Khansa Pov
"Apa yah?!pindah sekolah? Apa-apaan ini!!! Ngaco ah, Khansa udah kelas 11, nanggung banget, kenapa pake acara pindah-pindahan sih?",
aku benar-benar enggak ngerti dengan keputusan orangtua ku yang sangat-sangat mendadak . Baru saja pulang dari sekolah sudah diberi kabar kayak gini ya ampun.
Akutu lelah, capek, pegel. Enggak hati, fisik, pikiran sama aja, butuh istirahat. Huhuhu
"Lha kenapa?apa salah kalau ayah sama bunda mindahin Khansa ke SMA Islam? Pergaulan disana kan lebih baik daripada di negri. Liat kelakuan, penampilan, dan sikap khansa sekarang semenjak SMA? Bunda sama ayah khawatir,ntar lama-lama kamu pacaran lagi",
Deg...
Apa-apaan ini, kok tiba-tiba bahas tentang pacaran. Lagian juga selama ini kan aku udah gonta-gonti pacar, dan pastinya tanpa sepengatahuan ayah dan bunda dong. Bisa berabe ntar kalau tau. Waduuhh"Ya ampun ayah, Khansa bosan dari TK sampai SMP sekolahnya di sekolah Islam mulu. Khansa kan pengen ngerasain sekolah di negri. Ihh ayahh ayolahhh pikir-pikir lagi",
bujuk ku kepada ayah yang tengah asyik membaca koran dan sesekali menghirup teh hangat yang tersedia di atas meja panjang di hadapannya.
Tiba-tiba bunda pun datang dan duduk di atas sofa samping ayah. Terlihat dari bau-bau nya dan celemek yang masih tergantung di pinggang bunda, tampaknya ia baru saja selesai memasak.
"Sudah lha ayah, Khansa kan habis pulang dari sekolah, kenapa harus dibahas sekarang?,kasihan dia masih kecapekan",tutur nya kepada ayah.
Aku hanya mampu bertopang dagu dan mendengus kesal. Rasanya pengen nangis deh diginiin.
"Yaudah, Khansa sekarang bersih-bersih diri kemudian shalat ashar aja dulu. Ntar kita bahas lagi di lain waktu", bunda kini menatapku, matanya memancarkan kasih sayang yang teramat sangat.
Aku yang mendengar titah nya tidak mampu menolak, kemudian pergi dari hadapan mereka dengan wajah yang tertekuk.
Di dalam kamar, aku langsung melempar tasku asal ,dan berbaring di atas ranjang sembari menatap langit-langit kamar. Tak lama kemudian mataku terpejam, berusaha melepaskan segala penat pada hari ini.
"Omegat!!!",tiba-tiba aku teringat sesuatu dan langsung lompat dari tempat tidur kemudian membuka laptop yang berada di atas meja belajar.
Tanganku lihai sekali meng scroll dan mengetik sesuatu disana. Aku lupa belum menyelesaikan makalah praktek biologi yang harus dikirim lewat email ke bu Suhendah hari ini juga sebelum maghrib.
"Dreaddd...dreaddd...dreaddd",
hp ku berdering. Akupun langsung menghentikan aktivitas mengetikku dan mulai mencari-cari dimana tadi aku melempar tas sekolah yang tentunya ada handphone di dalamnya.Setelah dapat dan kubuka hp ku ternyata Ezra yang menelpon. Ku kira itu adalah Edo, teman satu kelompokku dalam tugas biologi kali ini. Dari kemarin ia selalu menelpon, menanyakan kabar makalah dan berujung pada basa-basi belaka yang kemudian ku matikan secara sepihak.
"Angkat..enggak..angkat..enggak",batinku dalam hati. Lagian juga ngapain sih nih cowok pake acara telpon-telponan segala!! Jangan-jangan dia minta balikan lagi. Ogah bangett dehhh.
Kemudian kuputuskan melanjutkan tugas makalah biologi yang tinggal beberapa paragraf lagi dan membiarkan hpku berdering. Bodo amat dahhh. Situ udah bosan?, Iam its okay. Gak ada yang namanya balikan ama mantan. Heuheu
Esok pagi...
