Semilir angin yang berhembus mengibaskan rambut hitam legam seorang gadis berparas cantik yang sedang berjalan di keramaian. Dengan langkah yang mantap ia berjalan seorang diri menerpa musim semi. Hari ini, ia kembali bangkit. Bangkit dari sebuah rasa Sakit yang menghatam dirinya.
Ia menatap gedung pencakar langit ini dengan hati yang mantap.
"Silahkan kau memperkanalkan diri".Sembari membaca CV gadis itu. "perkenalkan saya Ilunadira, bapak bisa panggil saya Luna. Saya pikir bapak bisa mengetahui diri saya lewat cv yang bapak baca."kata nya percaya diri. Menarik. Satu kata itu lah yang tersimpul dari seorang CEO muda nan tampan ini.
"Apa tujuan mu untuk bekerja di perusahaan saya?"
"Karna saya butuh duit?" katanya sedikit ragu. Tidak mungkin kan dirinya mengatakan niat nya yang sesungguhnya.
CEO muda ini hanya bisa tersenyum singkat. "jujur sekali gadis ini" pikirnya.
"Baiklah anda bisa keluar dan tunggu informasi selanjutnya" kata sang CEO. Mereka berjabat tangan dan entah mengapa Daniel sang CEO enggan untuk melepaskan jabatan tangan mereka. "hangat dan nyaman" pikirnya. Saat Luna melepaskan jabatan mereka entah kenapa Daniel sangat enggan untuk melepaskannya.
"Saya berharap bapak menerima saya untuk bekerja di perusahaan ini" kata Luna dan di akhiri dengan senyuman nya yang sangat cantik.
***
'selamat, anda diterima bekerja di perusahaan kami, IT Company. Silahkan datang ke perusahaan besok dan temui manager departemen pemasaran.'
Itu lah isi pesan singkat yang Luna terima dari. Mata nya berbinar saat membaca isi pesan tersebut. Ia sedikit tidak menduga bahwa ia bisa di terima di perusahaan tersebut. Itu artinya rencana balas dendamnya pun akan di mulai. Senyuman jahat dari bibir mungilnya terbit saat mengingat balas dendamnya.
***
'Selamat pagi Pak Daniel' semua pegawai membungkuk hormat saat sang CEO melewati mereka yang ia balas dengan senyum kecil se adanya.Luna dan Daniel bersebelahan karena lift Daniel dan para pegawai berbeda. Daniel memasuki lift duluan dan tatapan Luna tak pernah lepas dari Daniel. Lelaki itu menyadirinya, tetapi ia berpura-pura acuh. Padahal dihati kecilnya bertanya- tanya kenapa tatapan Luna sangat dalam dan sdikit,, terlihat sedih... Tetapi kenapa Luna menatapnya dengan kesedihan apakah dulu ia pernah menyakiti Luna sebelumnya? Tetapi kenapa ia tak ingat, apakah Luna salah satu mantan kekasih nya yang ia campakkan?. Entah lah, ia pun pusing dengan pikiran yang berkecamuk.
"perkenalkan saya Ilunadira, kalian bisa memanggil saya Luna, saya berharap bisa bekerjasama dengan kalian dengan baik, terimakasih" kata Luna memperkenalkan diri kepada semua tim nya dan sedikit membungkuk hormat.
"Hai Lun, aku Ryan. Senang berkenalan dengan mu"
"hai ryan, aku juga senang berkenalan dengan mu" jawab Luna dengan senyuman."jangan mau berteman dengan lelaki playboy ini lun" kata Hyuna, teman kerja Luna yang duduknya bersebelahan dengannya.
"Jangan cemburu nona manis"
"Siapa yang cemburu? Percaya diri sekali kau Ryan."
Pertengkaran kecil mereka sangat lucu membuat Luna tersenyum.
"Woaah, senyum mu benar- benar cantik Lun" kata ryan takjub. Memang benar senyuman Luna sangat cantik dan Ryan tidak berbohong.
***
Di dalam ruangan nya, CEO tampan ini mondar mandir sedari tadi seperti orang gila karena memikirkan bagaimana caranya bisa berkenalan dengan Luna."Sialan kenapa aku seperti ini" kata Daniel kesal dengan dirinya sendiri. Tatapan sedih yang Luna berikan padanya sungguh membuat Daniel terjebak di dalamnya, manik mata itu seolah menariknya begitu dalam.
Tok tok tok...
"masuk"
"setelah jam makan siang, tim pemasaran ingin presentase tentang rancangan pasar produk baru kita pak, dan setelah itu jadwal anda kosong untuk hari ini" kara sang sekretaris."Baiklah, kamu bisa keluar sekarang"
Seulas senyum terbit di bibirnya. Tim pemasaran, berarti gadis itu akan ikut hadir rapat, dia melupakan bahwa tim pemasaran sejalur dengannya.
"Bawa berkas- berkas ini ke ruang rapat, sebentar lagi kita akan rapat dengan direktur" Luna menatap ngeri tumpukan berkas yang diberikan managernya. Bukannya ia tak ingin membawanya, tetapi berkas ini sangat banyak dan gadis ini membawa seorang diri.
"aaahhh, ruangannya kenapa jauh sekali"
Braaakk... Karna tumpukan berkas itu sedikit menghalangi penglihatan Luna membuat dirinya menabrak seseorang.
"Maaf pak saya benar- benar tidak sengaja" sesal Luna sembari membereskan berkas tersebut dan dibantu oleh orang yang ia tabrak. Saat ia menengadah ke atas melihat siapa dan betapa terkejudnya Luna saat menyadari siapa yang ia tabrak.
Tatapan nya sangat intens, tajam, dan dalam hingga nyali Luna sedikit menciut.
TBC
Siapa hayooo yang Luna tabraak... Wkwkwk
Hai readers ^^ jangan lupa like n comment yaaaa ^^
Semoga kalian suka 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionTerkadang, cinta mu yang begitu tulus membuat ku merasa bersalah dan merasakan sakitnya sebuah cinta dalam waktu yang bersamaan. ~sorry