Siapa sangka seorang Khansa, primadona SMAN Harapan Bangsa yang sering bergonta- ganti pacar hanya untuk kesenangan belaka pernah menderita karena seorang laki-laki yang ia cintai di masa lalu. Bahkan bohong sekali bila Khansa mengatakan perasaan it...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siapa yang tidak tahu dengan salah satu sekolah di kawasan Bandung yang terkenal dengan kemewahannya ini, SMAIT Badiuzzaman. Sekolah yang disegani dan menjadi pelopor lahirnya generasi islami yang berkualitas. Walaupun berbasis islami, siswa-siswi nya bukan seorang muslim/ah yang terkesan tertutup. Mereka adalah anak-anak orang kaya, berprestasi, dan stylish dengan tetap menjaga aurat mereka. Apalagi kaum lelakinya yang selalu dipuja puja perempuan seantero sekolah di Bandung.
Khansa pov
"Non, udah nyampe. Non Khansa? Non?, astaga nona bangun. Malah ketiduran bagaimana ceritanya atuh"
Iniii ni akibat sekolah kejauhan, dibawa tidur pun jadi. Sumpah deh jujur aku gelagapan pas dibangunin pak Bambang-supir pribadiku- . Bagaimana enggak, lha lagi bahagia mimpi ketemu kucing ku yang 3 bulan lalu mati tiba-tiba dibangunin kan Sad.
Setelah aku selesai mengumpulkan nyawa dan membenarkan jilbab ku yang berantakan karena ketiduran tadi, akupun turun dari mobil dan melihat sekeliling.
Terlihat banyak sekali siswa-siswi berlalu lalang dengan seragam tertutup dan pandangan yang ditundukan. Yups, biasa lha ghazul bashar. Gini gini aku paham yeah.
"Yaudah non, bapak pamit undur diri. Ntar kalau sudah mau pulang, kabar-kabar seperti biasanya"
"Oo iya pak. Siap!!!"
Saking aku memperhatikan pemandangan di sekitar, aku terlupa bahwa pak Bambang masih ada disini.
Setelah ia pergi, akupun mulai berjalan menuju ruang guru. Kata bunda tadi, kalau udah nyampai di sekolah ke ruang guru dulu untuk meminta konfirmasi mengenai kelas yang akan aku tempati.
Setelah sampai di depan ruang guru, aku pun tanpa ragu-ragu mengucapkan salam
"Assalamualaikum.."
"Wa'alaikumussalam"
jawab salah satu guru wanita yang masih terbilang muda dan kemudian menghampiriku. Tampaknya ia memang tengah menanti kehadiranku.
"Kamu murid baru yang namanya Khansa Adzkia kan?,"
"iya buk, eh maaf Ustadzah ", astaga malu amat aku, kebiasaan sekolah di negri manggilnya ibu ama bapak guru siih.