"Gotten pagi Khansa, eh kok merengut sih lu,tumben amat. Pasti gara-gara diputusin Ezra ya?ngaku aja", ucap Shinta, chairmate ku selama hampir 2 tahun ini. Baru aja datang udah nyerocos ni anak. Hhhh
"Apaan sih Shin!, sejak kapan gwe galau gara-gara putus pacaran, enggak ada sejarah nya ya seorang Khansa kayak gitu.", ucapku ketus.
"Lha terus kenapa dong?,cerita wehhh", kemudian Shinta langsung merapatkan dirinya tepat disampingku yang sedang menempelkan dagu diatas meja sembari memainkan ponsel.
"Gwe mau pindah sekolah", ucapku yang langsung disambut tawa oleh Shinta. Aku yang bingung dengan reaksinya terus berkata,"Eh ngapain ketawa daki badak!!! Gak ada yang lucu kali"
"Oke..oke, maap kelepasan. Eh yang bener lu? Udah jadi anak hitz kok tiba-tiba mau pindah, kesambet apaan?",
Kesel sih ya, tapi bukan Khansa kalau langsung emosian dikatain seperti itu. "Etdahh, gwe dipaksa pindah sama bokap dan nyokap. Lagian lu nih ya, bukannya sedih mau pisah ama gwe malah ketawa dan dianggap bercanda",
Shinta yang mendengar penuturan
ku seketika berubah ekspresi menjadi serius. "Sumpah demi apa lo Khan?!, terus ntar gwe duduk sendirian dong. Pfttt".Baru aja aku mau berbicara lagi,tiba-tiba salah satu anak kelas teriak, " KHANSAA DICARIIN EZRA WOYYY DI DEPAN KELAS.GC", aku spontan kaget dong. Ngapain tu anak nyamperin.
Kemudian aku pun langsung menuju depan kelas dan melihat ezra yang sedang bersandar di tembok menanti kehadiranku. Tanpa basa basi aku pun berkata "Ada apa?"
Ezra pun tersenyum sembari menegakkan badannya menghadapku. Etdah tiba-tiba aku kok jadi melting gini ya di senyumin. Jujur aja sih ya selain senyum nya yang manis, Ezra tuh rambutnya badai, badannya ideal banget, tau lha pemain basket kek gimana.
"Haii, kok lu cuek banget sih. Hehe. kemarin kenapa telpon gwe nggak diangkat?",
"Gak papa.Sibuk aja"
"Benerr??
"Iya"
"Serius?"
" Kalau mau ngomong cepetan , Gak usah basa basi, gwe balik nih",
Ezra kemudian hanya terkekeh melihat kekesalanku. Nyebelin memang dia tuh.
"Eh eh jangan pergi dulu. Iya iya gwe serius. Khansa, mungkin kita emang udah putus,tepatnya gwe yang mutusin. Tapi disini gwe mau ngasih tau satu rahasia dan lu jangan kasih tau siapa-siapa, oke?"
"Hmmm"
"Gwe mutusin lu gara-gara tuntutan basket Khan, ini bukan kemauan gwe. Bentar lg gwe mau lomba tingkat prov dan harus benar-benar serius latihannya. Lu bisa lha ngertiin gwe. Kita masih bisa kan jaga komitmen?, sumpah Khan, gwe masih cinta ama lu"
Waduhh ni anak kok tiba-tiba kayak gini ya. Siapa juga yang masih berharap sama dia. Udah putus, yaudah tinggalin, lupain. Gitu aja kok repot.
"Udah gitu doang?,"
"Iyaa. Gimana, mau kan jaga komitmen?"
"Yaellah, Ezra..Ezra.. Bodo amat lhaaa gwe mah, kalau udah putus yaudah sih. Apaan tuh jaga komitmen,ogah amat. Udah sana balik kelas"
Kemudian akupun meninggalkan Ezra sendirian di depan kelas tanpa menaruh peduli dengan ekspresinya yang 'mungkin' akan sangat kecewa atas perkataaanku yang tidak ia harapkan.
Jangan lupa vote dan tinggalkan komentar kalian disini ya.
Makasih😊😊😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Khansa
Teen FictionSiapa sangka seorang Khansa, primadona SMAN Harapan Bangsa yang sering bergonta- ganti pacar hanya untuk kesenangan belaka pernah menderita karena seorang laki-laki yang ia cintai di masa lalu. Bahkan bohong sekali bila Khansa mengatakan perasaan it...