Sedangkan Vanilla menatap Adit dengan raut tak terbaca. entah ini keberuntungan untuk dirinya atau mungkin....
******
"Bagus kalau gitu, adek ipar sama kakak ipar udah saling kenal" Raya yang sedang duduk di sebelah Ana menyeletuk, membuat pipi Ana memerah seperti kepiting rebus.
"Tante bisa ae" Thomas menatap Angel yang masih saja memasang wajah masam.
"Hehehe iya ma" Gian hanya terkekeh, senang kalau mama nya ternyata menyukai kekasih nya.
"Ternyata dunia emang sempit ya bang" Gian menatap Adit yang masih berdiri dengan raut tak terbaca.
Ceklek
Tiba-tiba seorang suster datang dengan membawa troli makanan."Permisi ini saat nya pasien makan buk" suster itu tersenyum ramah.
"Ooh iya sus" Raya segera mengambil troli yang berisi bubur itu.
Setelah menyerah kan troli itu, suster pun meninggalkan kamar Gian,"Na suapin Gian gih" Mama Raya menyerah kan bubur itu ke tangan Ana, membuat orang-orang di dalam kamar serempak menggoda Gian dan Ana.
"Cieeee, yang di suapin pacar nih" Celetukan itu berasal dari Axel yang dari tadi sibuk main game tanpa memperhatikan Desy yang sejak tadi nyender-nyender di lengan kekar nya, minta di perhatikan.
Sedangkan Adit hanya tersenyum kecil, lalu segera keluar.
"mau kemana bang" Tanya Angga menghentikan langkah lebar Adit.
"Pergi nyari angin bentar " Adit berlalu,
"Angin kok di cari" celetuk Axel, membuat Adit hanya mendegus dan berlalu keluar.
Vanilla dengan segera mengejar Adit yang sudah keluar.
"Eh kemana kak?" Tanya Sintia yang mulai akrab dengan Vanilla.
"Nyari angin" Setelah mengatakan kalimat itu Vanilla ngacir keluar menyusul Adit.
"Ternyata lo di sini"
Celetukan itu Adit dengar dari arah belakang, tanpa melihat pun Adit sudah tau kali itu pasti sahabat ter bawel nya, Vanilla."Ngapain lo ikutin gue" Tanya Adit yang saat ini berdiri melihat kota Jakarta di atas ketinggian. Memang sekarang mereka berada di Rooftoop Rumah sakit.
"Gue ikutin lo, karna takut lo bakal bunuh diri setelah mendengar kenyataan tentang Ana" Vanilla berbicara dengan dramatis.
Membuat Adit terkekeh dan merangkul Vanilla yang berdiri di sebelah nya."Gue gak bodoh buat lakuin hal itu, bunuh diri cuman di lakuin sama orang yang gak percaya tuhan. " Adit memandang Vanilla dalam, membuat Vanilla gugup karna di tatap sedalam itu oleh Adit.
"Lo ikhlas dit" Tanya Vanilla yang saat ini menetralisir rasa gugup nya dengan melihat kendaraan yang berlalu lalang di bawah sana.
"Harus, lagian Ana sama Gian juga udah jadian kan jadi gue gak punya hak buat larang Ana "
Adit tersenyum tipis, Ia harus ikhlas melepas kan orang yang tak mungkin bisa ia miliki."Dit, coba deh lo hitung berapa banyak mobil warna merah di bawah sana"
Vanilla melihat kendaraan dari atas sini dan menunjukkan dengan dagu nya kepada Adit."Hmmm yuk hitung" Adit terkekeh, lebih tepatnya mereka berdua terkekeh Vanilla menatap Adit saat ini, meskipun Vanilla tidak bisa memiliki Adit tapi Vanilla tetap senang dengan cinta sendirian nya.
💕💕💕
Setelah bertemu dengan Angga, Lisa belum juga beranjak dari kafe ini, Ia masih setia duduk sendiri di temani gedget nya, setelah menghabiskan steak nya dan segelas lemon tea Lisa bergegas bangkit ingin pulang,
Sibuk dengan handphone nya, Lisa tidak melihat jalan keluar."Eh sepupu tersayang gue"
Lisa mendongkak dan mendapati Putri dengan Antek-antek nya yang berdiri di depan nya,
Tak mau meladeni mereka, Lisa segera berlalu."Mau kemana lo" Putri menahan lengan Lisa.
"Bukan urusan lo" Lisa melepas kan tangan putri yang memegang tangan nya erat.
"Terserah lo, tapi gue mau lo jauhin Gian" Putri menatap Lisa tajam.
"Gue gak pernah deketin Gian"
Putri terkekeh di ikuti yang lain nya. " Lo pikir gue bodoh, lo sengaja kan deketin Ana biar lo juga bisa deketin Gian kan"
"Gue gak kaya lo, yang ambisius rela ngejebak sepupunya sendiri demi dapetin cowok yang jelas-jelas gak pernah suka sama dia"
Kini giliran Lisa yang tersenyum mengejek lalu berlalu pergi keluar dari kafe, Putri menahan emosi nya saat Lisa secara terang-terangan menghina nya di depan teman-teman nya.
"Awas lo" Putri bergumam.💕💕💕
"Yan makan ya"
Gian mengangguk saat Ana menyodorkan se sendok bubur yang tadi di bawa kan suster, mereka hanya berdua di ruangan ini, Yang lain nya sedang pergi untuk makan di kantin rumah sakit, sedangkan Raya mama nya Gian pergi pulang untuk mengambil keperluan Gian untuk malam ini, karna Gian akan di rawat selama dua hari.
Adit dan Vanilla pun belum kembali sedari keluar tadi."Yan maafin aku ya" Ana dengan telaten menyuapi Gian.
"Buat apa?" Tanya Gian setelah menelan makanan nya.
"Karna aku keluar, pasti kamu kaget saat lihat aku ada pas tawuran itu" Ana memberi kan air mineral kepada Gian yang segera Gian minum.
"Sebenarnya iya, tapi rasa kesel aku kalah jauh sama kekawatiran aku terhadap keadaan kamu na" Gian menatap Ana yang sekarang tersenyum malu, pipi nya pun sudah memerah mendengar kata-kata manis dari Gian
"Cieee yang blushing" Gian mengoda Ana, membuat Ana dengan segera menutupi pipinya dengan tangan, yang saat ini tampak lebih merah.
"kamu mah bisa aja gombal nya" Ana langsung memukul Gian bertubi-tubi, membuat Gian meringis menahan sakit.
"Sakit na aduh"
Ana yang mendengar kan nada kesakitan itu langsung dengan cepat memeriksa tangan Gian yang menjadi sasaran pukulan nya."Ini yan" Ana mengusap lengan Gian, saat mendapati Gian mengangguk.
"iya na, ini juga yang ini juga"
Gian menunjuk semua bagian badan nya sambil terkekeh dalam diam.
membuat Ana mendegus karna sadar telah di bohongi oleh Gian."Kamu bohongin aku ya?" Ana dengan cepat melepaskan tangan nya,
"Enggak kok" Gian kembali mengambil tangan Ana dan meletakkan di atas perut nya.
"Kam---"
Perkataan Gian terpotong saat mendengar suara ribut di luar kamar nya, seperti nya Gian kenal dengan suara itu.Bersambung.....
Jangan lupa vote and komen guys😉👍
Maklumi typo😂😢
Ketjup manjhaaaa dari istrinya JUNGKOOK wkwkwk😂💕💗🙈
Ririn Marsellia
🍌🍌🍌
KAMU SEDANG MEMBACA
GIANA
Teen FictionCover by @Alfyah Direvisi setelah tamat Gian pradipto morgan. Mungkin kalian akan berpikir 2 kali untuk berurusan dengan sang most wanted Sma bina bangsa ini Ganteng? jangan di tanya. Pinter? banget, Bahkan Memiliki IQ di atas rata-rata. Tajir d...