Khansa pov
"Baik, sebelum ibu memulai pelajaran pada hari ini, ibu mau memberi tahu sesuatu kepada kalian semua. Salah satu teman kalian, Khansa, dia akan pindah sekolah. Dan hari ini adalah hari terakhir nya bersekolah di SMAN Harapan Bangsa. Nah, maka dari itu, nak khansa kemari! Kamu harus berpamitan kepada teman-temanmu"
Seketika suasana kelas berubah menjadi riuh. Akupun langsung berdiri menuju ke depan kelas sesuai dengan perintah bu Ani yang merupakan wali kelas 11 MIPA 4 sekaligus guru biologi.
Seharusnya Shinta ada disini. Pasti dia akan histeris mengetahui kabarku yang benar-benar akan pindah sekolah. Tapi sayang, dia sedang izin tidak masuk sekolah hari ini.
"Baik teman-temanku semua. Jadi...", baru saja aku megeluarkan sepatah duapatah kata, tiba-tiba salah satu siswa yang duduk dibelakang menyahut
"Oy Khansa!! Liat nih Roby, dia galau lu mau pindah sekolah. Astaga!!",
kemudian cowok dengan rambut botak itu menunjuk teman sebelahnya yang sedang membenamkan wajahnya diantara dua tangan.
Akupun cuma melongo, ihh lebay amat sih tu orang. Seketika satu kelas pun tertawa. Bu Ani yang menyaksikan hanya tersenyum dan menggeleng-gelengkan kepala.
"Sudah-sudah, harap tenang. Jangan mengulur-ngulur waktu ya. Masih banyak materi bab Jaringan Hewan yang belum ibu sampaikan setelah ini. Mari Khansa, lanjutkan.."
Istirahat pertama di kantin sekolah
"Yaampun ra demi apa lu!!!""Iya vin, Khansa mau pindah sekolah. Gwe dikasih tau ama anak kelasnya barusan."
"Nah kalau ginikan damai hidup kita, gak ada lagi cabe-cabean berkarat yang belagu kayak dia"
"Julukannya gitu amat Vin, saking bencinya. Whehe"
What??!! Apa aku nggak salah denger. Aku yang lagi asyik makan nggak nafsu seketika gara-gara 2 srintil di depan ku ini. Tiara dan Vina. Apa-apaan mereka, ngomongin aku dibelakang. Cih dasar munafik. Biasanya muji-uji lewat kolom komentar di setiap posthingan ku, tapi faktanya ngatain cabe berkarat.
"Eh Khansa, gimana nihh Geo nanyain tentang lu mulu. Pegel gwe jawabnya",
tiba tiba Clara menepuk bahuku dari samping dan membuat ku kaget seketika
"Hah?"
"Bengong aja ya lu ni. Ampe baksonya dingin lagi nggak di makan-makan. Ini, si Geo..."
"Owalah, udahlah biarin aja. Ketos genit gak usah diladenin. Harusnya lu sebagai anggota sekbid, kalau ada rapat-rapat gitu kritik pak ketosnya. Jangan suka genit. Gitu"
Akupun yang udah ngerti dengan jalan pembicaraan Clara, karena memang setiap hari dia selalu membahas Geo, Geo, dan Geo, langsung menanggapi secara spontan sembari menyeruput jus mangga yang telah ku pesan.
Eitss, satu lagi. Walaupun begitu, mataku tak pernah luput dari 2 srintil yang sedari tadi terus saja membicarakanku. Hmmm, itung-itung ngurangin dosa lha ya dighibahin orang mulu. Lumayan.
"Hillih, enggak ada sejarahnya seorang Geo genit ama cewek. Ada geh cewek-cewek yang sering caper ama dia. Lu aja yang beruntung digebet ama laki-laki berkelas semua."
"Apaan sih Clar. Udah lha, males gwe bahas pak ketos mulu. Bye"
Kemudian akupun beranjak dari kursi dan segera pergi dari kantin.
"Woyy Khansa, main ditinggal aja. Ini semua siapa yang bayar!!!"
7, Oktober, 2009
Kemarin adalah hari terakhirku sekolah di SMAN Harapan Bangsa. Nggak nyangka sekali mendapat respon luar biasa dari teman-teman, adkel, maupun kakel. Mulai dari bentuk surat, hadiah kenang-kenangan, coklat, buket bunga, dsb. Bahkan sampai ada yang bela-belain dateng ke rumah tadi malam hanya untuk menyampaikan salam perpisahannya. Siapa lagi kalau bukan Ezra. Fyuhh, rasanya berat untuk meninggalkan kenang-kenangan yang sudah aku rangkai di sekolah impian ku ini. Bagaimana ya kabarnya Shinta?, seharusnya dia udah tau mengenai perpindahanku karena di grup kelas rame sekali membahas tentang itu. Terutama alasanku pindah yang sampain saat ini masih ku rahasiakan. Entahlha...
"Khansaaa!!!"
"Iya bun. Bentar lagi"
Akupun langsung menyudahi aktivias menulisku di buku harian dan segera bergegas ke lantai bawah dengan menggendong ransel.
Ini adalah hari pertama ku sekolah di sekolah yang baru. Jaraknya yang lumayan jauh, membuatku harus lebih pagi berangkat agar tidak terlambat.
Menyusahkan memang, pfttt-_-"Khansa, Di makan sarapannya kalau udah nyampe di sekolah. O iya Jangan nakal, jangan bandel, jangan suka ngaret sholatnya, jangan males tilawah yaaa. Disana teman-teman kamu beda ama di negri lho"
"Iyasih bun. Kayak Khansa nggak pernah sekolah di sekolah islam aja."
Begitulha bunda setiap pagi menjelang keberangkatanku ke sekolah. Selalu ada aja petuah yang harus aku ingat dan ku laksanakan.
Setelah selesai mengikat tali sepatu, akupun mencium tangan bunda dan segera bergegas menuju mobil yang siap disetir oleh supir pribadi rumah kami.
"Khansa berangkat dulu bun. Assalamualaikum..."
"Wa'alaikumussalam. Jangan lupa yaa pesan bunda tadi!"
JANGAN LUPA VOTE DAN TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN DISINI YA TEMAN-TEMAN.
TERIMAKASIH😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Khansa
Teen FictionSiapa sangka seorang Khansa, primadona SMAN Harapan Bangsa yang sering bergonta- ganti pacar hanya untuk kesenangan belaka pernah menderita karena seorang laki-laki yang ia cintai di masa lalu. Bahkan bohong sekali bila Khansa mengatakan perasaan it...