua orang menyimpulkan bahwa Kahi selalu menghancurkan hidup keluarganya?
"Nauraaa!!" Tiba-tiba datanglah wanita yang menghampiri Naura. Naura memeluk wanita itu. "Sel, Kahi.. kahi.."
Seli, sahabat Naura tahu betul soal Kahi. Naura amat menyayangi Kahi meski bukan anak kandungnya.
"Sudah sejak dulu saya menyimpan rasa amarah kepada mu Tuan Nauvan" ucap Seli. Nauvan masih berdiri dengan angkuh. Seli mendecih tidak suka.
"Cerita sebenarnya begini.."
.
.
.
-Flashback-
.
.
Seli yang niatnya mengantar buah tangan kini sedang berada di belakang pintu, berusaha mendengar seorang wanita yang sedang mengobrol dengan seseorang yang entah itu siapa.
"Besok, di tempat xxx jam xxx buat Kahi menjadi benalu Kahe. Dan itu kulakukan setelah Kahe meninggal, akan kupastikan kau buat lagi masalah, Sayang. Aku akan mencuri harta itu lalu cerai dengan alasan tidak mau melihat 'Kahi si munafik' dan... pastinya Kahi yang dituduh untuk mencurinya." Ucap wanita itu, yang tak lain adalah bunda dari Kahi dan Kahe.
Seli masih setia bersembunyi di sana, tidak lupa menyalakan perekam suara dan sebuah kamera.
Seli mendengar seorang wanita membuka pintu. Ternyata ia masuk ke pintu ruang anak-anaknya. Seli melihat wanita itu memakai kain untuk menutup wajahnya.

(Maksudnya topeng ya guys:v )

Ingin rasanya menyelamatkan mereka, tapi Seli lebih memilih rencana yang Ia buat kali ini. Tanpa Seli duga, Kahe dibunuh dan bersimbah darah. Dibunuh oleh wanita itu tentunya. Di sampingnya ada kahi yang menangis sesenggukan karena ketakutan.
"Selamat menikmati sakitmu.." begitulah pesan wanita psikopat itu. Seli kini tengah mengepalkan tangannya, berusaha menahan emosi sekuat mungkin.
Wanita itu pun keluar meninggalkan kamar anaknya.
Seli pun akhirnya memilih keluar dari tempat persembunyiannya dengan membawa barang yang ia bawa.
"Haii, ini aku bawakan oleh oleh,"
wanita itu tampak terkejut.
'Terlihat sekali terkejutnya wahai psikopat' kesal Seli di dalam hati.
"Kamu datang darimana?" Tanya wanita itu.
"Dari pintu lah masa dari jendela." Seli tertawa hambar.
"Ah i.. iya ya. Kalau begitu makasih. Kamu boleh langsung pulang."
'Ck, ngusir.' Batin Seli.
Wanita itu langsung melarikan diri ke halaman belakang. Seli pun akhirnya memeriksa kembali perekam suara dan merekam video di tempat yang kira kira aman dan pulang menuju rumahnya. Soal kamera dan perekam suara ia uruskan nanti.
Selang beberapa jam kemudian, di rekaman video itu terdapat Ayah Kahi, Nauvan yang baru saja pulang dari kantornya sedang menjambak, dan memarahi Kahi. Kahi hanya mampu menangis sesenggukan.
Ibunya ikut marah, dan berekspresi tidak menyangka bahwa kahi membunuh Kahe, kembarannya sendiri.
.
.
Flashback end
.
.
"Jadi lo nuduh gue bahwa mantan istri gue yang bunuh kahe? Seenaknya lo nuduh mantan istri gue." Protes Nauvan.
"Jelas-jelas mantan istri Lo yang bersalah! Buktinya Ia cerai sama lo, Van!" Teriak Seli. Tidak peduli dengan perawat yang protes dengan teriakan Seli.
"Dia cerai sama gue karena Kahi! Jadi Kahi yang salah! Ia adalah benalu keluarga kami!"
Seli membelakkan matanya. Bisa-bisanya Nauvan menyimpulkan bahwa Kahi benalu keluarga Shareenja. Seli mengepalkan tangannya.
"Lo akan MENYESAL kali ini, Nauvan. Gue ga akan segan segan menghina lo di depan semua warga. Gue ingetin lo kali ini!" Seli menekankan kata menyesal. Memperingatkan Nauvan yang terkenal angkuhnya.
.
.
.
.
Next engga?
Semoga suka ceritanya yaa, maaf banyak typo dan masih berantakan ceritanyaa T_T
Makasih:)
Jangan lupa vote+comment nya yaa❤
-athryyn

Need YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang